Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

rafa.alfurqanAvatar border
TS
rafa.alfurqan
[SERIES] PACARKU KEREN ep 2
3
Indonesia dan Awal Mula Takdirku

Aku kembali ke Indonesia saat umurku 17 tahun, pada awalnya aku bersama ayah dan ibuku tinggal di jakarta. Persiapan untuk masuk sekolahku pun hampir selesai sehingga aku mulai bisa sekolah di Jakarta. Tetapi takdir berkata lain, takdir itu mulai menuntunku bertemu dengan dirinya secara ajaib.


Kakekku meninggal.


Ayah dari ayahku yang bertempat tinggal di Banjarmasin, meninggal dunia. Karena itulah kami bertiga langsung bertolak ke Banjarmasin. Hampir seminggu setelah meninggalnya kakekku, ayahku berniat membawa kami semua kembali ke Jakarta.


Namun sayangnya nenekku menolaknya.


“Aku kada mau ke Jakarta!” (aku gak mau ke Jakarta) tolak nenekku tegas dengan bahasa daerah banjar.


“Kada? Kada itu apa bun?” tanyaku ke bunda. Namun bundaku memintaku diam karena saat itu ayah sedang berdebat dengan nenek.


“Terus pian maunya kaya apa? Ulun ada gawian di Jakarta.” (terus mau ibu gimana? saya ada kerjaan di Jakarta) balas ayahku.


“Ya sudah kam aja sana yang tulak sorangan ke Jakarta, aku disini aja kada papa” (ya udah kamu aja yang balik ke Jakarta, aku gak papa disini) jawab nenek lagi.


“Siapa yang jagai pian kalau pian sorangan disini?” (siapa yang menjaga ibu kalau sendirian disini?) balas ayah.


“Kada papa, aku bisa aja sorangan. Kam urusi gawian kam aja” (gak papa, aku bisa sendiri, kamu urus kerjaan kamu aja) nenekku tetap tegas menolak.


Melihat perdebatan yang tidak ada ujungnya, bunda kemudian memberi solusi.


“Ayah, kalau gitu biar bunda sama Joan aja yang tinggal di sini”


“Joan biar sekolah di sini, toh cuma satu tahun nanti setelah sekolahnya selesai terserah Joan mau kuliah dimana”


“Tapi sementara selama setahun ini, biar bunda dan Joan tinggal disini jagain nenek”


Ayah terdiam mendengar saran dari bunda.


“Ibu, ibu gak papa kalau Dian sama Joan tinggal di sini?” tanya bunda sekarang ke nenek.


“Ya kada papa, bagus lagi kalau buhan kam mau di sini” (ya gak papa, bagus kalau kalian mau tinggal di sini)


“Aku ada kawan jua kan” (aku jadi ada temen) ucap nenek sambil melihat ke arah ayahku.


Ayah menghela nafas setelah melihat nenek.


“Joan, kamu mau tinggal di Banjar (Banjarmasin)?”


“Kamu mau sekolah di sini?” tanya ayah tiba-tiba padaku.


Bunda dan nenekku sekarang memandangku bersamaan. Aku merasa tiba-tiba menjadi solusi penting dari masalah ini.


“Sekolah di sini bagus-bagus kok, kalau mau di Banjarbaru jua kada papa”


“Masih bisa bolak-balik ke Banjar. Sekolah wadah abah kam bahari Joan” nenekku sekarang mencoba merayuku.


“Sekolah wadah abah bahari?” tanyaku bingung.


“Sekolah SMA tempat ayah dulu, di Banjarbaru” jawab ayah.


“Jadi kamu mau gimana Joan?” tanya ibuku.


“Kalau kamu masih mau sekolah di Jakarta, gak papa sayang”


“Biar bunda aja yang tinggal di sini, kamu sama ayah di Jakarta” ucap bunda mencoba mengurangi bebanku.


“Hmmm…” aku bingung.


“Joan gak mau pisah sama ayah, tapi Joan juga gak bisa jauh dari bunda”


“Joan juga kasian nenek sendirian di sini” ucapku.


“Terus maunya Joan gimana?” tanya ayah.


“Ayah, maafin Joan ya?”


“Joan di sini aja sama bunda dan nenek” ucapku pada ayah.


Ayah lagi-lagi menghela nafasnya.


“Ya udah, Joan sama bunda tinggal di sini dulu aja ya”


“Nanti ayah kalau bisa cuti, jengukin Joan sama nenek ke sini lagi”


“Tapi Joan, saran dari ayah. Kalau memang mau menyelesaikan sekolah SMA kamu disini gak papa”


“Tapi untuk kuliah nanti, coba pikirin lagi ya? Masih banyak kampus yang bagus-bagus di luar Kalimantan” ucap ayah menasihatiku.


“Iya ayah” jawabku.


Memilih tinggal di Banjarmasin bersama bunda dan nenekku membuatku sangat sibuk. Masa-masa masuk sekolah tinggal satu minggu, selain harus memulai menyiapkan kembali dari awal untuk urusan registrasi dan segala macam.


Dan pada akhirnya pilihan yang mau tidak mau aku ambil adalah sekolah di tempat ayahku dulu.


“Gimana ayah, masih bisa gak ya Joan ngurus sekolahnya di sini?”


“Bunda gak mikir panjang lagi soalnya tadi” ucap bunda sambil meminta maaf pada ayah.


“Joan mau sekolah di tempat ayah sekolah dulu?” tanya ayah padaku.


“Yang katanya di Banjarbaru itu? Jauh gak dari sini yah?” tanyaku balik.


“Lumayan sih, paling lama 45 menit. Tapi nanti bunda yang antar-jemput kamu”


“Kamu gak boleh ngekos, itu aja syarat dari ayah”


“Kam jua bahari ngekos di sana!?” (kamu dulu juga ngekos di sana) nenekku tiba-tiba ikut diskusi.


“Kan aku laki-laki bu”


“Beda sama Joan, apalagi Joan belum pernah jauh dari aku sama bundanya” jawab ayah yang bersikeras agar aku tidak ngekos di sana.


“Iya iya, aku gak ngekos. Tapi emang masih bisa kalau aku sekolah di sana?” aku mencoba membawa kami kembali masuk ke dalam topik yang sedang didiskusikan.


“Kayanya sih masih bisa, soalnya temen ayah ada yang kerja di sana”


“Nanti ayah coba minta bantuan dia ya”


4
Sekolah Baru dan Pak Har


Aku akhirnya tiba di tempat sekolah ayahku dulu.


Setelah beberapa hari yang lalu, ayah membawaku kemari untuk bertemu dengan temannya dan agar aku dapat melihat sekolahnya terlebih dahulu. Jika bisa kuceritakan sedikit, sekolahku ini letaknya cukup strategis di kawasan Banjarbaru.


Tidak jauh dari sekolahku ada lapangan murjani atau mungkin biasa dikenal dengan alun-alun kota. Tepat di seberangnya adalah kantor Balai Kota. Ada juga lapangan sepak bola, yang di mana setiap jam pelajaran olahraga, kami selalu diminta berkeliling lapangan sepak bola sebanyak 2 kali sebagai bagian dari pemanasan.


Selain itu, di dekat lapangan juga sudah banyak warung-warung yang menyediakan berbagai macam makanan. Meskipun sekolah kami bukan di Banjarmasin, tetapi sekolah kami merupakan salah satu sekolah favorit yang diminati banyak orang. Sehingga tidak sedikit murid-murid sekolah kami yang berdomisili asal dari Provinsi lain.


Jam pelajaran sekolah kami dimulai dari pukul 07.30 sampai dengan pukul 16.00 yang mana kami memiliki waktu 2 kali istirahat setiap harinya. Karena itulah aku baru paham kenapa ayah dulu harus menyewa kos selama 3 tahun beliau sekolah di sini. Selain repot dengan bolak-baliknya perjalanan dari Banjarbaru-Banjarmasin, kegiatan ekstrakulikuler ataupun jam pelajaran tambahan yang semakin banyak menjelang masa-masa Ujian Nasional yang mengharuskan kami berada di sekolah sampai pukul 18.00.     


Dan hari ini adalah hari pertama aku masuk sekolah, menjadi pelajar yang resmi, dan hari pertama yang cukup indah karena aku terlambat.


“Joan, periksa dulu ada gak yang ketinggalan?” ucap bunda yang sekarang mengantar dan menjemputku ke sekolah.


“Aman kayanya bun, udah ya bun aku udah telat nih” balasku tergesa-gesa.


“Ya udah hati-hati ya sayang, nanti bunda tungguin di sini jam 4 sore yaa!?” teriak bunda kepadaku yang sudah keluar dari mobil.


“Iya, bunda hati-hati di jalan” teriakku dari jauh.




“Aduh” ucapku setelah menabrak seseorang setelah berlari secepat yang aku bisa agar tidak telat masuk ke dalam kelas.


“Ssssttt!” balasnya setelah menengok ke arahku.


Dia adalah orang yang tidak sengaja aku tabrak dari belakang. Posisi kelasku memang mengharuskan kami belok kiri karena letaknya yang letterL. Karena aku yang buru-buru kemudian belok kiri dengan tidak hati-hati sehingga menabrak salah satu cowok yang sedang menunggu pintu kelas dibukakan oleh guru yang sudah berada di dalam.


Iya, aku terlambat masuk kelas bersama dua orang cowok ini.


“Mau nyari siapa mas?” ucap guru kepada cowok yang aku tabrak itu setelah membuka pintu kelas.


“Mau ikut belajar pak” balas cowok yang kutabrak itu.


“Kalau boleh pak” timpalnya lagi.


“Kamu gak boleh, udah selesai absenin tadi saya”


“Kalau dia boleh masuk” ucap guru itu lagi setelah melihat cowok lain yang ada di depannya.


“Lha masa dia boleh, saya enggak pak?” protes cowok yang kutabrak tadi.


“Kamu siapa?” tanpa menjawab cowok itu sang guru langsung bertanya padaku setelah menyadari kehadiranku.


“Ah saya…”


“Oh kamu anak baru yang itu ya?” ucap guru itu lagi memotong jawabanku.


Kedua cowok itu perhatiannya kemudian teralihkan padaku.


“Anak baru?” ucap cowok itu kepada temannya yang ada di sampingnya.


“Anak baru darimana pak?” tanyanya lagi kemudian kepada guru.


“Dari rumahnya!”


“Terus kamu darimana?” jawab guru itu.


“Saya habis nganterin dia ke UKS pak”


“Beneran, tanya aja ke dia Pak” ucapnya membela diri.


Terdiam sebentar, guru itu pun kemudian bertanya kepada temannya.


“Udah sarapan?” tanya beliau kepada temannya.


“Udah pak”


“Dimana?”


“Kantin pak”


“Kapan?”


“Ta...”


“Tadi di rumahnya pak” belum selesai temannya menjawab, cowok itu langsung menjawab pertanyaan guru.


Guru itu menghela nafas.


“Kamu iku lho, haruse pinter belajar bukan pinter ngapusi za za” (kamu itu lho, harusnya pintar belajar bukannya pintar berbohong).


“Dia itu gak pernah bisa bohong beda sama kamu”


“Ah ya sudah kalian masuk, beruntung kamu ada anak baru ya za”


“Siap pak!” jawab anak itu.




Sedikit yang perlu kuceritakan, guru tersebut adalah guru matematika di sekolahku. Nama lengkap beliau adalah Haryono, kelahiran Jawa Tengah dan sudah cukup lama menjadi pengajar di sekolahku. Pak Har, begitulah panggilan beliau oleh anak-anak. Guru yang tidak kaku pada anak muridnya dan guru yang terkenal paling galak.


Setiap menjelang jam pelajaran beliau, langkah kaki beliau yang sedang dalam perjalanan menuju kelas selalu bisa terdengar oleh kami. Memang seperti yang kubilang beliau adalah guru yang tidak kaku, dapat berbaur dengan murid-murid. Namun aura beliau langsung berubah ketika memberikan perintah untuk salah seorang murid untuk menjawab soal di papan tulis.


Momen-momen itu sampai sekarang masih menjadi salah satu momen yang tertulis tebal dalam ingatanku. Kenapa tidak? Salah seorang murid yang terpilih secara acak (semau hati beliau, hari ini berdasarkan tanggal lahir, besoknya berdasarkan bulan keberapa, besoknya lagi tanggal kelahiran pahlawan atau bahkan besoknya lagi berdasarkan tanggal lahir kucingnya) akan maju ke depan untuk menjawab soal yang sudah tertulis di papan tulis.


<<part 1>> 
Diubah oleh rafa.alfurqan 06-01-2021 07:22
bukhorigan
tien212700
tien212700 dan bukhorigan memberi reputasi
2
437
4
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.6KThread42.8KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.