Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

joeaikawaAvatar border
TS
joeaikawa
Corona Akhir Tahun dan Pendidikan Awal Tahun
emoticon-NyepiDi penghujung tahun rasanya banyak sekali fenomena-fenomena menarik di negeri ini. Mulai dari ekonomi, sosial, politik hingga pendidikan, di politik misalnya banyak sekali tindak korupsi terang-terangan terjadi. Munculah resuffle kabinet oleh pemerintah, terhadap beberapa menteri yang tersandung kasus dan mungkin kinerjanya masih kurang. Harapan untuk mendapatkan menteri yang benar-benar sesuai aspirasi rakyat Indonesia sangat di harapkanemoticon-Blue Guy Smile (S). Kita sebagai rakyat kecil tentunya tidak ingin menjadi obyek, dalam memutuskan suatu kebijakan letakkanlah sebagai subjek yang benar-benar sesuai asas demokrasi. Dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat yang benar-benar kekuasaan di tangan rakyat, seperti sejarahnya di Yunani pada abad ke 5 yaitu Demos orang dan Kratos kekuatan/kekuasaan. emoticon-Blue Guy Peace
emoticon-WinkNah untuk kali ini ane membahas isu terhangat mengenai pendidikan di Indoesia, persiapan demi persiapan untuk menuju pembelajaran tatap muka (PTM) telah dilakukan pemerintah. Skenario sedemikian rupa juga telah di uji cobakan sebelumnya. Rencana awal semester depan / genap akan dilakukan pembelajaran tatap mukaemoticon-Wowcantik. Menurut ane perlu kajian lagi yang lebih mendalam gansist. Lalu kajian seperti apa yang harus dilakukan melihat kasus covid-19 masih masif terjadi, meski pemerintah sudah memberikan lampu hijau untuk melakukan pembelajaran tatap muka. emoticon-Bingung

1. Untuk kelas rendah dan tinggi di sekolah dasar.
emoticon-GilaMenurut ane untuk kelas rendah sebaiknya fokus terhadap pembelajaran daring terlebih dahulu, tidak harus memaksakan untuk ikut tatap muka. Kelas rendah di dalamnya yaitu kelas 1 sampai kelas 3 sekolah dasar, sedangkan kelas tinggi yaitu kelas 4 sampai kelas 6. Ane lihat untuk anak dengan melakukan protokol kesehatan minimal sesuai anjuran pemerintah masih terlalu sulit. Terutama kelas rendah yaitu kelas 1, mereka belum merasakan pembelajaran tatap muka semenjak dari taman kanak-kanak. Jika sekali masuk harus mengikuti protokol kesehatan yang ketat rasanya masih sulit dan sebaiknya memang dirumah dalam pantauan orang tua masing-masing. Mereka biasanya untuk sekedar ke kamar kecil saja mau bilang ke Bapak/ Ibu gurunya masih malu-maluemoticon-Malu, bahkan tak jarang guru harus memanggil orang tuanya menjemput anaknya untuk ke sekolah. Karena anaknya buang air kecil/bahkan besar di dalam celana. Ayo gansist semua salah satu diantara itu tidak? emoticon-Ngakak

2. Angket pembelajaran tatap muka.
Sebagai orang tua pasti pernah disodorkan sebuah angket berupa kesediaan untuk pembelajaran tatap muka/masih dalam jaringan. Bagi orang tua jika belum mendapatkan angket tersebut tiba-tiba disuruh masuk oleh sekolah, alangkah sebaiknya menanyakan ke sekolah terkaitemoticon-Hansip. Prosedur yang dilakukan apakah sudah sesuai apa belum, minimal orang tua pernah diajak diskusi mengenai pembelajaran langsung seperti biasanya. Karena saat pembelajaran nanti diantaranya akan berisikan tata cara pembelajaran, durasi pembelajaran hingga kembali mendapatkan tugas rumah jika diperlukan. Dari pemerintah sendiri menskenariokan bahwa nanti pembelajaran berlangsung hanya 2 jam tanpa istirahatemoticon-Gila. Jumlah yang boleh masuk kelas sendiri hanya setengah. Jadi dalam 1 kelas nantinya akan ada dua shift kegiatan shift pagi dan agak siang, jika satu kelas berisi full yaitu 32-34 peserta didik.

3. Guru harus bekerja ekstra pengawasan.
Selain dituntut untuk menyampaikan materi pembelajaran supaya peserta didik mengerti, guru juga benar-benar memantau anak mulai dari masuk sekolah, kelas hingga nanti pulang rumahemoticon-Blue Guy Smile (S). Paling sulit itu menurut ane jika anak mengharuskan tidak bersentuhan baik dengan teman sebayanya atau dengan guru. Karena terbiasa melakukan kegiatan bebas berinteraksi ketika diharuskan untuk tidak bersentuhan masih asing dan sulit menurut aneemoticon-Blue Guy Bata (S). Satu minggu awal mungkin bisa terkondisikan setelahnya bisa jadi kembali ke semula ketika covid 19 belum ada. Nah di daerah ane sendiri yang notabene kedua orang tuanya pekerja, maka akan sulit pemantauanya saat anak akan pulang ke rumah. Siapa yang nanti akan menjemput, sebab mereka rata-rata menitipkan anaknya kepada kakek / nenek yang ada di rumah. Sebaiknya benar-benar dipantau dengan saksama, nah menurut ane pentingnya angket / koordinasi antara sekolah dengan orang tua salah satu diantaranya ini.

emoticon-Gila

4. Memberikan edukasi bahaya tentang covid 19.
Jika durasi waktu hanya 2 jam pembelajaran saja saat tatap muka, seorang pendidik tentunya tidak sepenuhnya untuk pembelajaran. Pengetahuan dan bahaya akan covid 19 sebaiknya benar-benar di sampaikan dengan bagus dan mudah dipahami peserta didik. Cara menanggulangi penyakit, gejala yang ditimbulkan hingga tanda-tanda seseorang dikatakan positif covid 19. Jadi diharapkan peserta didik menjadi bagian dari ujung tombak mengenai covid 19, bisa memberikan pengetahuan terhadap orang-orang yang ada di sekitar. emoticon-Sundul Up

5. Melakukan pemeriksaan setiap akhir pekan.
Nah untuk kali ini kita perlu kolaborasi dengan dinas kesehatan terdekat, misalnya dengan puskesmas bisa melakukan pengecekkan di awal pekan sekolahemoticon-Wowcantik. Setiap anak diperiksa satu persatu, jika ada peserta didik reaktif maka ditindaklanjuti yang semestinya. Saat memberikan pemahaman ke anak pun diharapkan dengan bahasa dan tutur kata sesuai dengan usianya. Tidak disamakan dengan orang dewasa supaya anak mentalnya tidak jatuh, belum lagi nanti ada bully dari teman-teman sekelasnyaemoticon-Wink. Oleh sebab itu peran aktif dan kolaboratif dengan berbagai pihak sangat diperlukan. Pembelajaran berlangsung, edukasi mengenai covid 19 juga tersampaikan. Mungkin ini bagian-bagian kecil yang menurut ane perlu disiapkan saat pembelajaran tatap muka berlangsung. emoticon-Metal

emoticon-Ngacir TubrukanOke gansist ane cukupkan sekian thread kali ini, dengan riuhnya pergantian menteri diharapkan tidak berpengaruh dengan dunia pendidikan. Bersyukur menteri pendidikan tidak kena resuffle, apa jadinya jika menteri diganti. Saat progam-progamnya akan berjalan, malah dinonaktifkan kinerjanya. Bukan menjadi barang yang tabu lagi jika menteri baru kebijakan baru pula. Jauh ke depan pemikiran ane sendiri berharap pendidikan di Indonesia ini tidak ada menteri, artinya berdiri independen sendiri tidak masuk dalam kabinet. Tau sendiri gansist selama pendidikan kita ini masih tercampuradukan dengan yang namanya politik, pendidikan kita ini tertinggal tidak hanya 100-200 tahun tapi bisa lebih. emoticon-Maaf AganAne mohon maaf jika ada tulisan ane ini ada unsur yang tidak berkenan, semua berharap suapaya covid 19 segera berlalu. Maju terus pendidikan di Indonesiaemoticon-I Love Indonesia, Guruku Sayang Guruku Malang#16





tien212700
richardus96
telah.ditipu
telah.ditipu dan 2 lainnya memberi reputasi
3
817
6
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
923.1KThread83.3KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.