Di akhir tahun 2020 ini dunia hiburan tanah air dikejutkan dengan adanya kabar salah satu seleberiti muda tanah air, Lesty Kejora, masuk lima besar wanita tercantik di dunia versi Top Beauty World. Publik tanah air pun gempar. Sayangnya ternyata akun yang mengumumkan Lesty Kejora menjadi perempuan tercantik nomor lima sejagad itu dinyatakan palsu oleh TC Candler dan akun twitter Top Beauty World menghilang.




Jika ternyata masuknya Lesty dalam lima wanita tercantik di dunia tersebut palsu atau hoaks, publik tanah air tidak perlu larut dalam kesedihan karena ada wanita lain yang juga menorehkan prestasi tingkat dunia. Wanita tersebut bernama Adi Utarini. Jika Lesti bergelut di bidang tarik suara, Adi Utarini bergelut dalam bidang akademisi, ilmu pengetahuan, dan penelitian. 




Tidak main-main Profesor Adi Utarini dinobatkan majalah Nature yang berbasis di Inggris sebagai satu dari sepuluh orang yang membantu membentuk ilmu pengetahuan di tahun 2020 atau Nature's 10. Lengkapnya Nature's 10: Ten People Who Helped Shape Science in 2020.




Kepastian tersebut bermula dari akun instagram Presiden Jokowi yang pada tanggal 20 Desember 2020 memposting kabar gembira karena ada dua ilmuwan Indonesia yang diakui dunia pada tahun 2020. Dua ilmuwan tersebut adalah Adi Utarini dan Tri Mumpuni. Adi Utarini masuk dalam Nature's 10, sedang Tri Mumpuni masuk dalam 22 Most Influental Muslim Scientist dalam daftar The 500 Most Influental Muslims dari Royal Strategic Studies Centre yang berpusat di Amman, Jordania.

Penghargaan kepada Profesor Adi Utarini ini sama sekali bukanlah hoaks. Pada laman Nature.com Sang Komandan Nyamuk (Mosquito Comander), demikian Nature menyebutnya, benar-benar masuk dafar Nature 10 dengan sembilan tokoh yang lain dari berbagai negara dan berbagai fokus seperti Tedros Adhanom Ghebreyesus, Verena Mohaupt, Gonzalo Moratorio, Kathrin Jansen, Zhang Yongzhen, Chanda Prescod-Weinstein, Li Lanjuan, Jacinda Adern, dan Anthony Fauci.

Profesor Adi Utarini masuk urutan ke empat dari 10 tokoh yang membantu membentuk ilmu pengetahuan di 2020 versi Nature. Di saat Covid-19 menyapu dunia, Adi Utarini fokus pada perjuangan infeksi mematikan yang lain, demam berdarah. Majalah nature menyebutkan demam berdarah menyerang hingga 400 juta orang di dunia setiap tahun.

Nature juga menyebutkan bahwa Prof Adi Utarini dan teamnya telah berhasil mengurangi kasus demam berdarah sebanyak 77 persen di berbagai kota di Indonesia. Cara yang digunanakan adalah dengan melepaskan nyamuk yang telah dimodifikasi untuk memutus transmisi virus.

Teknik yang dipakai dalam memerangi demam berdarah oleh Profesor Utarini ini adalah dengan menyemaikan nyamuk Aedes Aegepty yang menjadi transmisi virus demam berdarah, Zika dan Chikungunya dengan bakteri Wolbacia. Bakteri tersebut menundukkan virus dan mencegah nyamuk menularkannya kemanusia. 

Telur-telur dari nyamuk yang telah dimodifikasi dengan bakteri Wolbacia tersebut kemudian disebarkan ke penjuru kota dan rumah-rumah penduduk. Percobaan di Australia dan Vietnam telah mendapatkan hasil yang menggiurkan. 

Prestasi yang benar-benar luar biasa dan diakui dunia. Semoga menginspirasi yang lainnya...I] 

Referensi:
1. https://www.nature.com/immersive/d41586-020-03435-6/index.html

2. https://kumparan.com/kumparannews/mengenal-2-ilmuwan-ri-adi-utarini-dan-tri-mumpuni-yang-diakui-dunia-1uokFPAdNx3/full