Hai hai Agan dan Sista, piye kabare? Moga selalu sehat dan bahagia

Selama pandemi, ruang gerak dibatasi, bagi yang hobi traveling mungkin ini salah satu cobaan di tahun 2020. Hampir setahun menahan diri tidak kemana-mana, demi menjaga diri dari serangan dan menyebarnya virus corona.

Untungnya rasa tersebut bisa sedikit terobati dengan diadakannya COC Traveller Kaskus, paling enggak ane bisa jalan-jalan online dulu untuk saat ini.

Berhubung domisili ane di Jepara, Jawa Tengah, ane mau kasih bocoran tempat yang beberapa tahun ini lagi nge-hits di Jepara. Dulunya hanya penduduk sekitaran saja yang datang berkunjung ke desa ini. Sekarang kawasan ini selalu ramai pengunjung, bahkan dari luar kota. Oleh sebab itu, Desa Tempur Bejagan yang terletak di desa Keling, Jepara, akhir-akhir ini mulai berbenah untuk mempercantik diri.

Perjalanan menuju tempat wisata sudah bisa dilewati dengan mulus, dalam artian jalanan sudah ber-aspal bukan bebatuan apalagi tanah merah. Desa Tempur merupakan desa tersembunyi yang diapit oleh 7 gunung kecil yang masih termasuk dalam pegunungan Muria.

Sepanjang jalan, mata Agan dan Sista akan dimanjakan oleh pepohonan dan deretan persawahan yang bikin hati adem.


Kebanyakan tetangga ane ke Desa Tempur menggunakan mobil pick up, tujuannya selain bisa merasakan tamparan angin yang syahdu sekaligus dapat menampung lebih banyak anggota keluarga. Buat yang mabuk darat, kendaraan tersebut adalah surga, karena mereka yang mabuk darat bisa bernapas lega dari siksaan rasa mabuk.

Saatnya jeguranalias bermain air di Kali Tempur dengan pemandangan alam yang Masyaallah
Tetangga ane biasanya memang membawa bekal makan dan minum dari rumah, GanSist. Dulu penjual makanan dan minuman belum, kalo sekarang sudah banyak berdiri warung kopi dan kafe-kafe di sekitaran Desa Tempur.

Di Desa Tempur ini juga terdapat Candi yang usianya lebih tua dari Candi Borobudur, loh, GanSist, namanya Candi Bubrah. Selain Candi Bubrah, Agan dan Sista juga bisa mengunjungi Candi Angin.

Jangan lewatkan menikmati secangkir kopi andalan Desa Tempur, GanSist. Menikmati kopi dengan pemandangan sak kebon kopine di alam bebas dengan latar pegunungan Muria.

Bagi pecinta kopi luwak, nggak perlu jauh-jauh untuk menikmatinya, karena di Desa Tempur juga punya kopi luwak andalan. Kalo ane pribadi rasanya kok belum tega untuk menghirup apalagi meminumnya.

Buat pecinta kuliner, selain mendoan yang emang cocok banget buat cemilan di daerah berhawa sejuk, Agan dan Sista bisa mencoba pecel wader. Pecel wader ini gak jauh beda dengan pecel lele, yang membedakannya hanya jenis ikannya. Ikan wader biasanya hidup makmur di kali-kali. Ikan-ikan ini biasanya oleh warga setempat dijadikan ikan penghuni kolam penampungan air di rumah-rumah penduduk. Selain ikan ini daya tahan hidupnya tinggi juga sebagai pengusir jentik nyamuk alami.

Untuk harga makanan dan minuman masih terjangkau. Biasanya di tiap kafe atau warung kopi sudah tersedia menu berikut harganya. Seandainya belum tertera, alangkah lebih baiknya bertanya dulu. Ane pernah ngalamin kejadian nggak enak tentang masalah harga makanan di tempat wisata, bikin ilfeel!

Bagi Agan dan Sista yang memang menyukai alam bebas, Desa Tempur Jepara rekomended banget buat dikunjungi. Oiya, jika Agan dan Sista sudah memasuki Desa Tempur, maka akan dipastikan segala macam sinyal provider kesayangan GanSist seketika lenyap. Daerah ini masih sulit terjangkau sinyal.

Sekali-kali meninggalkan gemerlap dunia maya untuk fokus menikmati keindahan alam yang luar biasa. Untuk harga masuk ke lokasi masih freealias gratis, Agan dan Sista hanya perlu membayar biaya parkir kendaraan sebesar Rp. 5.000 saja.

Kapan waktu jika Agan dan Sista berkunjung ke Jepara, jangan lupa menyempatkan diri berwisata ke Desa Tempur Jepara

Sumber gambar : instagram @tempuradventure