Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

si.matamalaikatAvatar border
TS
si.matamalaikat
The "Big E", Kapal Induk Bertenaga Nuklir Pertama di Dunia Milik Paman Sam
Perang Dingin antara Amerika dan Uni Soviet memang selalu menarik untuk dibahas, terutama pada sisi alutsista. Semasa periode Perang Dingin, kedua negara berlomba menciptakan alutsista yang terbaik demi menjadi negara yang terkuat di dunia.

Bicara soal alutsista, kali ini TS ingin mengulas kapal induk bertenaga nuklir milik Paman Sam, kapal ini merupakan salah satu alutsista yang dibuat selama periode Perang Dingin. Kapal ini sekarang dalam proses pembongkaran karena sudah dipensiunkan, seperti biasa kita mulai pembahasan kali ini dari sejarahnya.


SEJARAH

Rencana pembangunan kapal sudah direncanakan sejak awal tahun 1950-an, kemudian pada tahun 1954 Kongres Amerika memberi izin untuk pembangunan kapal. Pembangunan kapal induk bertenaga nuklir ini mulai dilaksanakan pada 4 Februari 1958, di galangan kapal Newport News Shipbuilding (diakuisisi oleh Northrop Grumman Corporation pada tahun 2001).

Pada bulan September 1960, kapal ini pun resmi diluncurkan, hanya butuh waktu dua tahun untuk pembangunannya. Awalnya pihak Amerika ingin membangun 6 kapal induk bertenaga nuklir, namun untuk membangun sisa 5 kapal membutuhkan dana yang cukup besar, maka rencana tersebut dibatalkan. Biaya untuk membangun kapal ini mencapai US$ 451 juta saat itu, atau sekitar US$ 4,11 Miliar hari ini.

Kapal yang diberi nama USS Enterprise atau biasa disebut sebagai CVN-65 ini akhirnya sama sekali tidak memiliki saudara, menjadi satu-satunya kapal dikelas Enterprise. Kemudian memasuki tahun 1961 USS Enterprise resmi bertugas di Angkatan Laut Amerika, kapal induk ini juga dijuluki sebagai The "Big E" dikalangan personel U.S Navy.




Foto ilustrasi dari popularmechanics.com


Pelayaran perdananya dilakukan pada Januari 1962 dan kecepatannya melebihi 40 mil per jam selama uji coba awal. Kapal dilengkapi dengan empat elevator pesawat, empat ketapel bertenaga uap dan empat kabel penahan. Kapal ini pun bisa menampung sampai 90 pesawat untuk mendukung misinya.

Butuh 900 insinyur dan desainer galangan kapal untuk membuat kapal di atas kertas ditambah 800 perusahaan yang ikut memasok bahan konstruksi untuk kapal. Kapal yang juga diberi kode CVN-65 ini memiliki rancangan lambung kapal yang merupakan modifikasi dari kapal induk Forestall-Class, dengan bentuk dek penerbangan bersudut besar yang menonjol di sisi kiri serta bangunan atas di sebelah kanan.

Awalnya, Enterprise memiliki sedikit persenjataan untuk pertahanan. Kemudian pada akhir tahun 1967, kapal dilengkapi dengan instalasi sistem rudal pertahanan (BPDMS), dengan dua peluncur berisi delapan rudal Sea Sparrow. Peluncur BPDMS dipasang selama perbaikan kapal pada tahun 1970–1971.




Foto: wikipedia.org


Kapal bertenaga nuklir dipilih Amerika karena mampu menghasilkan tenaga yang lebih besar, mudah dalam perawatan, serta dengan penggunaan reaktor nuklir hanya membutuhkan sedikit ruang di dalam kapal. Selain itu kapal tidak perlu repot-repot kembali ke pelabuhan untuk mengisi bahan bakar atau melakukan pengisian melalui kapal tanker. Kapal nuklir Amerika ini bisa bertahan 15 tahun tanpa perlu mengisi bahan bakar.

Meski memiliki kelebihan, kapal bertenaga nuklir tetap memiliki kekurangan, salah satunya kapal tidak bisa bebas bersandar di pelabuhan suatu negara. Hal ini karena masih adanya ketakutan akan reaktor nuklir, masalah ini bisa mempersulit urusan logistik serta diplomasi.



Misi yang Dilakukan Serta Insiden Kecelakaan

Berbagai misi internasional sudah dilalui oleh kapal milik Paman Sam ini, tugas pertamanya adalah tahun 1962. Pada pertengahan tahun 1962, kapal dikirim ke Kuba. Karena waktu itu diberitakan bahwa Uni Soviet sedang membangun instalasi rudal nuklir di Kuba.

Presiden John F. Kennedy kemudian memerintahkan Departemen Pertahanan Amerika Serikat untuk melakukan pengiriman pasukan skala besar. Dalam misi ini, Kennedy menuntut Soviet untuk membongkar instalasi rudal di sana. 

Selama Krisis Rudal Kuba yang terjadi sampai Oktober 1962, Enterprise turut berpartisipasi dalam blokade Kuba. Ia ditugaskan bersama dengan USS Bainbridge (DLGN-25) dan USS Long Beach (CGN-9). Kapal-kapal tersebut juga bagian dari satuan tugas nuklir (Operasi Orbit Laut) dari Mei hingga Oktober 1964, mengelilingi dunia tanpa mengisi bahan bakar.




Foto: history.naval.mil


Setelah pelayaran tersebut, Enterprise mengalami beberapa perbaikan dan mulai dikerahkan pada November 1965 dalam Perang Vietnam, ia menjadi kapal bertenaga nuklir pertama yang terlibat dalam pertempuran dengan menggunakan pesawatnya melawan Viet Cong. 

Meski terlihat tangguh, kapal pun tak luput dari musibah. Pada tanggal 14 Januari 1969, sebuah kecelakaan melibatkan "Phantom" F-4 di dek penerbangannya mengakibatkan kebakaran serta 27 awak tewas dan 314 luka-luka. Setelah perbaikan, kapal kemudian melanjutkan tugas di Vietnam sampai tahun 1973 dan ikut membantu dalam Operasi Frequent Wind di Saigon pada April 1975.




Insiden tahun 1969.

Foto: wikipedia.org


Setelah usainya Perang Vietnam, kapal ditugaskan di samudra Pasifik dan Hindia selama akhir 1970-an. Memasuki bulan Januari 1979 kapal melakukan perbaikan besar-besaran sampai bulan Maret 1982. Pada tahun yang sama kapal juga menerima pengiriman operasional dari pesawat pencegat seri Grumman F-14 Tomcat, menjadi kapal induk Amerika pertama yang mengoperasikannya.

Kapal USS Enterprise juga ditugaskan di Mediterania pada April 1986 untuk membantu Operasi El Dorado Canyon. Dua tahun kemudian, dia ditugaskan dalam misi Operation Earnest Will, bertugas mengawal kapal tanker pedagang Kuwait di Teluk Persia. Dalam Operation Classic Resolve, kapal juga ditugaskan untuk mendukung pemerintah Filipina melawan pasukan pemberontak.




Foto: popularmechanics.com


Setelah misi tersebut kapal dilakukan perbaiakan sekaligus perawatan, Enterprise kemudian kembali ke laut pada bulan September 1994 dan ikut dalam misi pemberlakukan zona larangan terbang dalam Operation Joint Endeavor di Bosnia dan Operasi Pengawasan Selatan di Irak.

Pada tahun 1998 kecelakaan kembali terjadi saaat Grumman EA-6B Prowler menabrak pesawat Lockheed S-3 Viking di dek penerbangan, mengakibatkan hilangnya tiga dari empat Prowler. Kapal pun kembali masuk ke galangan, sebulan kemudian Enterprise sudah kembali ditugaskan di Irak dalam Operasi Desert Fox dan berlanjut dengan Operation Enduring Freedom tahun 2001.


Spesifikasi Kapal

USS Enterprise memiliki delapan reaktor nuklir Westinghouse A2W, masing-masing mampu menghasilkan tenaga maksimal mencapai 280.000 HP. Penggerak kapal terdiri dari empat baling-baling, masing-masing berisi lima bilah. Dengan dibekali empat kemudi serta dua jangkar.

Reaktor nuklir tersebut memberikan kapal induk ini kecepatan tertinggi mencapai 33 knot. Kapal ini memiliki berat mencapai 93.500 ton dengan panjang 342,29 m serta lebar 40,54 m. Untuk mengoperasikan kapal induk ini dibutuhkan 5.700 orang, terdiri dari para awak kapal, pilot, serta teknisi pesawat.




Ilustrasi: popularmechanics.com


Untuk sistem radar, kapal dilengkapi radar pencarian udara jarak jauh SPS-49, SPS-64 9 I-band navigation radar dan SPS-48E 3D C/D band air search radar. Dalam sistem radar sudah termasuk sistem pendeteksi target (TAS) Mk 23 dan radar pencari dan pelacakan permukaan SPQ-9B.

Selain itu kapal dilengkapi sistem kontrol pendaratan dan pendekatan presisi SPN-46, sistem pendaratan kapal induk elektronik SPN-41 dan kontrol lalu lintas udara SPN-43A serta radar marshalling menjadi radar manajemen pesawat.

Sistem komando dan kontrol terdiri dari sistem distribusi sensor lanjutan SPQ-14, sistem komando dan kendali rudal terpandu Mk 91, ACDS Block 0, USQ-119E 27- GCCS-M (Sistem Komando dan Kontrol Maritim Global ) dan sistem manajemen emisi elektronik SSQ-82.




Foto: popularmechanics.com


Dengan dibekali empat elevator pesawat, empat ketapel bertenaga uap dan empat kabel penahan. Kapal induk ini mampu membawa total 90 pesawat. Pesawat yang dibawa mulai dari empat pesawat perang elektronik EA-6B Prowler, empat pesawat peringatan dini elektronik E-2C Hawkeye, lima helikopter perang anti-kapal selam SH-60F Seahawk, enam pesawat perang anti-kapal selam S-3B Viking dan 43 pesawat tempur F/A-18 Hornet.

Perbaikan serta perawatan kapal USS Enterprise diserahkan kepada pihak Northrop Grumman pada bulan April 2008. Northrop Grumman Shipbuilding melakukan pemeliharaan dan mengirimkan kembali kapal ke Angkatan Laut AS pada bulan April 2010.

Biaya pemeliharaan pada saat pengiriman dilaporkan sebesar US$ 662 juta. Itu adalah perawatan terakhir yang dijadwalkan sebelum dinonaktifkan pada Desember 2012 di Naval Station Norfolk. Kapal kemudian ditarik ke Newport News Shipyard untuk dibongkar pada Juni 2013. Kemudian penonaktifan resmi kapal dilakukan pada Februari 2017.




Foto: popularmechanics.com


Kini Paman Sam dipusingkan dengan masalah pembongkaran kapal, terutama masalah pendanaan. Untuk membongkar kapal ini diperkirakan membutuhkan dana mencapai US$ 1,5 Miliar atau setara dengan Rp 22 Triliun dan akan membutuhkan waktu 15 tahun sampai selesai pembongkaran kapal.

Meski sudah dipensiunkan, namun ternyata membongkar sebuah kapal induk cukup rumit. Apalagi kapal tersebut ditenagai reaktor nuklir, tentu tidak boleh asal untuk membongkarnya. Awalnya kapal akan dibawa ke galangan kapal Puget Sound untuk dibongkar dan didaur ulang, namun rencana dibatalkan karena galangan kapal tidak sanggup untuk melakukan pekerjaan tersebut.

Kapal kemudian dibawa ke Shipyard, Newport News (Virginia) untuk proses daur ulang. Menurut beberapa sumber, reaktor nuklirnya sudah dinonaktifkan pada Desember 2016. Pada awal 2017, diumumkan bahwa sebagian baja dari Enterprise akan didaur ulang dan digunakan untuk membuat kapal induk CVN-80.




Foto: history.naval.mil


Saat ini kapal berada di Hampton Roads (Virginia), menanti waktu yang tepat serta dana yang pas untuk kemudian dibongkar sekaligus dihancurkan. Begitulah akhir kisah kapal induk bertenaga nuklir pertama di dunia, meski pun ia terkenal akan kehebatannya. Namun pada akhirnya ia juga akan tetap dihancurkan. Lalu akhir seperti apakah yang akan dialami oleh The Big E ? Ditenggelamkan ke lautan dan menjadi rumah ikan atau akan dibiarkan mengapung dan dijadikan sebagai museum ?


USS Enterprise (CVN-65)

Negara Pembuat: Amerika Serikat
Galangan Kapal: Newport News Shipbuilding
Panjang: 342,29 m
Lebar: 40,54 m
Berat Kapal: 93.500 ton
Tenaga Penggerak Utama: 8 x reaktor nuklir Westinghouse A2W
Kecepatan Maksimal: 33 knot
Fasilitas: empat elevator pesawat, empat ketapel bertenaga uap dan empat kabel penahan.
Kru: 5.700 orang, sudah termasuk awak kapal, teknisi serta pilot pesawat
Persenjataan: 3 × peluncur Sea Sparrow, 3 × 20 mm Phalanx CIWS, 2 x peluncur RAM
Radar: Radar pencarian udara jarak jauh SPS-49, SPS-64 9 I-band navigation radar serta SPS-48E 3D C/D band air search radar
Daya Tampung Pesawat: 90
Biaya Pembuatan: US$ 4,11 Miliar
Biaya Pembongkaran: US$ 1,5 Miliar
Waktu Pembongkaran: 15 tahun



Spoiler for Aktifitas diatas USS Enterprise:



----------


TS ucapkan terimakasih untuk agan dan sista yang sudah membaca tulisan ini dari awal sampai akhir. Semoga pembahasan kali ini bisa menambah wawasan baru buat kita semua tentang alutsista dan pertahanan. Jika kalian menyukai tulisan ini, jangan lupa untuk rate 5, cendol, dan share. Sampai jumpa lagi di tulisan selanjutnya, enjoy Kaskus emoticon-Angkat Beer



Referensi: 1.2.3.4
Ilustrasi: wikipedia.org, history.naval.mil, popular.mechancs.com, google image
Junmai92
cungkringoke
banditos69
banditos69 dan 52 lainnya memberi reputasi
53
12.8K
149
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Militer dan Kepolisian
Militer dan KepolisianKASKUS Official
2.2KThread2.2KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.