Ibu, adalah sosok yang paling istimewa di dalam hidupku.
Berkat kasih sayang dan cintanya aku dapat hidup di dunia, tahu aksara untuk yang pertama kali, dan mengenal indah dan hangatnya sebuah dekapan penuh keikhlasan.

Beliau adalah sosok yang kuat, tidak pernah mengeluh di depan anak-anaknya, dan selalu mencontohkan serta mengajarkan hal-hal baik di dalam kehidupan.

Banyak kisah indah yang pernah kami lakukan bersama, moment yang tidak mungkin dapat dilupakan sepanjang hidupku.

Dari salah satu kenanganku bersama ibu yang tidak akan pernah terlupakan adalah saat aku bisa memberikan hadiah sebuah mukena untuk ibu di hari ulang tahunnya, meskipun tidak seberapa berharga, ibu menangis saat aku memberinya sebuah mukena bercorak batik khas Lampung. Bahkan ibu sampai mencium pipiku dengan harunya, padahal aku sendiri waktu itu sudah besar, dan moment dicium ibu seperti masa aku anak-anak baru terulang waktu ulang tahun ibu ini.

Aku tahu ibu menginginkan mukena itu waktu aku mengantarnya pergi ke pasar, nampak beliau melihat-lihat mukena tapi tidak jadi beli. Entah kenapa ibu enggak pernah bilang atau minta langsung ke anaknya, mungkin beliau tidak pernah ingin merepotkan anak-anaknya termasuk aku. Meskipun sebenarnya tidak ada istilah kata merepotkan jika dibandingkan dengan jasa-jasa dan pengorbanan yang telah beliau berikan untukku.

Sampai saat ini mukena pemberianku masih dikenakannya, padahal mukena baru juga sudah ada, beli waktu mau lebaran kemarin.
Tapi katanya mukena pemberianku di hari ulang tahunnya itu lebih nyaman untuk dipakai dan ibu suka motif dan coraknya!

Jika diberikan waktu sehari penuh untuk dapat bersama ibu, mungkin banyak hal yang akan aku lakukan.
Pastinya aku ingin membuatnya bahagia, mewujudkan apapun permintaannya yang bisa aku berikan, dan mengulang kembali moment-moment bahagia di waktu aku kecil.

Aku ingin tidur dipangkuan ibu, dielus kepalanya sembari ngobrol tentang kejadian lucu di sekolah, dan tentunya tidak ketinggalan aku ingin sekali makan disuapi langsung pakai tangan ibu seperti dulu.

Entah kenapa meskipun lauknya hanya tempe dan tahu goreng, karena memang aku tidak suka sayur dan lauk pedas sampai besar ini, itu sudah sangat nikmat dan tidak ada makanan yang lebih nikmat jika dibandingkan dengan makanan yang disuapi langsung dari tangan ibu.

Waktu sehari tidak akan cukup untuk mengulang kembali masa indah bersama ibu, karena aku ingin selalu bersama ibu sampai nanti usiaku juga sudah tidak lagi ada.
Aku tahu usia milih Tuhan Yang Maha Kuasa, tapi yang pasti akan aku manfaatkan seluruh waktu yang ada untuk menggenggam erat tanggannya dan memberikan yang terbaik untuknya.