Sepi, sendiri.
Terdiam dan mencoba menikamtinya. 
aku menanti.
Akan selalu ku nanti.
Walaupun keadaan dan kenyataan, tak lagi sabar dengan AKU 
dan entah berapa sepi lagi 
harus kulewati dan kunikmati.

Inilah yang aku takuti.
Sebagai LAKI-LAKI yang selama ini aku jaga. 
Kini, tak bisa ku pungkiri, itu semua salah, dan menyadarkanku bahwa sisi WANITA memang harus ada.
sebagai sebuah takaran tuk kembali. 
Katamu: itu semua hanya obsesi ketika AKU sendiri. 
Bukankah kau tahu AKU
AKU yang hanya bisa berkata aku bisa jauh darimu.
AKU yang bodoh bila kamu tak berada di sampingku.
Ego dan ketidak jujuran ku telah,
Membuatku menikmati sakit ini.
Sungguh aku mencintaimu dan akan selalu mencintaimu. 
Yang harus aku lakukan hanya menunggu, 
menunggumu. 
Bila aku gaduh sepi semoga akan lenyap, 
maka aku diam agar kesepian kian senyap, 
dan berharap 
kau datang ketika aku lelap. 

Ini nyata dan aku sadari itu,
Seandainya saja aku bisa, akan ku jadikan ini semua mimpi.
Mimpi buruk yang membangunkanku, sehingga aku bisa memelukmu lagi.


Alamsyah.
Ikhlascintaimuuma.