- Beranda
- Berita dan Politik
Anak Muda dan Harapan Baru Perpolitikan Indonesia
...
TS
djoko.widhodho
Anak Muda dan Harapan Baru Perpolitikan Indonesia
SELAMAT DATANG KE THRID DJOKO.WIDHODHO
AKANKAH ADA HARAPAN BARU UNTUK PERPOLITIKAN INDONESIA?
SUMUR: PAK HARTO
Quote:
Menanggapi situasi yang berkembang jelang pendaftaran capres-cawapres Pemilu 2019 yang akan dibuka awal Agustus mendatang, sejumlah nama kandidat semakin mengerucut. Beberapa di antaranya intens melakukan manuver dan pertemuan-pertemuan politik untuk membahas kemungkinan koalisi dan nama-nama yang akan diusung.
Di antaranya adalah pertemuan Ketua Umum DPP Partai Demokrat yang juga mantan presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Ketua Umum DPP Partai Gerindra yang juga Capres 2014, Prabowo Soebianto, pertemuan Presiden Jokowo dan para pimpinan partai koalisi, serta gugatan Partai Perindo ke Mahkamah Konstitusi terkait pencalonan kembali Jusuf Kalla sebagai cawapres yang dianggap terhambat undang-undang.
Saya menilai, bahwa betapapun keras dan tajamnya pertarungan politik menuju Pemilu 2019, para elite politik yang asyik bermanuver, saat ini,agar memastikan bahwa regenerasi kepemimpinan bangsa, harapan-harapan, serta semangat kemajuan sejarah tidak dikorbankan oleh kepentingan elitisme yang sempit dan menjauh dari aspirasi rakyat.
Kehadiran anak muda selalu membawa harapan baru bagi penyegaran dan terwujudnya perbaikan kualitas politik dan progresifitas ekonomi. Karena itu, anak muda agar tidak diposisikan menjadi pelengkap dan dimanipulasi oleh kepentingan-kepentingan status quo para politisi tua.
Diminta atau tidak diminta, belajar dari sejarah, sebagai sebuah kekuatan politik yang nyata, anak muda sebenarnya akan selalu terlibat dan berpartisipasi. Bahkan, jika perlu mengoreksi, dalam situasi-situasi politik yang krusial bagi bangsa.
Apalagi secara demografi, jumlah anak muda di Indonesia saat ini cukup besar. Sebesar 40 persen pemilih pada Pemilu 2019 diperkirakan berasal dari kategori pemilih muda. Besarnya jumlah anak muda ini membawa harapan semakin baik dan responsifnya kualitas tata kelola pemerintahan dan kesejahteraan sosial ekonomi Indonesia.
Untuk itu diharapkan komposisi kepemimpinan politik juga tidak hanya mengakomodasi secara simbolik aspirasi dan semangat anak muda. Namun juga mampu memastikan kehadiran nyata para pemimpin-pemimpin muda dari berbagai lini untuk ikut terlibat dalam jalannya pemerintahan.
Dengan munculnya ledakan wirausaha anak muda, komunitas kreatif, kepala daerah dan politisi muda, para pemimpin yang nanti bertarung dalam Pilpres 2019 ditantang untuk berkomitmen memperbesar kuota kehadiran anak muda di dalam kabinet pemerintahannya. Setidaknya, 50 persen anak muda, kisaran usia 25-45, dapat ditunjuk untuk menduduki berbagai pos-pos pemerintahan.
Saya menantang agar sejak masa kampanye, nama-nama calon menteri atau pos-pos dalam kabinet dapat diumumkan kepada publik terlebih dulu. Hal ini agar publik sejak awal dapat mengetahui visi, program dan pilihan pembantu-pembantu presiden yang menjalankan pemerintahannya. Di dalam usulan nama-nama menteri tersebut harus pula mengakomodasi kuota 50 persen anak muda Indonesia, tak hanya berlatar partai politik, tapi juga birokrasi/aparatus pemerintah, masyarakat sipil, profesional dan akademisi.
Kemunculan menteri pemuda dan olah raga Malaysia yang berusia 25 tahun sesungguhnya bukan fenomena yang mengherankan di Indonesia. Kabinet-kabinet presiden sebelumnya, sejak era demokrasi parlementer, terpimpin, sampai di awal era Orde Baru, para pemimpin Indonesia saat itu telah berani memberi kepercayaan kepada anak muda dalam berbagai pos pemerintahan, mulai dari menteri, wakil menteri, duta besar, kepala badan, dsb.
Di saat kejenuhan dan kepercayaan publik yang merosot terhadap kinerja partai politik dan manuver serta dominasi para aktor-aktor politisi tua yang terus ingin bercokol mempertahankan posisi tanpa meninggalkan prestasi, menurut saya, perubahan dan perbaikan politik Indonesia harus diawali dengan keberanian para pemimpin politiknya untuk memilih dan memberikan kepercayaan bagi anak muda untuk terlibat dalam pemerintahan dan terdepan ikut membangun Indonesia.
Harapan, optimisme dan kepercayaan baru dari publik terhadap politik Indonesia akan terwujud seiring dengan komitmen elite-elite politik ini terhadap regenerasi kepemimpinan yang konkret, konsisten dan terlembagakan secara baik.
*) Pengamat Politik/Direktur Eksekutif Akar Rumput Strategic Consulting (ARSC), Founder Sekolah Pemimpin Muda 'Kader Bangsa Fellowship Program (KBFP)', Koordinator Gerakan Kolaborasi Positif.
SUMUR: REPOEBLIK
Di antaranya adalah pertemuan Ketua Umum DPP Partai Demokrat yang juga mantan presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Ketua Umum DPP Partai Gerindra yang juga Capres 2014, Prabowo Soebianto, pertemuan Presiden Jokowo dan para pimpinan partai koalisi, serta gugatan Partai Perindo ke Mahkamah Konstitusi terkait pencalonan kembali Jusuf Kalla sebagai cawapres yang dianggap terhambat undang-undang.
Saya menilai, bahwa betapapun keras dan tajamnya pertarungan politik menuju Pemilu 2019, para elite politik yang asyik bermanuver, saat ini,agar memastikan bahwa regenerasi kepemimpinan bangsa, harapan-harapan, serta semangat kemajuan sejarah tidak dikorbankan oleh kepentingan elitisme yang sempit dan menjauh dari aspirasi rakyat.
Kehadiran anak muda selalu membawa harapan baru bagi penyegaran dan terwujudnya perbaikan kualitas politik dan progresifitas ekonomi. Karena itu, anak muda agar tidak diposisikan menjadi pelengkap dan dimanipulasi oleh kepentingan-kepentingan status quo para politisi tua.
Diminta atau tidak diminta, belajar dari sejarah, sebagai sebuah kekuatan politik yang nyata, anak muda sebenarnya akan selalu terlibat dan berpartisipasi. Bahkan, jika perlu mengoreksi, dalam situasi-situasi politik yang krusial bagi bangsa.
Apalagi secara demografi, jumlah anak muda di Indonesia saat ini cukup besar. Sebesar 40 persen pemilih pada Pemilu 2019 diperkirakan berasal dari kategori pemilih muda. Besarnya jumlah anak muda ini membawa harapan semakin baik dan responsifnya kualitas tata kelola pemerintahan dan kesejahteraan sosial ekonomi Indonesia.
Untuk itu diharapkan komposisi kepemimpinan politik juga tidak hanya mengakomodasi secara simbolik aspirasi dan semangat anak muda. Namun juga mampu memastikan kehadiran nyata para pemimpin-pemimpin muda dari berbagai lini untuk ikut terlibat dalam jalannya pemerintahan.
Dengan munculnya ledakan wirausaha anak muda, komunitas kreatif, kepala daerah dan politisi muda, para pemimpin yang nanti bertarung dalam Pilpres 2019 ditantang untuk berkomitmen memperbesar kuota kehadiran anak muda di dalam kabinet pemerintahannya. Setidaknya, 50 persen anak muda, kisaran usia 25-45, dapat ditunjuk untuk menduduki berbagai pos-pos pemerintahan.
Saya menantang agar sejak masa kampanye, nama-nama calon menteri atau pos-pos dalam kabinet dapat diumumkan kepada publik terlebih dulu. Hal ini agar publik sejak awal dapat mengetahui visi, program dan pilihan pembantu-pembantu presiden yang menjalankan pemerintahannya. Di dalam usulan nama-nama menteri tersebut harus pula mengakomodasi kuota 50 persen anak muda Indonesia, tak hanya berlatar partai politik, tapi juga birokrasi/aparatus pemerintah, masyarakat sipil, profesional dan akademisi.
Kemunculan menteri pemuda dan olah raga Malaysia yang berusia 25 tahun sesungguhnya bukan fenomena yang mengherankan di Indonesia. Kabinet-kabinet presiden sebelumnya, sejak era demokrasi parlementer, terpimpin, sampai di awal era Orde Baru, para pemimpin Indonesia saat itu telah berani memberi kepercayaan kepada anak muda dalam berbagai pos pemerintahan, mulai dari menteri, wakil menteri, duta besar, kepala badan, dsb.
Di saat kejenuhan dan kepercayaan publik yang merosot terhadap kinerja partai politik dan manuver serta dominasi para aktor-aktor politisi tua yang terus ingin bercokol mempertahankan posisi tanpa meninggalkan prestasi, menurut saya, perubahan dan perbaikan politik Indonesia harus diawali dengan keberanian para pemimpin politiknya untuk memilih dan memberikan kepercayaan bagi anak muda untuk terlibat dalam pemerintahan dan terdepan ikut membangun Indonesia.
Harapan, optimisme dan kepercayaan baru dari publik terhadap politik Indonesia akan terwujud seiring dengan komitmen elite-elite politik ini terhadap regenerasi kepemimpinan yang konkret, konsisten dan terlembagakan secara baik.
*) Pengamat Politik/Direktur Eksekutif Akar Rumput Strategic Consulting (ARSC), Founder Sekolah Pemimpin Muda 'Kader Bangsa Fellowship Program (KBFP)', Koordinator Gerakan Kolaborasi Positif.
SUMUR: REPOEBLIK
NAMUN SEKARANG, SAAT ANAK MUDA DIBERI KESEMPATAN UNTUK MAJU SEBAGAI ANGGOTA DHEWAN, MALAH TERJADI KISRUH-KISRUH SERU LHO, TERUTAMA DI IBU KOTA. DJOKO SIMPULKAN BEBERAPA KISAH DAN KISRUH TER SERU ABAD INI:
Manuver PSI Kritik APBD DKI, dari Kisruh Lem Aibon hingga Kecam Kenaikan Tunjangan Anggota Dewan
Quote:
JAKARTA, KOMPAS.com - Kritik pedas Partai Solidaritas Indonesia ( PSI) terhadap usulan kenaikan gaji dan tunjangan anggota DPRD DKI Jakarta pada 2021 bukanlah yang pertama kali terjadi.
Partai yang baru didirikan pada 2014 ini dikenal lantang menyuarakan berbagai kritik dan penolakan terhadap rancangan anggaran yang dinilai "ngawur". APBD DKI Jakarta kerap menjadi sorotan dan target kritik dari PSI.
Sikap ini kemudian berbuntut pada aksi walk out semua fraksi di DPRD DKI ketika Fraksi PSI hendak membacakan pandangan umum dalam rapat paripurna pada Senin (14/12/2020).
Kompas.com merangkum sejumlah manuver yang dilakukan Fraksi PSI sejak partai ini mengisi kursi di DPRD DKI Jakarta. Simak ulasannya di bawah ini:
Pada Oktober 2019, Anggota Komisi A DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PSI, William Aditya Sarana, membeberkan kepada publik melalui media sosial terkait sejumlah kejanggalan dalam usulan anggaran dalam Kebijakan Umum Anggaran Prioritas Plafon Anggaran Sementara (KUA-PPAS) DKI Jakarta 2020.
Pertama, Wiliam mengungkap usulan anggaran Suku Dinas Pendidikan Jakarta Barat sebesar Rp 82 miliar untuk pengadaan lem Aibon dalam penyediaan alat tulis kantor.
Namun, hal tersebut barulah satu di antara sejumlah kejanggalan lain yang ada dalam KUA-PPAS DKI Jakarta 2020.
Hal lain yang juga membuat publik terkejut sekaligus geram adalah terbongkarnya anggaran pembelian pulpen sebesar Rp 124 miliar di Suku Dinas Pendidikan Wilayah I Jakarta Timur. Selain itu, ada juga pembelian 7.313 unit komputer dan beberapa unit server senilai Rp 121 miliar.
PSI juga menemukan anggaran sebesar Rp 66 miliar untuk alat penyimpanan data (storage) di Dinas Komunikasi, Informatika, dan Statistik. Imbas dari langkah Wiliam dalam membeberkan kejanggalan tersebut kepada publik, ia dilaporkan oleh lembaga swadaya masyarakat (LSM) dari Maju Kotanya Bahagia Rakyatnya (Mat Bagan) ke Badan Kehormatan (BK) DPRD DKI Jakarta. William dinilai telah melanggar kode etik karena membongkar anggaran ganjil dalam rancangan KUA-PPAS untuk APBD 2020 pada media sosial miliknya.
Ketua Badan Kehormatan DPRD DKI Achmad Nawawi mengatakan, KUA-PPAS yang diunggah oleh William sebenarnya bisa dikonsultasikan secara langsung ke eksekutif, yaitu Gubernur DKI Anies Baswedan atau kepala dinas terkait. Atas sikapnya tersebut, Badan Kehormatan DPRD DKI pun menjatuhkan sanksi kepada William berupa teguran lisan.
Pertengahan tahun ini, Fraksi PSI DPRD DKI Jakarta mendesak Gubernur Anies Baswedan agar segera menarik kembali biaya komitmen yang telah dibayarkan kepada pihak Formula E Operations Limited (FEO) sebesar Rp 560 miliar. Desakan tersebut muncul setelah gelaran balap Formula E gagal berlangsung di Jakarta akibat pandemi Covid-19.
Formula E di Jakarta semula diagendakan pada 6 Juni 2020, tepatnya di kawasan Monas, Jakarta Pusat. Adanya pandemi membuat gelaran ini tertunda pelaksanaannya hingga 2021. Namun, Federasi Otomotif Internasional FIA tidak memasukkan Kota Jakarta sebagai tuan rumah Formula E 2021 meski Pemprov DKI telah membayar biaya komitmen penyelenggaraan musim 2020 sebesar 31 juta poundsterling atau sekitar Rp 560 miliar kepada pemegang lisensi.
Dalam sebuah kesempatan, Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga DKI Jakarta Achmad Firdaus mengatakan, pembayaran biaya komitmen tersebut menggunakan APBD Perubahan 2019. Wakil Ketua Komisi E DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PSI Anggara Wicitra Sastroamidjojo menilai, Pemprov DKI seharusnya tidak memaksakan penyelenggaraan balap mobil elektronik tingkat dua tersebut tetap berlanjut pada tahun 2021. Terlebih lagi, lanjutnya, APBD tahun 2020 mengalami defisit Rp 24,72 triliun, dari semula Rp 87,95 triliun menjadi Rp 63,23 triliun yang berimbas pada program pembangunan yang tidak bisa dilaksanakan.
Delapan dari sembilan fraksi DPRD DKI Jakarta meninggalkan ruang rapat paripurna saat Ketua Fraksi PSI DPRD DKI Jakarta Idris Ahmad membacakan pandangan umum fraksi terhadap Rancangan Peraturan Daerah tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2014 tentang Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi. Aksi walk out tersebut merupakan imbas dari sikap PSI yang vokal terhadap penolakan rencana kenaikan tunjangan anggota DPRD yang tertera dalam rancangan anggaran Rencana Kerja Tahunan (RKT) DPRD DKI Jakarta 2021.
Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Mohamad Taufik mengatakan, aksi walk out delapan dari sembilan fraksi DPRD DKI Jakarta saat Fraksi PSI membacakan pandangan adalah sebagai bentuk koreksi atas sikap PSI yang tidak konsisten. Fraksi PSI sebelumnya dinilai telah menyetujui rancangan RKT DPRD DKI, sedangkan pengurus partai di tingkat dewan pimpinan wilayah (DPW) justru menolak rencana tersebut. Jika pandangan Fraksi PSI tidak disetujui DPW PSI Jakarta, fraksi lain menyatakan tidak bersedia mendengarkan pandangan umum yang akan dibacakan tersebut.
"Suara yang dikeluarkan anggota Dewan dari Fraksi PSI semestinya sesuai dengan suara partai dan tidak berubah-ubah saat pembahasan kenaikan tunjangan dalam RKT 2021," ujar Taufik. Terkait hal ini, PSI menegaskan tidak pernah menyetujui kenaikan anggaran dalam RKT DPRD DKI Jakarta 2021.
Anggota Komisi A DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PSI, August Hamonangan, mengatakan, posisi PSI yang sah disampaikan di pandangan umum fraksi-fraksi di DPRD DKI mengenai anggaran RKT ini. “Walaupun sebelumnya disampaikan ada proses-proses yang mana wakil kami ada di dalam pansus RKT. Kembali kami tegaskan bahwa di pandangan umum rapat paripurna itulah hasil akhir bahwa kami menolak atau tidak setuju adanya kenaikan RKT,” kata August.
SUMUR: KOMPIZ
Partai yang baru didirikan pada 2014 ini dikenal lantang menyuarakan berbagai kritik dan penolakan terhadap rancangan anggaran yang dinilai "ngawur". APBD DKI Jakarta kerap menjadi sorotan dan target kritik dari PSI.
Sikap ini kemudian berbuntut pada aksi walk out semua fraksi di DPRD DKI ketika Fraksi PSI hendak membacakan pandangan umum dalam rapat paripurna pada Senin (14/12/2020).
Kompas.com merangkum sejumlah manuver yang dilakukan Fraksi PSI sejak partai ini mengisi kursi di DPRD DKI Jakarta. Simak ulasannya di bawah ini:
Spoiler for WAN AIBON:
Anggaran Fantastis Lem Aibon
SUMUR: LEM AIBON
Pada Oktober 2019, Anggota Komisi A DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PSI, William Aditya Sarana, membeberkan kepada publik melalui media sosial terkait sejumlah kejanggalan dalam usulan anggaran dalam Kebijakan Umum Anggaran Prioritas Plafon Anggaran Sementara (KUA-PPAS) DKI Jakarta 2020.
Pertama, Wiliam mengungkap usulan anggaran Suku Dinas Pendidikan Jakarta Barat sebesar Rp 82 miliar untuk pengadaan lem Aibon dalam penyediaan alat tulis kantor.
Namun, hal tersebut barulah satu di antara sejumlah kejanggalan lain yang ada dalam KUA-PPAS DKI Jakarta 2020.
Hal lain yang juga membuat publik terkejut sekaligus geram adalah terbongkarnya anggaran pembelian pulpen sebesar Rp 124 miliar di Suku Dinas Pendidikan Wilayah I Jakarta Timur. Selain itu, ada juga pembelian 7.313 unit komputer dan beberapa unit server senilai Rp 121 miliar.
PSI juga menemukan anggaran sebesar Rp 66 miliar untuk alat penyimpanan data (storage) di Dinas Komunikasi, Informatika, dan Statistik. Imbas dari langkah Wiliam dalam membeberkan kejanggalan tersebut kepada publik, ia dilaporkan oleh lembaga swadaya masyarakat (LSM) dari Maju Kotanya Bahagia Rakyatnya (Mat Bagan) ke Badan Kehormatan (BK) DPRD DKI Jakarta. William dinilai telah melanggar kode etik karena membongkar anggaran ganjil dalam rancangan KUA-PPAS untuk APBD 2020 pada media sosial miliknya.
Ketua Badan Kehormatan DPRD DKI Achmad Nawawi mengatakan, KUA-PPAS yang diunggah oleh William sebenarnya bisa dikonsultasikan secara langsung ke eksekutif, yaitu Gubernur DKI Anies Baswedan atau kepala dinas terkait. Atas sikapnya tersebut, Badan Kehormatan DPRD DKI pun menjatuhkan sanksi kepada William berupa teguran lisan.
Spoiler for WAN MULA:
Penarikan biaya Formula E
SUMUR: FORMULA E
Pertengahan tahun ini, Fraksi PSI DPRD DKI Jakarta mendesak Gubernur Anies Baswedan agar segera menarik kembali biaya komitmen yang telah dibayarkan kepada pihak Formula E Operations Limited (FEO) sebesar Rp 560 miliar. Desakan tersebut muncul setelah gelaran balap Formula E gagal berlangsung di Jakarta akibat pandemi Covid-19.
Formula E di Jakarta semula diagendakan pada 6 Juni 2020, tepatnya di kawasan Monas, Jakarta Pusat. Adanya pandemi membuat gelaran ini tertunda pelaksanaannya hingga 2021. Namun, Federasi Otomotif Internasional FIA tidak memasukkan Kota Jakarta sebagai tuan rumah Formula E 2021 meski Pemprov DKI telah membayar biaya komitmen penyelenggaraan musim 2020 sebesar 31 juta poundsterling atau sekitar Rp 560 miliar kepada pemegang lisensi.
Dalam sebuah kesempatan, Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga DKI Jakarta Achmad Firdaus mengatakan, pembayaran biaya komitmen tersebut menggunakan APBD Perubahan 2019. Wakil Ketua Komisi E DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PSI Anggara Wicitra Sastroamidjojo menilai, Pemprov DKI seharusnya tidak memaksakan penyelenggaraan balap mobil elektronik tingkat dua tersebut tetap berlanjut pada tahun 2021. Terlebih lagi, lanjutnya, APBD tahun 2020 mengalami defisit Rp 24,72 triliun, dari semula Rp 87,95 triliun menjadi Rp 63,23 triliun yang berimbas pada program pembangunan yang tidak bisa dilaksanakan.
Spoiler for WAN GAJI:
Walk out imbas penolakan kenaikan RKT
SUMUR: KAWALUANGRAKYAT
Delapan dari sembilan fraksi DPRD DKI Jakarta meninggalkan ruang rapat paripurna saat Ketua Fraksi PSI DPRD DKI Jakarta Idris Ahmad membacakan pandangan umum fraksi terhadap Rancangan Peraturan Daerah tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2014 tentang Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi. Aksi walk out tersebut merupakan imbas dari sikap PSI yang vokal terhadap penolakan rencana kenaikan tunjangan anggota DPRD yang tertera dalam rancangan anggaran Rencana Kerja Tahunan (RKT) DPRD DKI Jakarta 2021.
Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Mohamad Taufik mengatakan, aksi walk out delapan dari sembilan fraksi DPRD DKI Jakarta saat Fraksi PSI membacakan pandangan adalah sebagai bentuk koreksi atas sikap PSI yang tidak konsisten. Fraksi PSI sebelumnya dinilai telah menyetujui rancangan RKT DPRD DKI, sedangkan pengurus partai di tingkat dewan pimpinan wilayah (DPW) justru menolak rencana tersebut. Jika pandangan Fraksi PSI tidak disetujui DPW PSI Jakarta, fraksi lain menyatakan tidak bersedia mendengarkan pandangan umum yang akan dibacakan tersebut.
"Suara yang dikeluarkan anggota Dewan dari Fraksi PSI semestinya sesuai dengan suara partai dan tidak berubah-ubah saat pembahasan kenaikan tunjangan dalam RKT 2021," ujar Taufik. Terkait hal ini, PSI menegaskan tidak pernah menyetujui kenaikan anggaran dalam RKT DPRD DKI Jakarta 2021.
Anggota Komisi A DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PSI, August Hamonangan, mengatakan, posisi PSI yang sah disampaikan di pandangan umum fraksi-fraksi di DPRD DKI mengenai anggaran RKT ini. “Walaupun sebelumnya disampaikan ada proses-proses yang mana wakil kami ada di dalam pansus RKT. Kembali kami tegaskan bahwa di pandangan umum rapat paripurna itulah hasil akhir bahwa kami menolak atau tidak setuju adanya kenaikan RKT,” kata August.
SUMUR: KOMPIZ
SEPERTINYA CUMA URUSAN PORMULA AJA YANG PSI GAK DI APA-APAIN, WKWKWKWKW SISANYA KENA MAHKAMAH KEHORMATAN DAN DITINGGALIN SENDIRIAN DI RAPAT PARIPURNA, MAU NGAKAK, TAPI TAKUT DOSA.
DJOKO, SEBAGAI GOLONGAN TUWA, TETAP MENDUKUNG GERAKAN ANAK MUDA INI, YANG KATANYA MEMBAWA PERUBAHAN, AYO SILAHKAN DI GASPOL KARENA KAMU-KAMU INI ADALAH ANJING PENJAGA UANG RAKYAT
#KAWALUANGRAKYAT
MENURUT AGAN-SISTA, MANA PROYEK YANG PALING DAHSYAT???? ISI POLLINGNYA DIBAWAH!
ASOY GEBOY, DJOKO HANYA MENERIMA CENDOL HIJAO
Polling
0 suara
PROYEK MANA YANG PALING DAHSYAT?
wisudajuni dan 3 lainnya memberi reputasi
0
556
Kutip
14
Balasan
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
671.8KThread•41.5KAnggota
Urutkan
Terlama
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru