Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

c.inspiratifAvatar border
TS
c.inspiratif
3 Cerita inspiratif untuk kehidupan sehari-hari

3 Cerita inspiratif untuk kehidupan sehari-hari
Lowongan Kerja

Suatu hari, di sebuah kota kecil, tampak seorang remaja tertarik melihat iklan lowongan pekerjaan sebagai pengantar barang di sebuah toko.
Anak itu pun kemudian menemui pemilik toko untuk melamar pekerjaan tersebut.
“Kami memang membutuhkan orang untuk membantu mengirimkan barang-barang pesanan ke pelanggan,” kata pemilik toko.
“Mengenai pekerjaan ini, bolehkan saya mengajukan enam pertanyaan kepada bapak?” tanya remaja itu kepada pemilik toko.
“Silakan,” jawab pemilik toko.
“Pertama, berapa gaji bulanan yang akan saya terima? Kedua, jam berapa mulai bekerja dan sampai pukul berapa? Ketiga, berapa lama waktu yang diberikan untuk istirahat dan makan siang setiap harinya? Lalu keempat, berapa hari libur selama setahun? Dan kelima, berapa biaya pengobatan yang diberikan apabila saya sakit?” tanya anak tersebut.
Setelah pemilik toko menjawab kelima pertanyaan tersebut dengan jelas. Si anak mengajukan pertanyaannya yang keenam, “Apakah ada sepeda yang bisa digunakan untuk tugas mengantar barang ke pelanggan?”
“Wah, kami tidak menyediakan sepeda untuk mengantarkan barang barang itu, tetapi…..” Belum selesai pertanyaan dijawab, si anak memotong ucapan pemilik toko.
“Oh, kalau begitu saya tidak jadi melamar pekerjaan ini.” Kemudian dia bergegas pergi meninggalkan toko.
Dua jam kemudian, ada seorang remaja lain yang datang ke toko tersebut dengan maksud sama seperti remaja sebelumnya, yaitu mengisi lowongan pekerjaan di toko tersebut.
Setelah tahu jenis pekerjaan yang ditawarkan, si anak pun setuju untuk mulai bekerja d sana.
“Apakah kamu perlu tahu berapa gaji disini?” tanya pemilik toko dengan ramah.
“Tidak perlu,” jawab pelamar itu dengan sopan.
“Saya lihat bapak adalah orang yang baik dan bijaksana, pasti akan memberi gaji yang layak kepada saya. Lagi pula, saya membutuhkan pekerjaan untuk mendapatkan uang untuk membantu ibu saya. Asal saya bisa mengisi lowongan pekerjaan di sini, saya sudah senang sekali.”
Melihat kesungguhan remaja ini, pemilik toko pun berkata, “Dua jam yang lalu ada orang seusiamu yang datang kemari untuk menanyakan beberapa hal mengenai pekerajaan ini. Semua pertanyaan sudah saya jawab. Saat saya sedang menjawab pertanyaannya yang keenam, yaitu adakah sepeda yang disediakan untuk pengantaran barang, saya jawab tidak ada. Dan pelamar kerja tadi langsung pergi begitu saja…Perlu kamu ketauhi, saya memang tidak menyediakan sepeda, tetapi ada sebuah motor baru yang saya sediakan untuk mengantarkan barang. Bagaimana? Kamu siap bekerja keras kalau saya menerima kamu bekerja di sini?”
Dengan senyum lebar si anak menjawab, ” Terimakasih Pak, saya siap bekerja keras!”
 
Apa perbedaan dua remaja pencari pekerjaan tadi? Mereka mempunyai kesempatan yang sama dan pekerjaan yang sama pula. Akan tetapi, cara berpikir dan sikap mereka yang berbeda, membuat pelamar pertama kehilangan kesempatan bekerja yang sudah ada di depan matanya.
Sementara pelamar kedua dengan sikap yang lebih positif, akhirnya  mendapatkan kesempatan bekerja dengan fasilitas yang memadai.
Dalam bekerja, yang kita butuhkan bukan sekadar menuntut apa yang akan kita terima, tetapi harus dimulai dengan apa yang mampu kita beri.
Sebenarnya, kita bukan sekadar bekerja untuk atasan atau bos, tetapi lebih dari itu, kita bekerja untuk diri kita sendiri sesuai dengan tanggung jawab dan kepercayaan yang diberikan kepada kita.
Dengan sikap mental bekerja seperti itu, tentu integritas dan kemajuan karir kita akan terbangun secara mantap.
 
---------------------------------------------------------

3 Cerita inspiratif untuk kehidupan sehari-hari
Racun Pikiran

Pada tahun 1939, George Dantzig adalah mahasiswa sebuah universitas di AS. Pada suatu hari, ia datang terlambat pada mata kuliah metematika Prof. Jerzy Neyman. Ketika masuk kelas, ternyata dosen dan teman-teman kuliahnya sudah pulang.
George kemudian melihat 2 buah soal pada papan tulis kelas. Pikirnya, itu pasti PR yang baru diberikan oleh sang profesor! Dia pun segera mencatat pada bukunya dan pulang.
Berhari-hari dia mencoba untuk menyelesaikan PR tersebut, berbagai cara ia coba. “Tidak biasanya dosen memberi tugas demikian sulitnya, tapi pasti ada jawabannya… pasti ada…,” gumamnya.
Pada akhirnya, ia berhasil mengerjakan soal no.1. Keesokan harinya ia pun mengumpulkan tugas tersebut, yang diletakkan di ruang kerja profesornya.
Siang hari, ia dicari oleh sang profesor yang bertanya keheranan, sekaligus penuh semangat, “Bagaimana kamu bisa menyelesaikan soal tersebut?”
George menjelaskan semua usahanya.
Anda tahu apa jawaban dari sang profesor tersebut?
Soal itu ternyata ditulis oleh sang profesor ketika ia sedang menjelaskan tentang dua buah soal tersulit di muka bumi ini dan hingga saat itu belum ada yang bisa memecahkannya!
Berarti, kalau saja saat itu George mengikuti mata kuliah tersebut, mungkin saat itu ia berpikir bahwa itu memang soal tersulit; juga berpikir bahwa memang tak ada seorang pun dapat menyelesaikannya.
George Bernard Dantzig kemudian menjadi profesor yang sangat terkenal dan disegani di Stanford University.
Dialah pemecah soal tersulit, dan dia memecahkannya ketika dia memang tak tahu bahwa yang dikerjakannya adalah soal tersulit di dunia ini.
Pikiran kita sesungguhnya memiliki kemampuan yg luar biasa. Tetapi seringkali diracuni oleh hal-hal negatif yang masuk dari luar diri kita sehingga melemahkan pikiran kita. Dalam hal ini, kata-kata seperti: “Tidak mungkin”, “Sangat sulit”, “Mustahil”, “Tidak ada harapan”, “Tidak akan bisa”, dan lainnya adalah racun pikiran yang bisa menciptakan mental block, yang akan membatasi & melemahkan kemampuan pikiran kita.
Oleh karena itu, buang jauh-jauh kata-kata terlarang itu jika mau sukses. Jadilah pribadi yang positif, yang harapannya tinggi dan kekecewaannya pendek. Itu yang akan menghebatkan.
 
-----------------------------------------------------

3 Cerita inspiratif untuk kehidupan sehari-hari


Beban Hidup

Suatu hari, tampak seorang pemuda mendatangi guru bijak. Penampilannya lusuh. Bajunya compang-camping, sepatunya sobek, dan tubuhnya penuh luka.
Dia berkata, “Guru, saya datang dari jauh dan telah menempuh perjalanan yang berat. Saya menderita, kesepian dan sangat letih. Ini semua saya lakukan demi mencari jawaban atas penderitaan saya. Kenapa saya belum menemukan cahaya petunjuk sedikit pun?”
Orang tua bijak itu melihat si pemuda datang kepadanya membawa sebuah buntelan besar. “Apa isi buntelanmu itu?” 
Jawab si pemuda, “Isinya sangat penting bagi saya. Di dalamnya ada barang-barang yang mengingatkan saya pada setiap tangisan, ratapan, dan air mata saya. Benda-benda ini menjadi penyemangat saya dalam menempuh perjalanan berat mencari jawaban.”
“Baik, sekarang ikutlah denganku,” kata sang guru dengan tegas.
Mereka berjalan sebentar dan tiba di tepi sebuah sungai kecil. Di tepi sungai itu, ada sebuah perahu sampan kecil. Sang guru bergegas naik ke atas sampan tersebut. Maka pemuda itu pun naik ke atas sampan, dan mereka menyeberangi sungai tersebut.
Ketika tiba di tepian, orang tua itu lantas berkata, “Kita sudah sampai. Sekarang pikul sampan ini, dan kita akan melanjutkan perjalanan kita!”
Pemuda itu sangat terkejut. “Tapi.. sampan ini begitu berat, mana kuat saya memikulnya? Lalu apa gunanya nanti?” 
Orang tua itu tersenyum mendangar protes si anak muda. “Benar sekali katamu itu. Ketika kita menyeberangi sungai, sampan ini sangat berguna dan besar artinya bagi kita. Namun ketika kita sudah siap meneruskan perjalanan kita berikutnya, sampan ini hanya akan menjadi beban saja. Kita harus meninggalkannya di tepi sungai, kalau tidak sampan ini hanya akan memberatkan langkah kita.”
Ia meneruskan kata-katanya, “Begitu juga dengan kehidupan kita. Penderitaan, kesepian, kegagalan, tangisan, air mata, dan bencana, semuanya berguna dalam kehidupan kita. Semua itu membuat kita tabah dan kuat menghadapi tantangan hidup di masa depan! Namun pada saat kita ingin melangkah maju, kalau kita tidak bisa melepaskannya, maka hal-hal tersebut hanya akan menjadi beban saja.”
Akhirnya, ia berkata pada pemuda itu, “Letakkan barang bawaanmu itu di sini, dan mari kita melanjutkan perjalanan”.
Si pemuda mengikuti perintah tersebut. Ia meletakkan buntelan besarnya, kemudian melanjutkan perjalanan. Beberapa saat kemudian, sang guru menanyakan perasaan si pemuda.
Jawab si pemuda……                        
“Kini langkahku begitu ringan dan cepat. Aku baru sadar, kehidupan sebenarnya bisa dijalani dengan begitu sederhana........”

 gan tolong follow akun kaskus saya gan : @c.inspiratif 
sama instagram pribadi saya: @ damarcodes



Shilakan coment dibawah dan minta cendolnya ya gan 

Diubah oleh c.inspiratif 13-12-2020 05:47
tien212700
kakakaisyah001
kakakaisyah002
kakakaisyah002 dan 6 lainnya memberi reputasi
7
467
4
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
923.3KThread84.3KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.