nofivinovieAvatar border
TS
nofivinovie
Tolong Belajarlah Menghargai Profesi Orang Lain!


Assalamualaikum, GanSis! Kali ini ane mau berbagi uneg-uneg yang bikin jengkel. Maaf sebelumnya, bukan ingin mencari simpati, hanya sedikit berbagi pengalaman.

Syukur ada hal baik yang bisa dipetik dari sini.

Jadi, tadi malam itu ane ke warung untuk beli sesuatu, lalu diminta tolong sama suami untuk menanyakan tipe HP si pemilik warung. Kata suami ane, si pemilik warung ini mau minta dibenerin hapenya yang layar sentuhnya bermasalah. FYI, suami ane memang sehari-hari nyambi servis HP, laptop, tab, dll. Apalagi di situasi pandemi macam sekarang, suami yang biasanya jual jasa sewa sound system di acara pernikahan, rapat, atau acara-acara lain otomatis jadi nggak bisa kerja.

Alhamdulillah ada saja orang yang butuh tenaga suami, dari tukang cat, tukang masak, sampai tukang mengurus dokumen seperti paspor dan berkas pengadilan.

Apa saja, yang penting tidak mencuri, rampok, dan hal-hal terlarang lainnya. Termasuk servis HP, ada saja orang yang percaya. Kadang, ada yang begitu baik melebihkan ongkos barang Rp. 25.000,00, Rp. 50.000,00, bahkan Rp.100.000,00 atau lebih. Memang, Allah selalu memberikan rezeki dari pintu-pintu mana saja yang Dia kehendaki. Suami sudah menjalani profesi sebagai tukang servis rumahan sejak 2011, sebelum anak pertama lahir.

Masa itu, kami masih tinggal di Denpasar.

Klien-klien kebanyakan adalah bule yang kadang laptopnya eror sedikit sudah panik.

Dari sana suami dikenal dari mulut ke mulut.

Sampai sekarang balik ke Pulau Jawa, servis HP dkk masih terus dilakukan demi menutupi kebutuhan sehari-hari.

Nah, balik ke kasus si pemilik warung.

Ane tanya tipe ponselnya, tetapi dia malah menyuruh ane supaya bawa saja untuk dicek. "Yang penting jadi," katanya. Berhubung sudah biasa dititipi ponsel rusak oleh berbagai macam orang, ane oke-oke saja.

Ternyata, dia WA suami, wanti-wanti untuk jangan dibuka-buka isinya. Suami nanggapin santai. Selama ini mana pernah usil?

Singkat cerita, siangnya, si pemilik warung ngasih uang karena suami ngasih tau harganya. Layar sentuh baru langsung dipesan oleh suami supaya lekas bisa dipasang. Ah, lupa kasih tahu, begitu ponsel diterima, suami langsung tanya stok layar sentuh ponsel itu ke vendor-vendor langganan.

Ternyata nggak ada yang punya. Mau nggak mau pesan online lewat market place. Ponsel dibuka unitnya, supaya begitu layar sentuh datang bisa langsung pasang. Ternyata barang yang dipesan belum juga dikirim.

Malamnya, dia WA bilang nggak jadi dibenerin.

Suami minta pendapat ane. Terus terang ane masih belum begitu kesal. Ane bilang suami untuk jelaskan baik-baik bahwa layar sentuhnya sudah dipesan.

Tahu jawabnya apa? Katanya takut kalau isinya dibuka-buka. Itu PRIVACY. Astagfirullah.

Dia kukuh mau ambil. Suami kebetulan pas keluar, cari konektor ponselnya yang sudah ngadat saat isi batrai. Suami WA untuk kasih ponsel orang itu yang dalam keadaan terbongkar, tapi dimasukkan dalam plastik dan terikat.

Memang, setiap ponsel servisan, suami biasanya memisahkan dengan kantong-kantong plastik supaya tidak ada yang tertukar atau hilang. Kalau hilang kan kita sendiri yang rugi karena harus mengganti. Untuk itu, ponsel si orang ini pun diperlakukan sama. Akan tetapi, saat suami baru pulang dari cari konektor dan hendak makan, orang itu WA katanya kartu SIM ponselnya nggak ada.

Suami kaget, memang dia bongkar tidak ada apa-apa di dalamnya. Orang itu ngotot katanya ada. Suami yang capai dan lapar akhirnya memilih untuk keluar dan menemui orang itu. Tambah menggilalah itu ngadu bacot.

Katanya SIM hilang, lalu ada bagian dari ponsel itu yang tidak ada. Adu mulutlah mereka sampai suami dikatain berkelitlah apa segala macam. Ane yang dengar cerita suami ikut kesal.

Seumur-umur ane menemani suami servis ponsel, ya, ada onderdil sekecil apa yang jatuh pun kami cari sampai dapat. Ini masa yang besar malah sampai kelewat? Mustahil. Lalu, dia kan buka plastik itu di rumah, bukan di depan ane.

Nggak habis pikir dengan orang macam itu.

Ane sampai kasihan lihat suami yang akhirnya makan dengan cemberut. Akhirnya ane bilang untuk kembalikan saja uangnya. Lepas tangan, biar saja begitu.

Masalah layar sentuh yang sudha dibayar dan tidka bisa dibatalkan pemesanannya, ya siapa tahu nanti ada yang butuh. Walau kalau dipikir, lumayan uang Rp. 50.000,00 bisa untuk beli makanan anak-anak. Cuma, ya sudah, ane cuma berharap akan ada gantinya nanti. Ane cuma bisa ngelus dada, miris.

Ternyata masih ada orang yang bahkan tidak peduli dengan profesi orang lain, sehingga berlaku seenak hati. Sudah dikasih harga murah karena tetangga, eh ngelunjak. Astagfirullah. Gusti, paringono sabar.

Sekian dulu curhat ane yang sedikit unfaedah.

Jangan suka curiga sama orang, ya, GanSis!

Nggak semua orang, kok, suka kepo sama urusan orang lain. Tukang servis juga punya etika. Tahu mana yang boleh dan tidak boleh dilakukan.

Wassalamualaikum.

Opini dan foto pribadi, thread ini berisi uneg-uneg.
KurohinaM1911
Daniswara92
tien212700
tien212700 dan 61 lainnya memberi reputasi
62
5.7K
261
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
922.7KThread82.2KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.