Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

laskar.perindoAvatar border
TS
laskar.perindo
Corona Merajalela hingga Renggut Nyawa, Order Peti Mati Membludak
Corona Merajalela hingga Renggut Nyawa, Order Peti Mati Membludak


Perajin mebel di Brebes, Jawa Tengah kebanjiran pesanan peti jenazah. Naiknya pesanan ini berkaitan dengan peningkatan jumlah orang yang wafat terkena Corona saat ini.

Para perajin mebel saat ini tidak hanya melayani pembuatan lemari, meja, kursi atau barang sejenisnya. Saat pandemi di mana orderan mebel sedang sepi, mereka justru mendapat banyak pesanan petii mati. Pesanan yang masuk berasal dari rumah sakit, dan Dinas Kesehatan.

Menurut pengusaha kayu dan mebel yang kebanjiran pesanan adalah Agung (42) warga Kelurahan Pasarbatang, Kecamatan Brebes, Kabupaten Brebes. Dia mengaku pesanan dalam bentuk almari meja kursi kusen sedang lesu karena pendemi COVID-19. Namun sebagai gantinya, dia justru kebanjiran pesanan berupa peti jenazah untuk pasien COVID-19 yang meninggal dunia.

"Sebenarnya yang kami produksi adalah mebel, baik almari kusen atau meja kursi. Namun sekarang sedang sepi sejak adanya Corona. Sekarang yang justru naik adalah pesanan peti mati dari rumah sakit dan Dinas Kesehatan," kata Agung ditemui di bengkel kayunya di Kelurahan Pasarbatang, Senin (30/11/2020).

Pesanan peti mati ini, mulai masuk sejak awal pandemi sekitar Maret dan April. Hanya saja tidak sebanyak sekarang saat terjadi lonjakan COVID-19. Agung mengaku, beberapa bulan terakhir rata rata mendapat pesanan 10 buah peti mati per minggunya.

"Dulu tidak seramai sekarang. Paling hanya 5 per bulan. Tapi sekarang 10 buah per minggu," terang Agung.

Peti mati yang dibuat Agung berukuran panjang 2 meter, lebar 55 cm dan tinggi 50 cm. Setiap satu set peti memerlukan papan kayu pinus sebanyak 24 lembar.
Beberapa pekan nelakangan, harga bahan baku papan meningkat seiring tingginya permintaan untuk pembuatan peti. Sebagai pengusaha, Agung pun menaikan harga pesanan untuk menyesuaikan kenaikkan harga papan.

"Dulu kami jual peti mati Rp 530 ribu, tapi karena harga papan naik, kami jual Rp 670 ribu," ungkap Agung.

Agung menyebut, sejak pandemi sampai hari ini, sudah membuat lebih dari 100 peti mati. Mengantisipasi adanya kenaikan pesanan, Agung sudah menyiapkan bahan baku papan dan menambah jumlah tenaga kerja.

Peningkatan angka kematian akibat COVID-19 ini dibenarkan oleh Kepala Dinas Kesehatan. Tidak hanya untuk jenazah yang sudah terkonfirmasi positif, peti ini juga untuk pasien yang meninggal dengan gejala mirip COVID-19, namun belum sempat diperiksa swab.

"Yang jelas ada peningkatan jumlah angka kematian COVID-19. Makanya kami butuh lebih hanyak peti mati. Tidak hanya yang sudah positif, mereka yang belum di-swab tapi meninggal dengan gejala corona kami juga perlalukan sama untuk antisipasi penularan," pungkasnya.


Sumber




Berkah dibalik musibah ... 

saatnya alih profesi jadi pengrajin peti mati ....

cuan.... cuan .... cuan.... di depan mata emoticon-Recommended Seller emoticon-Recommended Seller
jerrystreamer1
R310s
kopkop23
kopkop23 dan 3 lainnya memberi reputasi
4
892
16
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
672.1KThread41.8KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.