Anakku, Permata Hatiku.

Hal yang paling aku sukai ketika bersama anak adalah menggendongnya dan dia terlelap di bahuku. Itu sesuatu yang sangat memorable sekali.

Karena suatu saat nanti, tubuh kecil mungilnya itu akan tumbuh besar, sementara aku kian rapuh dimakan usia.

Merasakan detak jantungnya menyatu dengan detak jantungku, merasakan dia tertidur pulas dengan napas teratur. Bau rambutnya yang khas balita.

Kuciumi kepalanya sambil membisikkan ayat-ayat Al Qur'an. Agar dia selalu dijaga oleh Malaikat Allah. Melunakkan hatinya dan membuka pikirannya agar selalu tumbuh dalam kesehatan lahir dan batin.

Kuusap punggungnya, mengelus dan menepuk-nepuk pelan agar dia tahu aku adalah orang yang akan selalu menguatkannya di saat hidup mungkin berlaku tidak adil terhadapnya kelak.

Kuurut lembut kakinya, agar dia bisa berdiri mandiri dan percaya pada kemampuan dirinya sendiri. Kuat dan gagah menghadapi segala macam ujian yang akan memenuhi langkah-langkahnya.

Kuciumi tangannya sebagai tanda terima kasihku karena telah hadir dalam hidupku dan menjadikanku layak dipanggil sebagai seorang ayah.

Dibalik kekurangan dan keterbatasanku sebagai manusia, aku akan berusaha semampuku menjagamu, walau ragaku harus selalu didera rasa sakit, walau jiwaku harus merintih pedih di saat ujian hidup ditimpakan bertubi-tubi.

Suatu masa nanti, mungkin engkau yang akan menjagaku. Menuntunku ke mana pun aku pergi. Menjadi mataku, menjadi kakiku dan menjadi tanganku.

Aku tidak meminta banyak, Nak. Jadilah anak yang berbakti dan berbudi luhur. Mungkin tidak mudah, mungkin juga akan begitu susah. Namun, doaku akan selalu menyertaimu.

Tidak akan pernah aku biarkan siapa pun menyakitimu, baik secara fisik mapun secara batin. Akan kujaga dan kulindungi dirimu, Nak, meski dunia harus membenciku.

Bagaimanapun kamu kelak, semoga Allah memudahkanku dalam mengurusmu, merawat dan menjagamu. Sehatlah selalu, Nak. Tumbuh dan jadilah dirimu sendiri. Diri yang mengerti maknanya hidup, karena aku tahu dengan getir dan pahitnya dunia. Tahu kalau dunia hanyalah kesenangan yang semu, dan kesakitan yang hanya sementara. Tetap, suatu saat jasadku akan terpendam dalam bumi dan aku akan hilang dari kehidupan. Yang kutinggalkan untukmu hanyalah sebongkah hati yang dipenuhi cinta.

Ingatlah, Nak, aku sangat menyayangimu, mengasihi dan mencintaimu sampai kelak kita dipertemukan lagi di surganya Allah.



Aamiin-aamiin Ya Rabbal Alamiin.