Sebelumnya saya sangat berterima kasih kepada Mas Dody S. Mawardi yang telah memberi izin untuk mengulas tentang profil beliau. Catatan izin, saya lampirkan di bagian paling bawah artikel ini.



Bagi dunia fotografi baik luar negeri maupun dalam negeri, nama besarnya tidak diragukan lagi.

Mengenalnya merupakan suatu kebahagiaan dan kehormatan bagiku.

Sebagai seorang Photographer profesional yang menekuni genre Contemplative Fotografi dan Conceptual Surealis, mentor, musisi dan curator juga profesinya saat ini sebagai Asesor di bawah naungan BNSP (Badan Nasional Sertifikasi Profesi) bukan hal sulit untuk mencari tahu tentang sosok beliau.




Kontribusinya bagi orang lain sangatlah luar biasa. Salah satunya adalah dengan memperkenalkan dunia fotografi bagi anak-anak yang berkebutuhan khusus yang diselenggarakan untuk Yayasan Peduli Kasih ABK dengan menggelar webinar secara live, bertajuk penerapan seni visual (lukis dan fotografi) untuk anak berkebutuhan khusus selama di rumah.



Di mana kegiatan ini selain bertujuan sebagai pengenalan dunia fotografi juga akan melatih daya imajinasi dan kreatifitas, memberikan semangat pada anak, bisa membentuk kepribadian, memunculkan bakat yang dimilikinya, serta agar anak-anak mampu menghargai diri sendiri yang mungkin dalam jiwa mereka tumbuh rasa ketidakpercayaan diri dengan kekurangan yang ada padanya hingga anak mampu mengembangkan diri untuk menghadapi dunia.

Berdasarkan percakapanku dengan beliau secara pribadi di room Whatsapp melalui voice note. Beliau menjelaskan bahwa, ia mengenal dunia fotografi atau mulai belajar memotret pada saat kelas empat SD. Belajar dari ayahnya yang juga seorang Fotografer. Pada awalnya beliau belum mengenal tentang teori teknik-teknik fotografi seperti exposure, komposisi dan lainnya. Mas Dody saat itu hanya bermain pada shutter speed dan belajar fokus serta menjepret.

Berdasar dari pengalamanku yang saat ini sedang belajar fotografi untuk fokus dalam pengambilan gambar bukanlah hal yang mudah karena memiliki teknik tersendiri bagaimana berusaha menangkap gambar secara detail dan tajam.

Sebelum aktif menekuni dunia fotografi dan berprofesi sebagai Asesor Fotografi. Beliau pernah menjadi seorang penyiar di salah satu penyiaran pro2 FM Surabaya, menjadi musisi selama 20 tahun, dan sebagai pekerjaan terakhir beliau adalah di bidang air line yaitu Adam Air dan Citilink sebelum beliau memperdalam ilmu fotografinya, mengejar ketertinggalan dengan membaca banyak buku-buku fotografi serta mengambil short course di RMIT (Royal Melbourne Institute Of Technology) sebagai Asesor. 

Atas apa yang telah dicapainya tersebut, begitu menginspirasi banyak orang termasuk saya. Saya sangat mengagumi Mas Dody. Sosoknya yang rendah hati, sangat terbuka dan ikhlas berbagi membuatku menjadikannya sebagai panutanku.

Beliau selalu berbagi ilmu kepada siapapun tanpa pamrih termasuk ke saya. Pertanyaan apapun dariku selalu ditanggapinya dengan tangan terbuka. Sosoknya yang gaul membuatku merasa nyaman. Beliau adalah guru kehidupan dan fotografi bagiku. Mas Dody mengajarkan untuk sabar, ikhlas dan menjadi manusia yang bermanfaat seperti prinsip yang dipegangnya.

Quote:

"Bahwa ilmu adalah rejeki, ilmu harus dibagi, apa yang kita pelajari sebisa mungkin disebarluaskan agar bisa bermanfaat bagi orang lain," ulasnya melalui voice note.

Awal saya mengenal Mas Dody yaitu melalui Facebook. Setelah saya mengikuti webinar dari seorang Photographer Profesional juga yaitu Bapak WS Pramono. Saya tertarik untuk mencari tahu tentang Mas Dody dan mem-follow setiap yang berkaitan dengannya. Hingga saya menemukan salah satu grup fotografi beliau yaitu Grup Miksang Fotografi Indonesia.

Dari situlah saya belajar tentang salah satu genre fotografi yang baru bagiku yaitu genre Contemplative. Melalui grup ini saya belajar tentang Miksang juga Zen.

Teori tentang Miksang berdasar pemahamanku yang masih sangat kurang adalah sebuah cara bagaimana kita melihat realitas secara jujur, natural dan bebas. Bebas dari keinginan, bebas dari aturan. Karena Miksang merupakan memotret hal tanpa keinginan untuk memposisikan apa yang kita lihat sesempurna mungkin termasuk tidak menerapkan segala teori komposisi fotografi dalam gambar yang akan kita potret.

Miksang adalah membebaskan diri kita. Belajar Miksang merupakan cara kita menjiwai dan masuk ke dalam apapun yang ada di sekitar kita.

Dengan cara itu kita bisa menjadikan diri kita memahami tentang kehidupan, membersihkan diri dan jiwa. Miksang mengajarkan untuk bermeditasi seperti halnya Zen.

Melalui ini saya mengucapkan terima kasih guru, telah berlapang dada dan terbuka untuk mengarahkan dan mengajari serta menunjukkan genre apa yang cocok untuk kutekuni juga selama mengenal, beliau yang dengan senang hati kusapa Mas dan menganggapku seorang adik telah mengajariku tentang kehidupan.

Saya meminta maaf kepada siapapun terlebih kepada Mas Dody, jika ulasan ini terdapat kekeliruan dan kekurangan.