kartu.prakerjaAvatar border
TS
kartu.prakerja
Habib Rizieq Tolak Tes Swab, Satgas Covid-19: Jangan Melawan Pelacakan Kontak

Habib Rizieq Shihab (tengah) menyapa ribuan jamaah di jalur Puncak, Simpang Gadog, Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat (13/11/2020). [ANTARA FOTO/Arif Firmansyah]

Suara.com - Kabar seputar Habib Rizieq Shihab yang menolak melakukan tes swab Covid-19 patut menjadi perhatian Satuan Tugas Penanganan Covid-19.

Ketua Satgas Covid-19 Doni Monardo menyampaikan bahwa tes swab dan pelacakan kontak, terutama bagi orang yang baru pulang dari luar negeri, bertujuan untuk mencegah penyebaran virus Corona yang semakin tinggi.

Oleh sebab itu, Doni mengingatkan agar masyarakat jangan menolak jika petugas kesehatan melakukan pelacakan kontak terhadap orang-orang terdekat dari pasien Covid-19.

"Tenaga kesehatan hendak memastikan gejala sakit dikenali lebih awal dan demikian juga dengan riwayat kontak pasien. Semakin cepat diketahui, penularan lebih luas bisa dicegah karena memang mayoritas penderita Covid-19 adalah orang tanpa gejala," kata Doni melalui keterangan tertulis yang diterima Suara.com, Minggu (22/11/2020).

Menurut Doni, yang paling krusial saat ini adalah memperkecil risiko kematian akibat Covid-19 dengan menjaga agar pasien tidak berpindah fase atau kategori sakit. Juga sedapat mungkin tetap dengan gejala ringan sehingga lebih mudah disembuhkan.

“Ini adalah prioritas dokter dan tenaga kesehatan sekarang. Apalagi dalam seminggu terakhir tingkat penularan cenderung meningkat," ucapnya.

Data yang dihimpun Satgas Penanganan Covid-19 dari Rumah Sakit Persahabatan Jakarta ditemukan bahwa pasien dengan kategori ringan memiliki risiko kematian nol persen.

Sedangkan pasien dengan kondisi medis sedang mencapai 2,6 persen, pasien kategori berat 5,5 persen dan pasien kategori kritis memiliki risiko kematian 67,4 persen.

Kategori kritis merupakan pasien dengan komplikasi infeksi berat yang mengancam kematian, seperti pneumonia berat serta gagal oksigenasi dan ventilasi.

Tak sedikit pasien memasuki fase kritis karena sebelumnya memiliki penyakit bawaan seperti hipertensi, diabetes, ginjal, dan gangguan paru.


Doni menambahkan salah satu cara memutus mata rantai penularan dengan melakukan pemeriksaan, pelacakan, dan perawatan yang tepat kepada pasien Covid-19.

Namun, pemeriksaan dan pelacakan juga tidak mudah dilakukan karena masih terjadi penolakan di masyarakat.

Dia menduga fenomena ini terjadi karena masih ada stigma negatif bagi penderita Covid-19 dan masyarakat takut didiagnosis tertular.

"Padahal, masyarakat tak perlu takut karena mayoritas penderita Covid-19 sembuh. Di Indonesia sekarang angka kesembuhan telah menembus 83,9 persen dari kasus aktif, jauh di atas kesembuhan dunia yang di level 69 persen," katanya.

Satgas Penanganan Covid-19 bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan dan Dinas Kesehatan Daerah menurunkan lebih dari 5.000 relawan pelacak kontak untuk melakukan deteksi awal penularan di 10 prioritas.



https://microsite.suara.com/ingatpes...lacakan-kontak

emoticon-Cendol Gan Malah melawan diperiksa, dia ditengah2 ribuan orang berceramah, ini bukan melulu tentang anda. Lurah petamburan positif kena nya di markas anda semingguan fasilitasi tenda toilet dan westafel cuci tangan.

Semakin dibiarin tidak dilacak atau lama dideteksi, virus corona di tubuh akan berlipat-lipat menjadi gawat/kritikal dan harus gunakan tabung ventilator untuk bisa bernafas.
Diubah oleh kartu.prakerja 22-11-2020 09:17
pradanto17
evywahyuni
pisgedong
pisgedong dan 6 lainnya memberi reputasi
5
2.7K
44
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
670.2KThread40.4KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.