Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

integrityproAvatar border
TS
integritypro
Kehabisan Logistik dan Nyasar, Ekspedisi Kalimantan Barat (Part 3)
Sambungan...

Rabu, 22 Januari 2003

06.00 Bangun, seperti biasa Pak Atta yang bangun pertama kali. Tidur semalam ngak nyaman karena teras yang kecil itu dipaksa muat 10 orang cowok, tidur sambil ketetesan air, dari punggung sampai kaki pegel semua.

10.00 Sesuai rencana kemarin target kami adalah puncak gunung Serang. Karena menurut Pak Atta medan gunung yang ditempuh akan banyak scrambling, bahkan climbing, maka ia menyarankan agar kami meninggalkan alat-alat berat, mengingat power kami sudah banyak terkuras dalam pergerakan kemarin, dan akan lebih berat lagi medan di depan.

Kami setuju karena menurut kami Pak Atta lebih tahu medan yang akan dihadapi. Kami hanya membawa tali statik 50 m 1 roll, webbing 5, chest harness 1, dan 5 buah karabiner. Pergerakan pun dimulai..!

10.18 Bertemu lokasi tebing, tetapi blank, untuk memanjatnya harus bor to bor.Kami memilih jalan lain.

Tim Kalimantan (Bang Niwan paling kiri, Agus, Rapig topi merah, Ridwan baju putih, Sefung duduk, Ganang baju oranye, Marcos pegang lantak, pak Atta baju biru paling kanan)
Kehabisan Logistik dan Nyasar, Ekspedisi Kalimantan Barat (Part 3)

11.25 Menghadapi medan berupa dinding tebing yang face dan licin setinggi 7 m, disini saat memanjat Yoshi Cukiok sempat terpeleset karena kehilangan pijakan, kami hanya bisa menahan nafas tak bisa bicara, menyaksikan Cukiok bergantung pada sebuah akar dengan kedua tangannya, tetapi kakinya tidak berpijak, hanya mengesek-gesek tebing, semua panik karena dibawahnya terdapat jurang sedalam 20 m amat terjal. Ganang cepat bertindak dan segera mengulurkan webbing. Cukiok pun mencoba menggapai webbing tsb, dan berusaha menarik tubuhnya naik dibantu Ganang, dan Hup...!

Akhirnya Cukiok tiba di atas, tetapi ketegangan di wajahnya belum hilang, lucu banget, Ha..ha..ha mang enak panitia lapangan !!

Tega nih, siapa yang sempat2nya foto pas teman kita cukiok lagi susah emoticon-Big Grin
Kehabisan Logistik dan Nyasar, Ekspedisi Kalimantan Barat (Part 3)

11.57 Kembali menghadapi dinding terjal, face, tanpa pegangan dan pijakan yang berarti.

Dinding pertama masih bisa dilewati dengan scrambling setinggi 6 m, setelah melewati dinding pertama, hanya ada teras yang muat untuk 5 orang, sedangkan di sebelah kiri teras ada sebuah liang sedalam 20 m, amat terjal, jadi ada yang masih nunggu di bawah. Setelah teras masih ada dinding kedua yang menghadang setinggi 5 m, face tanpa pegangan dan basah.

Untuk melewatinya Pak Atta memotong batang pohon dan mengikat ranting-ranting untuk dijadikan tangga, Pak Atta naik, disusul Rapig dan Marcos lalu Ganang naik dan memasang tali statik serta webbing untuk alat bantu naik. Masih berbahaya karena kiri kanannya jurang.

12.10 Akhirnya dinding terjal terlewati. Puji Tuhan...

12.35 Istirahat, makan snack

13.00 Jalan lagi

13.19 Duh..duh duh..ketemu dinding terjal lagi setinggi 12 m. Kembali Mr. Atta beraksi dengan tangga batang pohonnya.

14.37 Melewati dinding tsb dgn selamat, paling lecet dikit. Melanjutkan perjalanan, masih harus melewati lebatnya hutan dan tanjakan.

16.30 Waduh Pak Atta salah jalan turun lagi

16.50 Melanjutkan ke arah kanan. Jalan yang dilalui tertutup tumbuhan air

16.59 Kembali menghadapi dinding terjal, pak Atta, Agus dan Ganang mencoba buka jalur. Tak berapa lama hujan pun turun dengan deras, cepat-cepat membuat perlindungan dari fly sheet dan ponco. Kondisi tubuh yang capek semakin drop saat tertimpa dinginnya air hujan, rasa lapar menyerang kami.

Lalu masak havermut campur milo. Kami ngak bisa kemana-mana , dan ngak bisa buka tenda karena tidak ada tempat datar." Duh jangan sampe tidur disini“ pikir kami.

17.10 Syukurlah hujan berhenti, “thanks God“, cepat-cepat kami packing dan Pak Atta segera memimpin pergerakan turun. “Dinding terakhirnya ada 3 dinding, cuman yang terakhir paling berbahaya dan vertikal, besok aja kita coba lagi, kira-kira 10–15 m lagi udah puncak, demikian kata Pak Atta, Sekarang kita cari camp dulu, sebelum gelap", lanjutnya lagi.

Kami turun kembali melewati tempat semula, dengan langkah setengah berlari karena ingin cepat-cepat sampe camp, makan dan tidur.

17.48 Hari pun gelap tapi syukurlah kami tiba di camp 3: Bentiang yang lumayan nyaman. Cukiok dalam kondisi seperti abis olahraga berat hari H hehe...

Karena gelap kami agak kesulitan membunuhi pacet-pacet yang menempel di tubuh kami." Ati-ati jangan ada yang lepas, jangan sampe lagi tidur masuk kuping!", kata Ganang ngeri.

Camp 3: Bentiang
Kehabisan Logistik dan Nyasar, Ekspedisi Kalimantan Barat (Part 3)

18.15 Masak dan P3k, Kasihan Reza dan Cukiok darahnya mengucur deras akibat diisep pacet yang lumayan banyak.

20.10 Selesai makan dan tidur, "Thanks God untung kami ngak jadi tidur di luar", tapi sayang air kami habis dan tak bisa isi air karena camp kami jauh dari sumber air.

Kamis, 23 Januari 2003

06.00 Bangun pagi

06.45 Masak dan makan pagi, ngak lupa ngucap "Happy Birthday" ke Bang Niwan. Marcos cerita kalo tadi malam ada yg nimpuk dia pas tidur, ngak tau siapa.(katanya sih penunggu daerah sana)

08.55 Mulai pergerakan kembali meninggalkan perlengkapan yang tidak diperlukan, nanti balik lagi kesana setelah sampe puncak. Ini dilakukan untuk mengurangi beban kami, karena kondisi makin lemah. "Ayo semangat hari ini sampe puncak!" seru Ridwan berapi-api.

09.45 Tiba di dinding kemarin kali ini leader Ridwan

Dinding ke 1 setinggi 6 m berhasil dilewati lalu tambat tali statik, lalu langsung menuju dinding kedua setinggi kira-kira 6 m juga, lalu tambat tali.

Saat berhadapan dengan dinding ketiga setinggi kira-kira 10 m, Ridwan jiper karena pegangannya hampir tidak ada, licin dan berlumut. Teras di dinding ke tiga ini hanya muat untuk 3 orang, kiri dan kanannya langsung jurang yang dalam, kalo sampe jatuh....!

Ridwan mencoba leader dengan pengaman seadanya, diikat pada ranting kecil. Sulit untuk melewati dinding ketiga ini perlu nekat fifty-fifty kalo ngak berhasil ya jatuh. Gantian Ganang yang coba, tapi ngak berhasil juga.

"Coba tadi bawa pengaman“, sesal Ridwan. “Gua ngak nyangka mau ke puncak gunung malah harus ketemu tebing lagi, kalo tau ada tebing harusnya kita bawa alat“,

"Gua coba lagi". Tetapi setelah setengah jam mencoba akhirnya Ridwan pun menyerah, “Sori friend gua ngak berani gambling, kalo jatuh gua mungkin ngak bisa balik Jakarta lagi !"

11.30 Akhirnya Ridwan, Agus dan Ganang turun dari teras dinding ketiga, rekan-rekan yang lain : Se Fung, Reza, Cukiok, Pak Atta, dan Bang Niwan Sudah menunggu di teras kedua. Di teras kedua ini kami berfoto dengan seragam MEGA dan bendera MEGA, sebagai tanda kami datang bersama MEGA, dengan semangat MEGA dan kami bangga sebagai anak MEGA.

Rupanya jalur menuju puncak Gunung Serang yang biasa dilalui Pak Atta bukan dari jalur ini, ternyata kami dan Pak Atta buka jalur baru, pantas pak Atta aja belum tau jalur ini.

10-15 m lagi kami sampe puncak kata Pak Atta, kalo tadi berhasil kami adalah PA pertama yang mencapi puncak Gunung Serang, dan buka jalur baru.

Sedih juga tidak mencapai top tapi apa boleh buat, apa artinya keberhasilan jika harus ditukar nyawa. Pak Atta tidak naik ke dinding ketiga karena ia sakit akibat hujan kemarin, agak demam dan pusing katanya.

12.00 Turun kembali ke camp Bentiang untuk ambil barang yang ditinggal, target kami adalah hari ini sampe Tengkuyung untuk Caving. Rapig dan Marcos sudah turun duluan menunggu di camp kedua.

12.45 Tiba di Bentiang Camp, packing kembali. Lalu pergerakan kembali turun, menuju camp kedua untuk ambil barang yang tertinggal.

13.30 Waduh.. Pak Atta kehilangan arah.

14.00 Akhirnya memutuskan kembali ke camp Bentiang. Menurut Pak Atta didaerah sekitar sini memang agak lebih mistis suasananya, ada hantu penyesat katanya

14.15 Ketemu jalur yang benar.

15.05 Kabut turun, jalan semakin sulit terlihat. Kami bertujuh ngak tahu apa-apa, kami hanya bisa berharap pada Pak Atta yang tahu jalan, maka kalo Pak Atta hilang dari pandangan kami langsung teriak. Uuuukkk.k“, sebab semua jalan hampir terlihat sama.

15.25 Kembali bertemu dinding vertikal yang kemarin setinggi 12 m, tapi sekarang harus turun. Kembali menggunakan tali. Semua berhasil turun dengan selamat.

Tapi tiba-tiba Ganang baru sadar chest harness tertinggal di pohon saat buat angkor tadi, untuk naik pun sudah berat rasanya dan kondisi tubuh dan otak benar-benar sudah sangat drop, dengan berat hati kami meninggalkan alat tsb, dan berjanji akan menggantinya setelah pulang nanti. (sori ya !)

16 45 Potong jalan hingga tak perlu melewati dinding vertikal yang kemarin. Akhirnya tiba di camp 2, ternyata marcos dan rapig sudah balik ke desa.

18.15 Mandi, masak, dan istirahat. Keadaan logistik menipis , gula habis, indomie dan beras juga hampir habis tinggal buat sehari, tempoyak pun habis. Dan yang parah rokok dan lintingan udah habis, para kaum perokok jadi "bego" semua.

21.15 Tidur

Jumat, 24 Januari 2003

02.30 Terbangun karena ada suara yang aneh, seperti burung tapi bukan burung, seperti monyet tapi bukan monyet, membuat bulu kuduk merinding.

05.50 Bangun

06.11 Packing alat, masak dan makan.

08.00 Berangkat menuju tengkuyung, buset jalanannya turunan terjal dan curam, agar tak terguling kami hari memakai bantuan batang batang pohon untuk pegangan dan rem. Kami harus hati-hati agar jangan membuat batu jatuh dan menimpa kepala rekan di bawah kami.

Tapi malang Ridwan sempat terpeleset dan terguling ke bawah untung kakinya sempat tersangkut akar, dan kepalanya di bawah. Untung nga kenapa-napa.

10.24 Istirahat, perjalanan dihentikan karena Reza keracunan, badannya demam, tubuhnya membengkak terutama bibir, muka dan tangannya. Matanya merah. Semula kami menduga Reza komplikasi/keracunan obat atau kegigit serangga.

Tapi dugaan kami masih ragu-ragu sampe sekarang, (kata Pak Atta penyebabnya hampir dirasuki makhluk halus). Sayang sekali susu yang digunakan untuk keracunan sudah habis.

Reza keracunan bibirnya bengkak, Tuan Cukiok kenapa kamu senyam senyum liat temannya sakit, mau kena seri emoticon-Mad
Kehabisan Logistik dan Nyasar, Ekspedisi Kalimantan Barat (Part 3)

10.55 Jalan lagi, Reza paksa diri.

12.00 Tiba di camp Gua batu, semula Ganang ingin kita camp disini saja agar Reza istirahat, tapi Ridwan dan Se Fung tidak setuju ,"Bagaimanapun kita harus coba jalan, logistik hampir habis, mental dan fisik sudah drop, kondisi camp pun lembab dan banyak semut besar amat tidak nyaman, jika bertahan di sini mental dan fisik akan makin jatuh, harus coba jalan ke Tengkuyung, biar carrier Reza kita yang bawa !", demikian kata Ridwan dan Se Fung.

Akhirnya Reza minta waktu tidur sejenak 1 jam. Sementara itu kami masak havermut.

13.09 Kembali pergerakan. Selama pergerakan tak henti-hentinya kami berdoa, agar cepat sampe Tengkuyung dan di jauhkan dari segala gangguan yang jahat.

Kondisi kami sudah drop semakin drop saat menyaksikan rekan kami sakit.

Menurut Pak Atta Tengkuyung sampe 4 jam lagi, tapi mengingat kondisi kami seperti ini bisa sampe magrib. Jiper kami mendengar hal itu. Sambil pergerakan kami terus berdoa menyebut nama yang Kuasa, minta mujizat agar bisa sampai Tengkuyung sebelum malam dan minta Reza dikuatkan.

Saya terus berdoa Bapa Kami di saat keadaan tertekan seperti ini

Akhirnya kami tiba di lembah, jalanan datar, langkah kami pun makin cepat, Reza pun masih mampu berjalan dengan kuat. Dan akhirnya tiba di air terjun Ciluang, tanda bahwa Tengkuyung sudah dekat.

14.00 Tiba di air terjun Ciluang (navigasi 170 derajat) kami bernafas lega bahagia, "Terima Kasih Tuhan” bisik kami dalam hati. Ngak ngerti kekuatan apa yang bisa membuat kami bergerak cepat sekali menerobos rimba padahal kami sudah lemah.

14.20 Jalan lagi, dan akhirnya...

15.15 Tiba di Tengkuyung dengan selamat. Puji Tuhan Hanya dalam waktu 2 jam lebih kami sampe Tengkuyung,kok bisa? Padahal Pak Atta sendiri bilang 4 jam. Pasti karena bantuan Tuhan, "Terima kasih Tuhan doa kami dikabulkan."

Tetapi sampe Tengkuyung kondisi kami sudah drop, semua bengong, Logistik pun tinggal untuk sekali makan malam ini. Akhirnya dengan kerelaan hati Agus merelakan diri bersama Pak Atta untuk kembali ke Desa Dawar untuk
membawa logistik termasuk rokok. “Besok siang kita udah balik ke sini" kata Agus." Jangan lupa duren dan rambutan , Gus "teriak Ridwan.

15.30 Agus dan Pak Atta berangkat. Kondisi Reza pun mulai agak mendingan.

16.00 Masak, makanan terakhir.

17.15 Makan

17.45 Mandi di sungai. Air Sungainya jernih dan dingin, aliran sungai memanjang terus, wah...enak banget mandi disini.

18.27 Selesai mandi

18.47 Langsung tidur, pada takut nongkrong di luar karena Pak Atta ngak ada. ihh..serem..gelap banget.

Spoiler for Versi Agus:

bersambung...

Spoiler for Catatan Perjalanan ke 4 (Ekspedisi 3 Divisi MEGA UNTAR ke Kalimantan Barat):


Spoiler for Sebuah Kisah Klasik Untuk Masa Depan:
Diubah oleh integritypro 14-08-2021 16:07
madjezzt
tien212700
lapar.bang
lapar.bang dan 3 lainnya memberi reputasi
4
2.8K
7
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Catatan Perjalanan OANC
Catatan Perjalanan OANCKASKUS Official
1.9KThread1.5KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.