Aku Pulang Karena Dia

Beranda

...

The Lounge
Aku Pulang Karena Dia

Mutimumut11

20-11-2020 06:31

Aku Pulang Karena Dia

Hai Agan dan Aganwati, akhirnya Creator Is Back!

Udah lama banget ane nggak bikin trit, sebenarnya bukan karena nggak ada event juga. Tapi udah beberapa bulan terakhir kesehatan fisik ane menurun. Sepanjang tahun 2020 ini, fix menjadi tahun yang penuh dengan air mata. Nggak hanya tentang covid-19 namun juga dalam kehidupan pribadi ane, semuanya dimulai dari Problem Relationshit!, keuangan, kesehatan, hingga berdampak ane harus melepas pekerjaan di perantauan akibat sakit ini.

Dari sinilah Threat ini terinspirasi, dimana at the end of the day kita bakal tahu siapa saja yang bertahan sama kita saat terpuruk. Hingga suatu kesempatan, ane berpikir jauh dan secara tiba-tiba pemikiran ini menjadi akar yang merubah pandangan ane terhadap sakit yang pernah bikin ane menyumpah setengah mati akan hal ini.

Thank God! Udah kasih sakit ini dalam hidupku. Thanks buat semua yang dikasih ke hidupku, Thanks buat pelajaran berharga secara kilat yang Engkau kasih padaku. Thanks udah kasih Ibu yaitu Mamaku. Dia orang yang selalu ada di setiap kejatuhan hingga moment berharga dalam hidupku. Orang yang bakal lebih sedih kita bersedih, lebih marah saat kita marah, hingga lebih bahagia saat kita bahagia.

Jujur, sebelum ini semua ane adalah orang yang paling jago mengkoreksi Mama. Terlalu banyak hal yang jadi perhatian ane namun tidak ane sukai (nggak melihat banyak juga kelebihan Mama yang seharusnya ane banggakan). Sampai ke suatu moment dimana ane berpikir Mama bukanlah seorang Role Model Ibu yang ideal, dan suatu saat kalau ane udah menikah dan punya anak gak mau mencontoh Mama sama sekali.

Tapi, seketika Negara api pun menyerang. Ane mengalami sakit, duit pas-pasan, dan di perantauan. Mudah ditebak tentang siapa yang ane hubungi pertama kali di saat seperti ini. Mama yang selama ini nggak pernah naik pesawat sendiri dari Pulau kecil bernama Belitong,sedang wabah Covid-19, kemudian memberanikan diri datang ke Jakarta di Bandara yang segitu luasnya dan datang ke kos ku untuk pertama kali dengan lancar tanpa hambatan berarti.

Melihat bagaimana beliau merawat ane yang sakit selama sebulan penuh di kosan sempit, mandiin ane, telaten ngasih makan dan obat-obatannya. Bagaimana Mama berdoa terus di setiap Shalatnya untuk kesembuhan ane. Bagaimana mungkin ane berpikir untuk tidak menjadikan orang ini Role Model ane apabila nanti sudah menikah dan memiliki anak?

Tanpa terasa sebulan Mama ngerawat ane di perantauan, melihat ane sudah semakin sehat maka beliau memutuskan pulang ke Belitung. Sebelum itu, beliau pernah mengatakan bahwa alangkah bahagianya kalau ane juga memutuskan untuk pulang. Kembali ke kampung halaman dan bekerja di dekat orang tua saja, mengingat beliau semakin tua sebenarnya hati kecilnya ingin selalu di dekat anak-anaknya. Namun, ane masih bersikeras karena memulai dari nol itu hal yang sulit apalagi di jaman pandemi sekarang ini.

Namun, di hari yang sama saat beliau pulang ke Belitung ane justru sakit lagi dan benar-benar nggak tahu harus bagaimana. Ternyata sakit ane ini kambuhan dan membutuhkan waktu lama untuk pemulihan sehingga tidak memungkinkan buat tetap bertahan di perantauan sendirian. Nggak perlu dijelaskan mungkin bagaimana paniknya beliau dan keluarga mendengar ane sakit lagi. Dan bagaimana pada akhirnya ane luluh dan memutuskan untuk melepaskan pekerjaan di perantauan dan pulang untuk berjuang lagi dari nol.

Terima kasih Mama, Terima Kasih Pahlawanku. Yang tak pernah peduli seburuk apa aku sekarang, yang selalu mensupport, yang selalu percaya bahwa aku pasti bisa melalui semua ini meski sekarang baru saja akan berjuang lagi dari nol. Selalu mensupport apapun keputusan anaknya meski bertentangan dengan hati nuraninya.