i.am.legend.Avatar border
TS
i.am.legend.
Sampai Berkaca-kaca! Sekjen HRS Centre Sampaikan Pesan Emosional ke Jokowi


Sampai Berkaca-kaca! Sekjen HRS Centre Sampaikan Pesan Emosional ke Jokowi

Suara.com - Sekjen HRS Centre, Haikal Hassan menyampaikan pesan untuk Jokowi. Saking emosionalnya, pria yang akrab disapa Babe Haikal ini sampai matanya berkaca-kaca.

Hal tersebut disampaikan Haikal Hassan saat menjadi narasumber acara Indonesia Lawyers Club dengan tema #ILCProkesDilanggar yang tayang Selasa (17/11/2020).

Babe Haikal mengatakan bahwa ada orang yang memiliki pengaruh besar tapi tidak disukai negara dan selalu dihambat.

"Sejak tahun 2017 Bang Karni, Habib Rizieq itu ingin dialog, tapi selalu ada yang menghambat, jujur-jujuran saja siapa yang menghambat itu? Toh pak Jokowi nggak anti-anti banget gitu lho, siapa yang menghambat ini?" kata Haikal Hassan.

Babe Haikal kemudian menyampaikan pesannya kepada Jokowi.

"Pak Jokowi tolong dengar ini, tahun 2017 kami mau diskusi nggak bisa, Habib Rizieq baru pulang pertama kali lagi capek-capek pegang mic langsung berkata 'Kami ingin dialog', tapi lihat sambutannya, nggak ada rekonsiliasi! Istana lho pak yang mengatakan 'nggak ada rekonsiliasi'," kata Babe Haikal sampai berkaca-kaca.

Sekjen HRS Centre ini pun mempertanyakan kepada siapa Habib Rizieq harus berdialog kalau negara saja menolak rekonsiliasi.

"Memang Habib Rizieq ini apa? Musuh negara? Dia bukan bandar narkoba, dia bukan pemimpin partai, dia bukan siapa-siapa, dia jelaskan 'saya tidak pernah menjadi musuh negara, tidak pernah menjadi musuh TNI, tidak pernah menjadi musuh POLRI', beliau hanya musuh ketidakadilan dan dia ingin dialog, ke mana mesti dialog kalau negara memperlakukan dia sebagai musuh?" kata Haikal Hassan.

Bicara Rekonsiliasi Habib Rizieq Minta Jokowi Bebaskan Abu Bakar Baasyir..


Sejak kemarin ramai isu rekonsiliasi antara Habib Rizieq dengan Pemerintahan Joko Widodo (Jokowi). Walaupun, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko sudah menegaskan hubungan pemerintah dengan Rizieq Shihab baik-baik saja.

Terkait rekonsiliasi ini, Imam Besar Fron Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab pun angkat bicara. Ia menegaskan siap rekonsiliasi namun dengan syarat. Syarat utama yang perlu dilakukan untuk melakukan rekonsiliasi adalah dengan melakukan dialog.

Menurut Rizieq, jalan perdamaian mustahil bisa terwujud jika dialog tersebut tidak dibangun antara kedua belah pihak.


"Teriak-teriak rekonsiliasi, mana mungkin digelar tanpa ruang dialog dibuka. Buka dulu pintu dialognya baru rekonsiliasi," kata Rizieq dikutip dari siaran YouTube Front TV, Kamis (12/11/2020).

Kemudian, Rizieq memberi syarat lagi, sebelum dialog digelar Ia meminta agar Jokowi mengakhiri kriminalisasi ulama, aktivis hingga para buruh dan mahasiswa yang berbeda pendapat dengan pemerintah.

"Kalau beda pendapat jangan main tangkap, jangan main ditersangkakan. Beda pendapat ayo duduk bersama adu agumentasi, adu alasan, siapa yang kuat," ungkapnya.

Secara terang-terangan, Rizieq juga meminta Jokowi membebaskan para petinggi KAMI yang telah dipenjara.

"Bebaskan para habaib dan aktivis kita. Bebaskan Ustaz Abu Bakar Baasyir, Habib Bahar bin Smith, Dr.Syahganda Nainggolan, Anton Permana, Bambang Nur Hidayat. Bebaskan para buruh mahasiswa pelajar yang penuhi ruang tahanan," katanya.


Refly Harun Nilai Istana Tolak Rekonsiliasi dengan Habib Rizieq Sudah Tepat

Setelah pulang ke Indonesia, pimpinan FPI Habib Rizieq Shihab menyatakan siap melakukan rekonsiliasi dengan pemerintahan Joko Widodo.

Dengan syarat, negara harus membebaskan terlebih dahulu tokoh-tokoh di barisannya yang sekarang ditahan, termasuk aktivis kontra UU Cipta Kerja.

Tetapi istana menanggapi secara dingin pernyataan Habib Rizieq. Justru istana menanyakan landasan rekonsiliasi yang diinginkan tokoh yang selama 3,5 tahun mengasingkan diri di Arab Saudi itu.

"Menurut saya, apa yang direkonsiliasi dengan Pak Habib Rizieq? Kita nggak ada masalah," ujar Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko di Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis (12/11/2020).

Menanggapi kabar tersebut, ahli hukum tata negara Refly Harun angkat bicara di kanal YouTubenya. Refly menilai, memang tidak seharusnya pemerintah menanggapi tantangan rekonsiliasi yang digaungkan Habib Rizieq.

"Saya mengatakan memang pemerintah tidak perlu menanggapi rekonsiliasi itu, karena rekonsiliasi itu adalah pertikaian antara dua belah pihak. Nah dalam konteks ini, negara bukan pihak sesungguhnya, tapi negara berada di atas secara vertikal, dia menjalankan tugas-tugas pemerintahan. Jadi jangan sampai ada unsur-unsur negara yang berpikir bahwa satu kelompok masyarakat itu adalah lawan politiknya, nggak begitu," terang Refly Harun, Sabtu (14/11/2020).

Refly menambahkan, apabila satu kelompok masyarakat dianggap lawan politik, maka sesungguhnya negara tidak menjalankan perannya secara baik.

Berbeda halnya dengan lawan politik yang ada di parlemen, yang dianggap sebagai oposisi.

"Itu wajar-wajar saja, karena memang itu disediakan jalurnya melalui sistem pemerintahan. Jadi ada partai yang ikut dalam kabinet kepresidenan dalam sistem presidensial sekarang kita dan ada yang tidak diikutkan," imbuhnya.

Akan tetapi terhadap pihak Habib Rizieq, negara tidak boleh bersikap seperti pihak yang sedang bertempur, berkelahi dan bertanding karena negara berada di atas semua golongan semua masyarakat apalagi sekadar individu seperti Habib Rizieq Shihab terlepas para pendukungnya banyak.
sumber

*******

Sebelum komentar ini dibuat, bagi ente-ente yamg gak punya nalar dan logika, lebih baik skip aja, daripada hati panas, otak kram, tangan gemetar.

Tapi bagi ente yang jadi pendukung Rizieq Shihab, yang masih punya akal pikiran, coba renungkan hal dibawah ini.

Makin halu.
Itu yang tersirat dari seluruh ucapan dan keinginan kelompok intoleran pemicu ketidakstabilan bangsa dan negara ini.

Yang teriak-teriak ingin rekonsiliasi, situ.
Yang bermasalah dengan hukum, situ.
Yang selalu memgumbar kebencian, situ.
Yang selalu merasa benar, situ.
Eh, ngasih syarat yang seenak udelnya aja.

FPI, jelas Ormas kemarin sore. FPI jelas bukan bagian dari Ormas keagamaan bangsa ini yang turut menentukan arah perjuangan bangsa ini merebut kemerdekaan. FPI tak pernah berjuang sama sekali dan memberi kontribusi bagi kemerdekaan bangsa ini. Lantas kenapa FPI merasa pede seolah jadi pemilik bangsa dan negara ini?

NU dan Muhammadiyah sebagai Ormas-ormas keagamaan besar di Republik ini, yang jelas-jelas berkontribusi dalam arah perjuangan bangsa ini didalam merebut kemerdekaan, tak pernah sekalipun bermasalah secara organisasi dengan pemerintah pusat, bahkan sejak Republik ini berdiri! Dan mereka tak pernah ribut teriak-teriak rekonsiliasi, sebab mereka sadar, bahwa di negeri ini, tak ada yang perlu direkonsiliasi, kecuali perseteruan pilpres yang telah usai.

Sementara FPI dan antek-anteknya, adalah bagian dari pendukung pilpres yang sakit hati, yang tetap menyimpan sakit hati dan kekecewaan karena tujuannya tidak tercapai. Lalu dimana logikanya meminta rekonsiliasi? Rekonsiliasi buat apa? Kepada siapa? Pilpres sudah selesai, tapi mereka masih saja meributkan pepesan kosong!

Lalu, dimana urgensinya rekonsiliasi yang diminta oleh Rizieq Shihab? Tak ada sama sekali. Ini cuma dalih agar mereka semua yang bermasalah dengan hukum bisa bebas sebebas-bebasnya, padahal semua yang disebut oleh Rizieq Shihab bermasalah dengan hukum pidana dan itu urusan pihak kepolisian sebagai pemegang kendali tertib hukum di negeri ini.

Apa jadinya jika pemerintah menerima permintaan dari Rizieq Shihab yang keblinger ini? Jelas ketidakpastian hukum! Itu yang utama. Presiden jelas tak boleh mengintervensi hukum, tapi diminta oleh FPI untuk mengintervensi hukum. Permintaan koplak dan diluar nalar. Presiden diminta untuk melanggar hukum!

Ustadz Abu Bakar Ba'asyir jelas bersalah dalam kasus terorisme, dan itu bukan di era Joko Widodo. Kenapa Jokowi harus membebaskan? Apa kata dunia?
Bahar? Kasus penganiayaan. Masa iya seenaknya menganiaya orang lain tak boleh dihukum.
Aktivis? Pendemo? Kalau mereka berbuat anarkis, ya sangsinya pidana. Masa merusak tak boleh disangsi?
Ataaaau..... Ini akal-akalan Rizieq Shihab agar terlihat berpihak pada mereka yang berseberangan dengan pemerintah? Atau juga untuk menutupi banyak kasus pencemaran nama baik dan fitnah yang masih menggantung di kepolisian? Ooo, tidak bisa. Hukum harus tetap jalan. Siapapun dia.

FPI bukan partai. FPI juga tidak berpolitik, katanyaaaa... Artinya FPI bukan bagian dari lawan politik pemerintah. Lantas apa yang harus direkonsiliasi? Bangsa ini utuh, solid, tidak pecah. TNI utuh satu komando. POLRI utuh 1 komando. Tidak ada pemberontakan dan pemerintahan tandingan di luar negeri. Andaipun ada sisa teroris di pedalaman hutan Poso dan pemberontakan separatis di Papua, TNI dan POLRI masih bisa mengendalikan. Lalu apa urusannya dengan FPI? Apa para separatis Papua juga harus dibebaskan menurut Rizieq Shihab? Atau syarat dan ketentuan berlaku, hanya seiman?

FPI tidak bermasalah dengan TNI? Tidak bermasalah tapi menghina semaunya.
FPI tidak bermasalah dengan POLRI? Tidak bermasalah tapi menghina semaunya.
FPI tidak bermasalah dengan pemerintah? Tidak bermasalah tapi menghina semaunya.
Bahkan dalam tiap orasi demo, terkadang TNI dibenturkan dengan POLRI, diadu domba. Sehat?

Berani karena banyak. Takut karena sedikit. Ini biasa dilakukan oleh petinggi-petinggi ormas. Berteriak berani mati, menganjurkan pendukungnya berani mati, tapi kabur dengan berbagai macam alasan. Itu bukan sifat seekor Singa! Itu sifat Hiena yang suka main keroyokan!

Sejak awal, tidak ada yang mengangkat Rizieq Shihab menjadi Imam Besar Ummat Islam Indonesia. Apa NU rela? Muhammadiyah rela? Yang mengangkat adalah mereka-mereka sendiri di lingkungan FPI. Silakan jika ingin menjadi Imam Besar buat kalangan sendiri, jangan lagi membawa-bawa nama Ummat Islam Indonesia.

Dan catat! Yang terbiasa menyebut Imam Besar adalah Syiah. Kalau mereka membenci Syiah, kenapa mereka memakai sebutan tersebut? Lihat silsilah mereka. Kalau mereka membenci Syiah, bukankah silsilah mereka adalah yang diimani oleh kaum Syiah?

FPI terlalu berisik di negeri ini.
Kalau ukuran keberanian adalah menghina, mencaci, bermulut kotor, dan bersembunyi dibalik pendukung yang besar, itu bukan keberanian.

Sukarno tersenyum saat ditangkap dan diasingkan.
Hatta tersenyum saat ditangkap dan diasingkan.
Sudirman tetap berada dengan pasukannya saat bergerilya.
Cut Nya' Dien tak pernah kabur meninggalkan pasukannya.
Dan orang-orang besar lain tak pernah kabur meninggalkan pendukung dan pasukannya.
Itulah keberanian.
Itulah Singa yang sesungguhnya.
Berani karena benar, takut karena salah.
Dan keberanian tak perlu dengan banyak bicara.
Hanya tukang obat yang perlu banyak bicara untuk menjual dagangannya. Itu fakta.

Demikian.

====

Jejak digital dari Kaskuser :

Quote:


Quote:







Diubah oleh i.am.legend. 19-11-2020 08:24
pmbbersatu
nohopemiracle
tien212700
tien212700 dan 120 lainnya memberi reputasi
113
19K
285
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan Politik
icon
669.7KThread40.1KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.