Mungkin untuk yang tidak mengalami secara langsung, hal ini semacam khayalan atau juga bisa saja dianggap gila.
Namun dunia tidak selamanya tentang yang terlihat, yang tak terlihatpun sebenarnya ada. Hanya saja cuma beberapa orang yang mampu berinteraksi dan berhubungan langsung dengan mereka termasuk aku!

Entah apa sebutan untuk orang yang bisa meliht dunia lain, tapi banyak orang yang menyebutku indigo.
Iya, aku bisa melihat dunia yang orang lain tidak bisa melihatnya. Sampai aku dianggap gila karena sering berbicara sendiri menurut mereka.
Aku tidak berbicara sendiri, aku juga tidak tertawa sendiri. Cuma kalian saja yang tidak tahu, siapa yang ngobrol denganku!

Tidak hanya ngobrol biasa, aku pernah mencintai salah satu dari mereka.
Seorang gadis cantik, berambut panjang dan dia sudah mati sejak lama.
Dia belum tua, dia seumuran denganku.
Nia namanya!
Dia mati karena tenggelam di danau.

Awal aku mengenal Nia saat pergi ke sebuah danau untuk memancing bersama sepupuku.
Terlihat di dekat pohon besar ada seorang gadis sedang duduk termwnung menghadap ke arah danau.
Aku tanya ke Doni sepupuku apakah dia melihat gadis itu, dan ternyata jawabannya tidak.
Iya, dari jawaban Doni aku bisa mengambil kesimpulan bahwa itu bukan manusia.

Aku mendekat ke tempat gadis cantik itu duduk. Sapaan lembut kulontarkan kepadanya!
Dia tidak menjawab, masih tetap memandang ke arah danau.
Aku ikut duduk di sampingnya dan memandang ke danau, sampai akhirnya gadis itu menatapku dengan tatapan kosong.

Kuajak dia berkenalan, namun nampak ragu. Beberap detik kemudian mengulurkan tangan dan menyebutkan namanya Nia.
Setelah berkenalan kamipun melanjutkab perbincangan, dari tanya kenapa dia ada disitu dan alasan dia tetap di danau itu.

Dia meninggal tenggelam di danau saat masih kecil, saat sedang menikmati liburan bersama ayah dan ibunya.
Namun naas, saat mereka menaiki perahu ke tengah danau, perahu itu terbalik.



Dari kejadian itulah aku mengenalnya, bahkan menjalin hubungan pacaran dengan Nia.

Aku sempat mengajaknya ke rumah, namun dia menolak.
Dia lebih nyaman di danau itu, karena disana rumahnya sekarang.

Aku nyaman berhubungan dengan dia, sampai setiap hari selalu kudatangi danau itu. Disana kami bercanda dan tertawa bersama.
Setiap waktuku kuhabiskan bersamanya, berangkat pagi dan pulang petang.
Sampai akhirnya kedua orang tuaku mulai sadar bahwa ada yang lain dari kebiasaanku.
Mereka tidak tahu kalau aku mempunyai penglihatan yang mereka tidak punya, dan mereka menganggap bahwa aku gila.

Anggapan mereka membuat keadaan berubah, aku dititipkan di rumah kakek yang letaknya sangat jauh dari rumah dan danau tempat Nia tinggal.

Sampai saat ini aku di rumah Kakek, ayah dan ibu menjenguk tidak tentu waktu. Bisa satu tahun sekali atau sesempat mereka!

Terpaksa aku harus meninggalkan Nia karena aku dibuang oleh ke dua orang tuaku yang menganggap aku gila.
Sakit hati itu pasti, bagaimana tidak saat aku mulai mencintai seseorang yang benar-benar aku sayang namun alam kami berbeda.
Patah hati?
Jelas, aku sangat patah hati saat tidak bisa melanjutkan kisah cintaku dengan Nia.

Sebenarnya aku sadar bahwa kami itu berbeda, aku manusia dan Nia bukan.
Tapi cinta tidak memandang wujud dan bentuk, selagi hati nyaman dan perasaan suka berarti itu rasa cinta.

Tapi mau bagai mana lagi, aku harus menahan rasa patah hati karena keadaan ini.
Keadaan yang benar-benar memaksa untuk kami berpisah!

Aku pernah berpikir untuk mengakhiri hidup agar bisa bersamanya, namun nampaknya aku masih ada sedikit kewarasan.

Itu lah kisah patah hati karena keadaan yang pernah aku alami sendiri, mungkin kalian juga akan menganggapku gila tapi aku tak perduli karena ini fakta bukan dusta.

Sumber gambar: di sini

Penulis: Verdandigr
Pengalaman pribadi