Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Hallo, GanSist, ketemu lagi dengan Ane yang kali ini akan mereview salah satu novel favorit Ane. Let's cekidot 👇👇👇











Novel ini berkisah tentang seorang gadis bernama Demitriayang selalu ceria menjalani hari-harinya dengan positif dan optimis, meskipun pada kenyataannya, dia hidup pas-pasan, bahkan nyaris serba kekurangan. Dia sangat gemar membaca buku. Di toko buku langganannya milik Jurgen Katz, Demi bertemu untuk pertama kalinya dengan keponakan sang pemilik toko buku, bernama Algernon Katz. Lelaki itu mempunyai pembawaan sangat berlawanan dengan dirinya yang hangat, santai, juga ceria. Lelaki itu dingin dan sedikit bicara, sehingga kesan pertama yang Demi simpulkan, bahwa Algernon Katz ini hanyalah seorang lelaki yang angkuh dan sombong. Namun, hal itu tak mengurungkan niat Demi berteman dengan Algernon untuk memenuhi permintaan Jurgen Katz, paman Algernon. Demi sendiri pun merasa penasaran dan bertanya-tanya tentang sifat kaku dari lelaki itu, sehingga dia mencoba mendekati Algernon, berharap ada celah baginya untuk bisa membuka hati lelaki yang sedingin es batu itu.

Ternyata, sifat pendiam dan tertutup ini, dilatarbelakangi oleh trauma masa lalu yang dialami Algernon, hingga membuat dia memiliki sifat yang cuek, dingin, serta irit bicara. Algernon menjalani kehidupannya sehari-hari diumpamakan dalam novel ini seolah-olah seperti sedang berjalan di lorong gelap yang tak berujung, dan membuat dia selalu berharap kematian akan menjemputnya.

Pembawaan Demi yang hangat, ceria, juga santai, lama kelamaan membawa warna di hidup Algernon yang kelam, muram, dan penuh trauma, serta nyaris tanpa senyum juga tawa yang menghiasi bibirnya. Namun, apakah nantinya Demi berhasil membuka hati Algernon Katz yang sekeras batu dan mampukah dia menyembuhkan lelaki itu dari trauma masa lalunya? Ataukah Demi akan menyerah begitu saja? Lantas, trauma apa, yang membuat Algernon menjalani hidup yang seolah-olah merasa putus asa hingga selalu berharap kematian akan datang menghampirinya? Penasaran dengan jawabannya? Yuk, dibaca saja novelnya.😁

Tèh Kireina Enno, menggambarkan setting di Würzburg itu sangat detail, sampai-sampai Ane sebagai pembaca berasa sedang berada di Kota itu, dan dibawa jalan-jalan berkeliling singgah ke setiap sudut kota. Padahal, kan, Ciwidey sama Jerman jauhnya pake banget, hehehe. Saking detilnya, penulis menggambarkan suasana di kota itu, Ane juga seolah-olah ikut merasakan angin musim seminya, membayangkan betapa syahdu dan romantisnya, melihat daun maple yang berguguran satu-persatu.

Cerita dalam novel ini ringan. Pembaca disuguhkan oleh musim terbaik di Würzburg, yang membuat Ane sampai-sampai bermimpi ingin pergi ke sana. Selain itu, pada setiap bab novel ini, terdapat kutipan-kutipan karya sastra terbaik, yang nyambung dengan setiap isi babnya, membuat Ane sebagai pembaca merasa sangat takjub, tak mampu berkata-kata, selain ingin berteriak keren! 🤩 Ditambah lagi bentuk pembatas bukunya unik, yaitu bentuk daun maple.

Membaca karya Tèh Kireina yang satu ini,  membawa kesenangan tersendiri, hingga Ane lupa waktu. Membuka terus lembar demi lembar, hingga tak terasa tangan sama mata Ane sudah tiba di bab akhir. Novel ini sangat recommended untuk penggemar cerita romance. Pokoknya bakal dibikin baper, deh, sama cerita plus quotes-quotes yang bertebaran di setiap lembarnya dari awal sampai akhir. Hal ini membuat Ane bingung sendiri bila ditanya quote mana yang paling berkesan, karena semua quotes yang terdapat dalam novel ini memang keren-keren dan menyentuh perasaan, apalagi quotes yang dikutip dari karya sastra terbaik dunia, membuat hati kita ikut terhanyut dalam perjalanan kisah cinta antara Demitria dan Algernon Katz. Kedua mata Ane juga dimanjakan dengan tampilan atau layout pada setiap lembar bukunya yang menurut Ane sangat manis, walau pun nggak berwarna.





Demikianlah review Ane tentang novel A Day to Remember karya Tèh Kireina Enno yang romantis dan bikin baper abis. See you on my next another book's review. Wassalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Sumber: opini pribadi
Gambar: dokumen pribadi

Ciwidey, 13 November 2020