Yang saya suka dari buku ini ialah, kisah romance yang berbalut religi tertulis rapi dengan diksinya yang indah. Tanpa menuliskan adegan romatis seperti yang dibayangkan banyak muda-mudi sekarang, seperti pacaran sambil merangkul, atau bahkan berciuman, novel ini mampu membuat efek romantisnya tersendiri tanpa harus menuliskan hal-hal yang saya sebutkan.

Selain itu, buku ini juga mampu membuat saya merasa seolah-olah menjadi tokoh utama dalam cerita tersebut. Bahkan saat si tokoh menangis karena suatu hal, air mata saya pun ikut menetes. Saat adegan romantis yang ditimbulkan, mampu membuat saya tersenyum malu.
Selain itu, banyak ilmu yang penulis urai di dalam buku ini. Sehingga saya merasa beruntung telah membacanya.

Sedikit kekurangan dari buku ini yakni, kertas yang digunakan berwarna sedikit kuning, dan juga ukuran huruf yang kecil. Sehingga memberikan efek mudah lelah saat membacanya. Dan juga, tekhnik penulisan yang masih sedikit kaku.
Meski begitu, saya sangat menyukai buku ini. Dari sini pula, penulis mampu membawa imajinasi saya ke tempat yang ia tuliskan. Seperti, Luzern-Swis yang memukau, selatan Almahera yang menakhubkan, Skotlandia yang memesona, serta Bristol yang cantik. Semua tempat ini terangkum di dalam kisah cinta Amri, Dara, dan de Luca.

Sekian review buku dari saya. Selamat membaca kisah-kisah indah yang lain.
Baca juga review novel Rania