Suara.com - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan tengah mempersiapkan jajarannya untuk menyambut musim hujan di akhir tahun 2020 yang rawan akan bencana banjir. Anies meyakini pihaknya bisa tangani, alias menyurutkan banjir dalam waktu enam jam.

Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria memberikan penjelasan bagaimana bisa menyurutkan banjir dalam waktu paling lama enam jam. Caranya, kata Riza, sudah tertuang dalam Instruksi Gubernur nomor 52 tentang Percepatan Peningkatan Sistem Pengendalian Banjir di Era Perubahan Iklim.

"Penanganan banjir pak Gubernur sudah keluarkan Ingub nomor 52 semua sudah dibahas secara detail ya rencana aksinya dari tingkat Provinsi, Kabupaten, Kota, Kecamatan bahkan tinggal RT-RW," ujar Riza di gedung DPRD DKI Jakarta, Kamis (5/11/2020).

Dalam pelaksanaannya, Riza mengatakan Pemprov DKI sudah melakukan penambahan fasilitas penampungan air. Seperti mengeruk waduk, membuat sodetan, mengeruk sungai, dan lainnya.

"Beberapa upaya yang kita lakukan berupa pengerukan sungai waduk, situ, embung, lalu kedua membuat sodetan-sodetan," jelasnya.

Selain itu ia menyebut sudah meminta agar pompa untuk menyedot air saat banjir dioptimalkan lagi. Beberapa alat yang rusak segera diperbaiki agar bisa digunakan saat banjir.

"Kemudian yang kita lakukan terus membangun drainase vertikal atau biopori ya," tuturnya.

Ia juga mengakui Jakarta terancam oleh fenomena La Nina yang akan mendatangkan hujan dengan curah tinggi ke Jakarta di akhir tahun. Karena itu, ia meminta agar masyarakat ikut sadar dan tidak membuang sampah sembarangan serta ikut membersihkan salura.

"Memang ada tantangan yaitu, La Nina, kemudian curah hujan yang tinggi. Untuk itu kami minta dukungan masyarakat untuk bekerja sama dengan kita semua," pungkasnya.

https://www.suara.com/news/2020/11/0...i_news_list_40

Melihat isi berita di atas.
Maka pastilah jatuh pertanyaan"lha sudah 3 tahun memimpin ngapain aja".

Masalah banjir terutama jakarta itu adalah penyakit menahun.
Taruhlah banjir di jakarta sulit di hilangkan karna prosesnya mesti di dukung banyak elemen di jakarta.
Masyarakatnya harus lebih menjaga kebersihan lingkungan masing2.
Pemerintahnya harus berkerja jangka pendek,menengah dan berkelanjutan.
Ane tau abud bukanlah dewa tapi manusia biasa karna hal tersebutlah jangan berharap ada keajaiban layaknya kita minta ke jin di lampu aladin.
Justru karna abud manusia maka kerja keras dan membuat kebijakan tepat sasaran adalah jalan ninjanya sebagai pemimpin.
Apabila 2 hal tersebut di jalankan niscaya jakarta besar banjirnya bisa di minimalkan.
Namun apa yg terjadi....?
Abud lebih memilih keindahan dan sensasional.

padahal banjir dan macet adalah sumber penyakit kota jakarta.
Kalau Abud memang perduli dengan warga jakarta.
Maka jauh2 hari dia sudah berjibaku dengan kebijakannya dalam hal banjir dan macet.
Tidak ada yang namanya Formula E.
Tidak ada yang namanya stadion megah.
Yang ada pasukan2 kebersihan kota jakarta makin di perbanyak dan di genjot tuk membersihkan kota jakarta.
Yang ada sungai2 di jakarta di keruk setiap harinya per wilayah.
Yang ada tanggul2 di perkuat dan di perbanyak.
Yang ada giat berkerjasama dgn kementerian pekerjaan umum memperlebar sungai2 di jakarta.
Itulah aslinya perwujudan bahwa abud benar2 mencintai jakarta.
Seorang nenek tua bisa saja di make over menjadi muda kembali.
Namun itu tidak bisa menutupi kebenaran di balik make up yang mangstap terdapat kulit keriput yang ada dimana2.
Anda seorang pemimpin bkn make up artist.

jembatannya indah namun sungainya tetap hitam.