(Ojo males maca, amarga luwih angel nulis ketimbang maca. Maca yo mikir, nulis yo mikir. Ning umume luwih abot mikire wong sing nulis, ketimbang mikire wong sing kari maca.

Yen males maca yo ra popo.

Sing kebacut kuwi, yen kowe comment nyengak padahal ora maca. Jenenge kuwi asal nyocot, lambe lecek, utek ra digawe. Bedhes mbelgedhes, tai kebo!)





Indonesia dalam ancaman resesi? Atau mungkin sudah masuk masa resesi? Apa sih definisi resesi?

Apa sih itu resesi?

Definisi tiap orang mungkin agak beda-beda sedikit, terutama dalam hal angka, tapi secara sederhananya ekonomi dikatakan mengalami resesi apabila terjadi penurunan kegiatan perekonomian secara makro, ditandai dengan menurun-nya GDP, selama masa periode tertentu.

Kata kuncinya : "ekonomi makro", "penurunan GDP" dan "dalam periode tertentu".

1. Ekonomi makro artinya jangan melihat satu bidang usaha saja, atau beberapa orang/badan usaha, tapi dilihat secara keseluruhan.

2. Penurunan GDP, ingat penurunan, bukan GDP-nya jadi minus, tapi menurun. Jadi artinya minus jika dibandingkan dengan periode waktu sebelumnya. Biasanya kalau ekonomi itu hitungannya per kuartal (1/4 tahun alis per 3 bulan). Kuartal pertama (Januari-Maret), kuartal kedua (April-Juni), dst.

Jadi kasarannya, gampangannya atau sederhananya, resesi itu bukan berarti menjadi miskin, tapi resesi lebih tepatnya adalah pendapatanmu tiap bulan itu menurun jika dibandingkan dengan pendapatanmu di periode sebelumnya. (Ingat ya, ini gampangannya saja, bukan definisi atau pengertian yang paling tepat).

3. Selama masa periode tertentu, nah yang namanya pendapatan naik-turun, bagi yang punya usaha sendiri itu tentu suatu hal yang biasa. Kalau penjualan turun cuma sebulan, lalu bulan depannya naik lagi, itu belum dikatakan resesi.

Berapa lama terus menerus turun sebelum dikatakan resesi?

Sepanjang sepengetahuan TS (yang bukan seorang ekonom, TS kuliahnya di bidang elektronika dan sampai sekarang nggak bener-bener mudeng soal ekonomi), tidak ada angka definisi pasti yang disepakati semua orang, tapi untuk acuan saja, ada yang bilang bahwa dua kuartal berturut-turut selalu negatif, itu sudah bisa dikatakan mengalami resesi.

Jadi apakah Indonesia terancam resesi?

Bukan terancam resesi, tapi sudah selangkah lagi menuju ke resesi.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal kedua 2020 kalau ga salah diumumkan -5,32%, dan di kuartal ketiga 2020 ini diramalkan berada di kisaran -3% (pastinya ga mungkin jauh-jauh dari angka itu).

Apakah seluruh dunia akan masuk ke jurang resesi?

Nah kalau ini mungkin iya, mungkin nggak, karena meskipun sebagian besar negara di dunia mengalami pertumbuhan negatif, akan tetapi masih ada negara-negara tertentu yang secara keseluruhan memiliki PDB yang positif.

Pandemi covid-19 memukul keras bidang-bidang usaha yang ada kaitannya dengan pergerakan dan/atau kegiatan manusia, misalnya yang paling jelas industri wisata, industri hiburan, dst. Bidang ekonomi yang lain seperti bahan pokok pangan misalnya, mestinya tidak terpengaruh banyak, karena meskipun mungkin orang tidak pergi ke restoran untuk candle light dinner, orang masih butuh makan.

Hiburan yang disajikan secara online misalnya, justru mengalami permintaan yang tinggi, orang bosan di rumah dan mereka mencari hiburan yang bisa didapatkan tanpa harus keluar rumah.

Industri kesehatan juga akan mengalami peningkatan permintaan. Apalagi jika nanti vaksin sudah ditemukan, artinya ada milyaran customer di luar sana.

Namun sekali lagi ingat kata kunci dari definisi resesi yang pertama, "Ekonomi Makro", jadi apakah secara keseluruhan di suatu negara itu positif, atau negatif?

Di sinilah pentingnya peran pemerintah dan para pengusaha.

Bagaimana pemerintah bisa mendukung bidang-bidang usaha yang mengalami pertumbuhan dan/atau potensi untuk tumbuh di masa pandemi dan sesudahnya?

Bagaimana pemerintah bisa menopang atau memberi bantalan, pada mereka yang mengalami pukulan di masa pandemi ini dan sesudahnya?

Penting juga kejelian dan kelincahan para pengusaha untuk bertahan, beralih atau menggenjot usaha mereka di masa-masa saat dan sesudah pandemi ini berakhir.

Apakah resesi itu selalu berarti buruk?

Jawabannya  T I D A K.

Pertama, pikirkan arti resesi ekonomi tadi, pendapatan menurun selama periode tertentu.

Kalau sebelumnya pendapatan seseorang itu 10jt/bulan, kemudian menurun jadi 9jt/bulan, lalu menurun lagi menjadi 8jt/bulan, selama 2 kuartal. Itu sudah resesi, tapi toh masih positif. Tentu perlu penyesuaian pengeluaran sehari-hari, tapi bukan berarti kiamat.

Yang celaka kalau sebelumnya pendapatan sudah pas-pasan dan tidak memiliki tabungan.

Nah di sinilah peran pemerintah dan kita semua yang memiliki kelebihan harta untuk menopang mereka yang berada di kelompok ini. Menopang mereka untuk sementara waktu, sampai badai resesi berlalu.

Kedua, bayangkan perekonomian dunia ini seperti kegiatan manusia sehari-hari. Jika manusia terus menerus makan tanpa berhenti. Atau terus menerus bersenang-senang tanpa henti.

Apa yang terjadi?

Orang tersebut akan sakit parah, bahkan bisa berujung pada kematian.

Sesekali perlu untuk berpuasa. Sesekali perlu juga untuk beristirahat.

Ada waktunya untuk mengisi tubuh ini, tapi juga ada waktunya untuk membiarkan timbunan lemak di tubuh ini terbuang.

Ada waktunya untuk bergerak, tapi juga ada waktunya untuk diam.

Demikian juga perekonomian yang terus menerus dipacu, justru tidak sehat hasilnya.

Satu aspek saja misalnya penambangan BBM. Semakin tinggi kegiatan ekonomi, bisa dipastikan membutuhkan energi yang semakin tinggi pula. Artinya penggunaan BBM yang semakin tinggi. Eksploitasi alam semakin tinggi, polusi udara semakin tinggi.

Ketika perekonomian mengalami resesi, orang lebih sedikit berpergian, orang lebih sedikit berbelanja dan kapasitas produksi di pabrik-pabrik diturunkan. Konsumsi energi menurun, eksploitasi alam menurun dan polusi juga menurun.

Hidup bukan hanya soal ekonomi, meskipun ekonomi adalah bagian dari kehidupan. Sesekali ekonomi perlu mengalah dan memberikan waktu bagi sisi/aspek lain dari kehidupan untuk berbunga dan mekar.

Kesimpulan:

Indonesia sudah mengalami resesi, dan ada kemungkinan sebagian besar negara di dunia akan mengalami resesi. Kapan resesi ini akan berakhir, kita tidak tahu. Menilik jumlah pertambahan kasus positif di dunia yang masih saja terjadi, bisa dibayangkan efek ekonominya akan cukup besar dan lama.

Namun belum tentu kita akan mengalami resesi dalam waktu yang lama, dan kalaupun mengalami resesi, sebenarnya tidak ada salahnya kita sesekali mengalami resesi.

Biarkan secara perlahan dunia mendapatkan lagi keseimbangannya.

Yang perlu adalah peranan pemerintah dan kita semua. Supaya mereka yang berada di posisi yang lemah secara ekonomi, tidak tergerus dan hancur oleh badai resesi. Termasuk secara global itu artinya, negara-negara yang kaya, yang selama ini sudah menikmati pertumbuhan ekonomi, sebaiknya membantu negara yang kondisinya sudah berada atau mendekati titik yang berbahaya.

Ingat apa yang terjadi ketika Suriah kacau. Sakitnya itu bukan cuma di Suriah sana, lonjakan pengungsi juga membuat berbagai kesulitan bagi negara-negara Eropa. Kita di dunia ini hidup bersama, masalah di satu negara bisa menyebar menjadi masalah di negara lainnya.

Jadi jangan menutup mata pada masalah yang terjadi di negara lain.

Kemudian perlu juga kesabaran kita semua, jangan justru semakin memperkeruh suasana dengan melakukan tindakan kriminal.

Selama kondisi keamanan kondusif, pada akhirnya badai resesi akan berlalu dan semuanya akan membaik.



Sumber referensi:

1. https://www.eiu.com/n/covid-19-to-se...o-a-recession/
2. https://www.investopedia.com/terms/r/recession.asp
3. https://www.worldbank.org/en/news/pr...e-world-war-ii
4. https://www.forbes.com/sites/jeroenk...h=79d5470a49fc
5. https://www.cnnindonesia.com/ekonomi...resesi-ekonomi