Misteri Keberadaan Khadam


Hal mistis hingga saat ini selalu menarik untuk jadi pembahasan, terutama di negara kita yang notabene sangat kental akan kepercayaan tinggi tentang spiritual. Kejadian mistis yang dialami oleh kebanyakan orang, biasanya memang terasa diluar nalar. Antara percaya dan tidak, akan tetapi hal itu benar terjadi.

Saya termasuk bukan orang yang percaya hal mistis, apalagi cerita hantu dan semacamnya. Buat saya itu cuma dongeng penghantar tidur atau untuk memberikan suatu peringatan pada siapapun yang suka bicara tidak senonoh saat ada di tempat baru.

Sampai suatu ketika, saya mengalami sendiri hal tersebut dan mulai mempercayai keberadaan hantu. Seumur hidup saya pernah merasakan langsung kejadian bertemu dengan hantu.

Subuh itu saya mengantarkan Mama ke pasar, sepulang dari pasar sekitar pukul 03.30, di gang yang menuju rumah. Kami melihat seorang perempuan berjalan memakai baju putih, kami pikir itu ibu-ibu yang mau sembahyang di masjid. Namun, saat kami berdekatan dengannya, sosok tersebut menampakkan wajahnya yang rata. Sontak, kami berlari tunggang langgang ketakutan.



Sejak saat itu saya agak parno untuk kembali lewat gang itu. Kalaupun terpaksa ke pasar pagi, lebih baik kami memutar arah saja yang lebih jauh. Karena penasaran, saya mencari tahu pada warga tentang yang saya alami. Ternyata, kata warga memang penampakan wanita itu selalu ada dan akan berwujud pada siapa saja yang dia ingin memperlihatkan diri.

Suatu hari, kakek saya datang berkunjung ke rumah. Beliau memberikan sebuah batu akik, berwarna merah muda. Beliau mengatakan, di batu itu ada khadamnya berupa macam putih.



Saat itu saya cuma iya iya saja, tanpa bertanya apa itu khadam. Beliau hanya berpesan untuk menjaga batu itu baik-baik dan jangan sampai jatuh ke tangan yang salah dan bilang sama saya, kalau khadam itu yang akan menjadi penjaga.



Suatu malam saya pulang bekerja, suasana sepi sekali di jalan raya. Kebetulan malam itu pacar saya nggak bisa jemput. Jadi, terpaksa saya harus naik angkot, karena saya sendirian, angkot belum berjalan dengan alasan menunggu penumpang lain sampai terisi setengahnya.

Tanpa rasa curiga saya duduk manis di bangku depan bersama supir. Rasa lelah setelah bekerja, membuat saya diserang kantuk yang cukup berat. Sesaat mata saya sempat terpejam, namun baru beberapa saat memejamkan mata. Saya kaget karena pak supir yang tadi ada di samping saya, sudah berpindah kepalanya tiduran dipangkuan saya.

Saat akan menjerit, pak supir menodongkan sebilah pisau tepat di leher. Nafas saya tercekat dan hanya mampu diam karena takut. Supir itu menarik kepala saya untuk bersentuhan dengan wajahnya, tapi saya terus berontak hingga rasa takut itu berubah jadi amarah. Saya memelototi supir yang berani bertindak tidak sopan, tiba-tiba supir itu beringsut mundur dan berusaha keluar dari angkot.

Pak supir terus meracau meminta ampun, padahal saya cuma diam memelototinya. Sampai dia bisa keluar dan lari meninggalkan angkot, saya baru bisa bernapas lega karena selamat dari petaka malam itu. Esok harinya saya menceritakan perihal yang saya alami tadi malam pada sahabat saya.

Dia tidak mengatakan banyak hal, dia hanya bilang bisa jadi, memang di batu akik ada khadam yang membuat saya marah semalam. Dan, keberadaan khadam sangat mempengaruhi jiwa si pemilik benda yang dipegang. Saya jadi semakin penasaran tentang keberadaan khadam, lalu mencari tahu lewat search engine. Hasilnya cukup membingungkan bagi diri saya.



Ada yang mengatakan bahwa khadam itu penjaga, bisa dari turunan atau dia yang mencari kita sendiri lewat benda benda yang menjadi tempat mereka bersemayam. Mereka akan menemukan cara bagaimana untuk bisa menjangkau kita. Katanya, khadam bisa berupa wujud manusia ataupun hewan. Namun, lebih dominan dengan ilustrasi macan putih.



Sebagian sumber juga mengatakan, bahwa khadam itu wujudnya bisa dilihat tergantung aura jiwa yang kita miliki. Bisa baik atau jahat itu semua kembali pada pengendalian diri. Wallahu'alam Bishshawaab, sejak tahu sedikit tentang khadam saya menjadi takut dan melarung cincin akik pemberian kakek ke sungai citarum saat saya masih tinggal di Bandung.



Sekian thread horor saya kali ini, sampai jumpa lagi.