TS
mayyarossa
[COC Reg. Bali] Mengenal Trunyan Dan Tradisi Pemakaman Uniknya
Trunyan, mungkin nama ini tak asing di telinga kita. Trunyan adalah sebuah desa adat di Bali. Desa ini juga dikenal dengan Bali Aga yang dihuni oleh suku asli Bali. Desa ini terletak di Kecamatan Kintamani, kabupaten Bangli, tepat di kaki bukit yang mengelilinginya.
Halo GanSist, jumpa lagi dengan ane, Mayya Rossa, penyaji thread inspiratif dan informatif. Nah, ada apakah di Trunyan?
Trunyan sendiri sebenarnya adalah nama sebuah pohon, yaitu Taru Menyan. Dan di sini, ada salah satu tradisi pemakaman yang unik, yaitu Mepasah. Dalam pemakaman Mepasah sendiri, jenazah tidak dikuburkan ataupun dikremasi, tapi hanya diletakkan di tanah.
Di Trunyan, ada 3 kompleks pemakaman, yaitu:
1. Kuburan Suci atau Sema Wayah.
Kuburan ini dianggap paling suci. Pemakaman di sinilah yang dilakukan dengan cara Mepasah, yaitu jenazah tinggal diletakkan di sini, di bawah pohon Taru Menyan. Jenasah hanya diberi kain, bagian kepalanya dibiarkan terbuka, lalu dimasukkan ke dalam ancak/semacam keranda/peti dari anyaman bambu. Namun, yang bisa diletakkan di sini hanya 11 jenazah saja. Bila ada jenazah baru, maka jenazah yang lama akan dipindahkan ke sampingnya, ditumpuk tulang belulangnya.
Saat meletakkan jenazah ini, juga disertakan barang-barang almarhum semasa hidup, seperti sepatu, sandal, sisir, piring, gelas, dll. Jadi, orang mati di sini diposisikan seperti orang hidup yang masih memerlukan segala peralatan. Dan di sinilah keunikannya.
Meskipun jenazah hanya diletakkan di sini, tapi tak tercium bau busuk sedikit pun. Hal ini diyakini karena adanya pohon Taru Menyan di area pemakaman tersebut. Konon, pohon ini paling baik tumbuh di Bali Aga ini. Bau harumnya bisa menetralisir bau mayat.
Jenazah yang diletakkan di sini pun tak sembarangan. Hanya orang yang sudah berumah tangga, bujangan, anak kecil yang sudah tanggal semua gigi susunya, serta meninggal dalam keadaan wajar dan tak ada luka yang belum sembuh.
Bagi yang tak memiliki kriteria seperti di atas, maka, jenazah akan dikuburkan.
2. Sema Muda
Tempat ini untuk menguburkan anak-anak yang belum tanggal gigi susunya.
3. Sema Bantas
Tempat ini untuk menguburkan orang yang meninggal dengan cara yang tak wajar seperti kecelakaan atau bunuh diri, juga orang yang masih ada luka yang belum sembuh.
Selain areal pekuburan ini tak menimbulkan bau busuk, ada yang unik lagi dari desa ini, yaitu, wanita desa Trunyan tak boleh mengantar jenazah atau pun mengunjungi makam kerabatnya di sini. Bila hal ini dilanggar, dipercaya akan terjadi gempa bumi atau letusan gunung berapi. Wah!
Tertarik datang ke sini? Agan Sista bisa menyeberangi Danau Batur dengan perahu motor dari dermaga Kedisan. Lama perjalanan hanya 20-30 menit. Agan Sista juga bisa menyewa guide agar bisa mendapatkan penjelasan lebih dalam tentang desa adat ini.
Referensi dan sumber gambar:
1. Di sini
2. Di sini
3. Di sini
Jogja, 25 Oktober 2020
Dari ane, yang udah ke Bali tapi belum sempat ke Trunyan.
japarina dan 27 lainnya memberi reputasi
28
3.7K
152
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Bali
2.6KThread•1.3KAnggota
Urutkan
Terlama
Komentar yang asik ya