Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

NegaraTerbaruAvatar border
TS
NegaraTerbaru
Panglima KAMI KO Digempur Letjend Corona
Spoiler for Gatot dan Doni dulu:


Spoiler for Video:


Entah karena politik atau entah itu karena memang tidak mengetahui data. Mantan Panglima sekaligus Presidium Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) Jenderal TNI (Purn) Gatot Nurmantyo mengkritisi penanganan Covid-19 oleh pemerintah secara membabi-buta. Pemerintah memang harus terus dikritik, tapi jika kritik tersebut tanpa dasar maka hanya akan membuat jalannya pemerintahan tidak efisien karena harus menghabiskan energinya hanya untuk menjawab kritik.

Apalagi Jenderal Bintang 4 itu memiliki pendukung yang banyak sebagai oposisi pemerintah. Tentunya apa yang ia ucapkan akan mempengaruhi pengikutnya.

Tanggal 21 Oktober 2020, Gatot menghadiri acara Indonesia Lawyer Club (ILC). Dalam acara itu, Gatot mengatakan tes Covid-19 di Indonesia sangat rendah, hanya sekitar 0,88 persen dari total penduduk sehingga menyebabkan kemampuan tes Indonesia sebagai yang terendah di dunia.

Akibatnya, jumlah kasus konfirmasi positif Covid-19 di Indonesia pada Oktober 2020 telah mencapai angka 350.000 penduduk. Jumlah kasus positif terbesar di kawasan Asia Tenggara.

Sumber : Bisnis[Gatot Nurmantyo Beri Rapor Merah Penanganan Covid-19 Jokowi-Ma’ruf]

Pernyataan Gatot dibantah mantan anak buahnya yang sedari awal berjibaku menangani Covid-19 di tanah air, yakni Letnan Jenderal TNI Doni Monardo. Menurut Jenderal Bintang 3 itu apa yang dipaparkan Gatot keliru. Ia menduga data yang dipaparkan Gatot adalah data lama. Sebab angka testing Indonesia telah berada di atas 82 persen.

Ketua Satgas Penanganan Covid-19 itu menyebut bahwa Indonesia melakukan pengetesan 40 ribu sampai 45 ribu spesimen per hari. Pada beberapa kasus, bahkan pernah melakukan pemeriksaan lebih dari 50 ribu spesimen per hari. Doni mengakui standar WHI memang belum tercapai namun jika yang dihitung jumlah spesimen per minggu maka standar itu sudah terlampaui. Sebagai informasi testing bisa dilakukan lebih dari sekali pada orang yang sama.

"Masih banyak negara yang berada di bawah kemampuan kita dalam testing harian," katanya.

Penerima gelar Doktor HC IPB itu berargumen bahwa hal tersebut tergolong baik meskipun di bawah standar WHO. Diketahui WHO menetapkan standar pemeriksaan 1 orang tiap 1000 penduduk per pekan. Dengan asumsi Indonesia memiliki 267 juta penduduk, maka pemeriksaan seharusnya mencapai 267 ribu orang per minggunya. Tapi ini sudah jauh lebih baik ketimbang awal pandemi yang hanya 13 persen.

Doni menambahkan bahwa kemampuan laboratorium pemeriksaan kini telah jauh berkembang. Dari sebelumnya hanya satu laboratorium yang mampu memeriksa spesimen, yakni Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan (Balitbang Kemenkes). Kini telah ada 370 laboratorium di berbagai penjuru daerah.

Sumber : CNN Indonesia [Satgas Bantah Gatot: Banyak Negara Tes Covid di Bawah Kita]

Dari argumen Doni saja kita telah dapat melihat bahwa Gatot tidak menganalisaa data secara mendalam. Ia hanya berpatokan pada satu data serta tidak melihat faktor lainnya yang harus jadi pertimbangan. Ia pun tak melihat perkembangan penanganan Covid-19 Indonesia dari waktu ke waktu. Oleh karena itulah, argumennya yang seorang Jenderal Bintang 4 kalah dengan Jenderal Bintang 3.
Diubah oleh NegaraTerbaru 25-10-2020 12:07
timursyahrian
timursyahrian memberi reputasi
1
536
4
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
923.2KThread83.7KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.