Hallo, Gansis! Izinkan saya untuk menulis kisah sederhana yang pernah saya alami beberapa bulan silam. Kejadian ini menurut saya tidak wajar, sih. Oleh karena itu saya beranikan diri untuk menuliskan kisahnya di Kaskus melalu event Kaskus Kreator. Silahkan gelar tikar dan disimak. Saya mulai sekarang, ya...
Kisah ini berawal dari ketika saya punya teman, sebut saja namanya Mia. Tinggal di salah satu kota besar di Jawa Timur, teman baik yang kebetulan lagi sering saya telfon karena waktu itu sama-sama suka begadang. Biasalah.. Menelfon yang seadanya, karena gabut dan sekaligus menghabiskan kuota internet. Biasanya kita menelfon di rentang jam 11 malam hingga dini hari. Tapi ya tidak ada masalah, sih. Karena telfonannya juga enggak begitu bicara banyak hal. Lebih kaya 'yaudah telfonnya nyala aja sambil masing-masing main hape, sampai nunggu ada pembahasan menarik untuk dibicarakan'.
Oh, ya. Teman saya yang bernama Mia itu sifatnya lebih pendiam, suka mendengarkan, dan ngomong yang penting aja. Sedangkan saya rada bawel, kalau di telfon saya yang lebih sering bicara. Tapi selama telfonan ya tidak ada masalah, sampai suatu ketika....
Waktu itu sekitaran pukul 23.30, saya yang lagi gabut terlintas kepikiran untuk menelfon Mia.
"Tapi aku lagi ngantuk, nih" bales Mia via chat whatsapp.
"Yaudah diem aja, deh. Enggak apa-apa. Ngomong dikit aja daripada gabut."
Saya memutuskan untuk tetap menelfon meskipun kondisinya saat itu Mia mengantuk.
***
Quote:
"Mia, kamu tahu enggak sih..."
Kemudian saya mulai bercerita seperti biasa. Mia hanya merespon seadanya. Saya juga mulai mengantuk. Mia mulai diam, saya pikir "ah ini anak pasti udah tidur."
Kemudian saya lanjut scrolling handphone. Sampai akhirnya saya mendengar di ujung telfon Mia terbangun, kemudian langsung saya ajak bicara.
Selama ngobrol berjalan asik banget. Mia berasa seperti tidak mengantuk. Kita membahas banyak hal, sesekali bercanda, tapi saya mulai merasakan gelagat aneh.
Ada yang berbeda dengan Mia. Cara bicaranya, tertawanya... seperti bukan Mia.
"Aku ngantuk, nih. Tak matiin
wae, yoh."
"Emangnya mau kemana kan besok Minggu?"
"Mau jogging sama temen subuh nanti."
Terus saya balas ;
"Lah, musim korona kok jogging, sih?"
Tapi cara Mia merespon seperti bukan dia. Terutama cara tertawa dan ngomongnya yang rada ngelantur. Sampai akhirnya saya lihat pada waktu itu memang tengah malam, sekitar pukul 00.00 lewat.
"Hallo. Ini Mia bukan, sih?"
Saya mendesak. Benar-benar tidak percaya dengan Mia yang saat ini sedikit 'aneh'.
Perbedaan yang saya temui :
- Mia jarang tertawa terbahak-bahak bahkan sampai cempreng
- Biasanya ngomong bahasa Indonesia tapi waktu itu pakai bahasa Jawa
"Hahahaha, hah? Aku
sopo, ya. Haha."
Lagi-lagi saya berasa diajak bercanda. Tapi serius, Mia tuh enggak selepas itu kalo tertawa!
Saya lekatkan lagi earphone dan mulai fokus. Semakin sering mendengarnya tertawa.... Fix. Itu bukan Mia.
Sampai akhirnya saya terus desak "Ngaku deh. Ini bukan Mia, ya?"
Tapi yang di ujung telfon hanya tertawa dan cekikikan. Sampai akhirnya mengeluh ngantuk dan tidur. Tidak ada suaranya.
Saya terdiam.. tidak panik dan juga tidak takut. Atau mungkin Mia lagi di bawah alam tidurnya atau gimana, ya?
Quote:
Sampai akhirnya saya tetap biarkan telfon menyala. Sampai 15 menit kemudian ada suara dari ujung telfon, Mia terdengar sedang terbangun dan terbatuk-batuk. Saya mendengar Mia mengambil botol mineral dan minum, kemudian bicara :
"Maaf, ya. Aku ketiduran..."
Saya diam.
Lama sekali saya diam.
MIA UDAH BALIK! INI SIH MIA BENERAN.
Karena cara bicaranya beneran seperti orang yang sudah ketiduran selama kurang lebih setengah jam. Suara khas orang mengantuk.
"Lah, Mia.... tadi kamu tuh ngobrol sama aku. Ketawa-ketawa, lho."
"Hah? Kapan? Kan aku tidur..." jawab Mia persis seperti Mia alias......
"Kalau bukan kamu terus tadi siapa?"
"Lah? Kamu ngomongin siapa, sih? Apaan enggak jelas gausah
prank, deh" sahut Mia setengah kesal.
Wagelaseh. Saya mematung sesaat.
KALAU KAYA GINI SIAPA YANG DI-PRANK, DEH.
"Serius, Mia... tadi akutuh ngobrol sama kamu. Nanti subuh mau jogging, kan?"
"Hah? Ngapain subuh jogging. Ngantuk tau. Udahan yuk telfonnya..."
Mia sungguhan mengantuk dan saya masih deg-degan. Malam itu setelah telfon diakhiri, kepala saya penuh dengan pertanyaan.