Beberapa bulan ini ts pindah ke rumah sendiri di daerah Kabupaten Klaten karena ada satu dan lain hal harus pindah ke tempat asal suami.

Sebelumnya, suami bekerja di daerah Kabupaten Banyumas sehingga kami harus mengontrak rumah disana.

Kontrakan rumah yang jaraknya tidak terlalu jauh ke pusat kota maupun jarak suami dengan tempat dia bekerja.

Ts dan suami memilih kontrakan rumah ini dikarenakan harganya yang masih murah, jarak juga terbilang memadai dan yang pasti ada pagar depan rumah.

Hal pagar ini sih yang paling penting karena ts punya anak usia yang saat itu masih usia 2 tahun, niatnya biar gak selonong keluar aja kalau pintu rumah dibuka.

Kejadian ini terjadi saat tahun 2018 bulan Agustus, saat ane baru pindah ke rumah kontrakan.

Setiap hari ane usahakan untuk masak buat keluarga, karena suami ts plgnya sehabis magrib atau isya sampai rumah. Maka ane lebih suka masak ketika sore hari atau masakannya dihangatkan kembali dan membuat lauk dan gorengan.

Saat itu ketika waktu hampir mau magrib dan hujan deras, si kecil nimbrung di dapur. Tiba-tiba tidak lama dia mainan di dapur, dia bilang tidak mau mainan di dapur.
"Mah... mah... No... no.... Hiiiyyy" ujar si kecil ekpresi ketakutan sambil pandangan matanya melihat ke atas luar kamar mandi.

Pas bagian atap kamar mandi dan dapur ada celah terbuka sedikit hanya ditutup seperti terpal saja.

Langsung dia lari ke ruang tamu saat itu juga. Begitupun hal yang sama terjadi keesokan sorenya karena waktu musim hujan. Dia tidak mau menemani ane di dapur setiap menjelang magrib.



Kalau ane sih tidak berpikir macam-macam yah gansis hanya berdoa dan berdzikir ajah walaupun sebenernya ada takut juga karena di rumah cuma berdua saja.

Setelah kejadian itu ane jadi aware setiap bangun malam untuk melaksanakan shalat sekitar pukul 02.00 -03.00 wib dini hari.

Jika sedang melaksanakan shalat rasanya seperti ada yang sedang melihat dan memperhatikan dari jendela kamar.

For your information kamar yang biasa ane pakai untuk shalat ada jendela yang terbuka ke dapur tepatnya dekat di sebelah ane meletakkan lemari pendingin.

Namun lagi-lagi ane menepis semua itu karena ada Allah yang menjaga.
Tibalah suatu hari anak ane nangis kejer di suatu malam. Kira-kira dari pukul 01.00 - 03. 00 wib dini hari.

Anehnya tidak ada air mata yang keluar dari matanya. Ane berpikir mungkin si kecil lapar ane kasih susu dan cemilan, tetap dia tidak mau memakan atau meminumnya bahkan sampai di lemparkan olehnya ke lantai dan berserakan.

Dikhawatirkan takut membangunkan tetangga pada saat dini hari karena nangisnya kencang dan tidak ada jeda sampai ane bingung cara mendiamkannya 🥴, jadi ane kasih si kecil tontonan kesukaannya di handphone.

Sampai menjelang pukul 04.00 wib pagi si kecil tidak ada tanda-tanda ngantuk. Disaat itu ane baru ingat untuk membaca bacaan Al-Qur'an dan dzikir juga menyalakan murotal Al-Qur'an surat Al-Baqarah.

Akhirnya si kecil terlelap dengan sendirinya tanpa ada rewel atau drama setelah itu.
Keesokan harinya, heboh tetangga bertanya kenapa anak ane nangis semalaman dan tidak ada jeda.

Ane bilang tidak terjadi apa-apa dan biasa saja mungkin gerah atau lapar karena saat itu juga masa si kecil bertahap sedang disapih.

Ternyata samping kiri rumah ane adalah seorang indigo gansis. Baik itu cucunya maupun neneknya.

Nah, si nenek memberi tahu bahwa rumah yang saya tempati sudah lama kosong tidak berpenghuni dan tidak ada orang atau keluarga yang mau mengontrak disitu.
Kalaupun kontrak hanya beberapa bulan saja terus pindah.

Katanya di dalam rumah tersebut ada seorang wanita yang berbaju putih sering berada dekat di pojokan dekat kulkas area dapur.

Wah pantas saja ane suka ngerasa ada yang terus memperhatikan jika dini hari tengah sedang shalat malam.



Karena jika manusia bisa melihatnya, hal itu merupakan kesialan bagi 'mereka'. Setelah kejadian itu, ane selalu menyalakan murotal dari menjelang magrib sampai esok paginya.

Ditambah ibadah kepada Allah yang tidak pernah terlupa agar dijauhkan dari gangguan "penunggu rumah kontrakan".