doc.pri

Pernah punya mantan terindah? Jiah. Kalau punya nyesek-nyesek deh. Namanya terindah pastilah semua tentangnya gak ada jelek. Walau secuil buruk tetaplah indah.

Apalagi kalau kandasnya hubungan sebab sesuatu yang bukan kemauan kita. Terpaksa istilahnya, demi apalah namanya.

Misal karena beda keyakinan, kasta, usia atau perhitungan. Lho hari gini kok ada masalah begituan bisa memisahkan cinta?

Yalah, tidak semua orang sebuta dikau gaes. Cinta iya tapi logika masih jalan. Tidak bisa memaksakan perbedaan prinsip itu untuk menjadi landasan kelangsungan hubungan. Sebab kalau diterjang kendalanya bakal buanyak banget. Yakin bisa tahan?

Miss Ann Day ketimpuk salah satu dari 4 perkara itu. Yakni yang nomor 3. Perbedaan usia 20 tahun dengan sang calon membuatnya gagal menikah. Bukan hanya dari pihak lelaki yang ibunya tak terima anaknya bakal dinikahi perempuan seusia dia tapi anak Miss Ann Day juga.

Dua lelaki anak Miss Ann Day memberi ancaman bakal menebar sianida di mana-mana kalau pernikahan dengan brondong itu nekad dilangsungkan. Sedangkan calon ibu mertua mengancam akan mengutuk Miss Ann Day mandul seumur hidup kalau terus maju pantang mundur.

Tak ada pilihan, hubungan putus di tengah jalan. Gerimis di Paralayang menjadi saksi putusnya hubungan. Tangis Miss Annday pecah tak tertahan, sementara Diano sang brondong murung durjana. Pisah selamanya, bersaudara saja. Itu yang keluar dari mulut sepakat mereka. Janji tak akan bertemu lagi hingga maut memisahkan. Macam janji menikah saja.

Waktu terus berlalu, Diano akhirnya menikah dengan gadis bau kencur pilihan orang tua. Miss Ann Day hanya diberitahu perihal pernikahan itu. Nyesek betul hingga tak berani muncul.

Sampai suatu hari Diano menghubungi untuk mengajak ketemuan.

"Miss, Aku rindu. Kita ketemuan yuk. Di gunung Bebek tempat kita itu."

Berdesir sebetulnya dada Miss Ann Day. Ingin sekali meluapkan rasa yang sama. Namun akalnya melarang, itu tidak boleh dilakukan. Diano sudah menjadi suami orang. Kalau ketemuan pasti memunculkan cinta lama lagi. Padahal dia sudah bertekad melupakan.

Aih, lupa. Berusaha lupa itu menyesakkan dada. Tapi harus, agar hidupnya terurus, tidak melulu mikir cinta. Ada banyak hal yang harus dikerjakan. Hidup harus terus berlanjut bukan.

"Tidak bisa Di, aku tidak berani bertemu kamu lagi, kamu bukan milikku."

"Ngomong apa sich kamu sayang. Hatiku tetap milikku. Kau tahu pun kalau pernikahanku terpaksa. Kita ketemu ya?"

Miss Ann Day bergeming galau memutuskan antara iya dan tidak. Sampai kemudian ingat nasehat karibnya yang sukses melanjutkan hidup tanpa dihantui mantan lagi.

"

Aih aih, nyari keburukan kekasih hati itu kayak nemu jarum di tumpukan jerami. Lha wong tai kucing saja bisa rasa coklat jee. Tapi harus to, cari beberapa alasan yang membuat tidak terlalu ngarep - ngarep dia. Yang sekiranya kalau hidup sama dia bakal ngeri hidup kita.

Misal kayak Diano nih. Suka meleng liat perempuan matang yang cantik. Miss Ann Day pernah menyaksikan leher Diano muter 360 derajat gegara ada artis semlohay mirip Ely Sugigi turun dari Alphard. Setelah ditimpuk tas baru lehernya balik ke tempat semula. Alasannya, " Alphardnya bagus, mulus."

Dih, mulus dibawa-bawa. Itu kode kurang setia bagi Miss Anday. Bisa saja dia bakal ngejar perempuan lain di belakang. Kalau jalan sama gebetan saja berani gitu apalagi ketika tidak ada.

Bukti lain, sekarang dia sudah punya istri masih mau pula ngajak kencan Miss Ann Day. Iya sih katanya tidak cinta sama istri yang membuat Miss Annday tersanjung merasa dicintai tapi apa iya itu nanti kalau hidup terus sama dia ada jaminan bakal rela terus mencintai.



Inilah yang bikin Miss Ann Day lega bukan kepalang. Bayangan Diano dengan senyum menawan, berubah bentuk jadi bondet hidung belang. Sukur banget rasanya tidak sampai meneruskan hubungan ke jenjang pelaminan. Karena kalau itu terjadi Miss Ann Day bakal tak tahan. Bisa-bisa terjadi pembunuhan gegara rebutan Diano. Ngeriiii

Bagi Miss Ann Day, Diano sekarang sekedar mantan. Gak pake terindah segala. Biasa aja, malah ada sesal kenapa bisa ketemu makhluk seketjeh Diano. Hlah wkwkwk