kutilkuda1202Avatar border
TS
kutilkuda1202
KABUR DARI TEMPAT KERJA PADAHAL BARU 3 HARI KERJA
Note: Thread ini adalah tulisan langsung dari narasumber. Kisah nyata tanpa kebohongan. 

Kehidupan manusia itu tidak bisa ditebak. Kadang diatas, kadang di bawah. Kadang yang sudah enak diatas, lupa kalau ada waktu nya nanti akan jatuh ke bawah. Yang hidup di bawah juga tidak selamanya akan berada di bawah Roda kehidupan pasti berputar. Kalau tidak berputar berarti kita sudah waktunya kembali kepada sang pencipta. 

Seringkali kita ini ingin menghindari masalah yang sedang dihadapi. Karena merasa masalah dan beban yang dihadapi terlalu berat. Saya jadi teringat dengan sebuah karya tulisan dari e-book yang saya download gratis di google play. Di dalam buku tersebut menceritakan tentang seorang pemuda yang akan membuat tatoo di tubuhnya. Dia ingin membuat tatoo bergambar singa di punggungnya. Kita semua pasti tahu bahwa membuat tatoo berarti membiarkan tubuh kita dilukis dengan jarum. 

Saat tukang tatoo itu mulai menusukkan jarumnya pada permukaan kulit, pemuda ini menjerit kesakitan. Dia bertanya kepada pembuat tatoo, sedang menggambar apa? Sang pembuat tatoo berkata, ia sedang menggambar hidung singa. Karena si pemuda tidak kuat dengan tusukan jarum itu, ia meminta berhenti dilukiskan hidung. Kemudian saat sang pembuat tatoo melukiskan telinga dan kaki, dia juga tidak tahan. Pemuda itu berkata,"stop, ganti bagian lain saja kak, aku benar benar tidak tahan...!". Tukang tatoo pun menggambarkan singa pada tubuh pemuda itu dengan tidak sempurna. Sehingga tatoo singa itu tidak ada hidung, tidak ada kaki, tidak ada telinga dan juga tidak nampak bagus layaknya singa. 

Sama seperti hal yang sedang kita bahas kali ini. Seringkali rasanya kita ingin lari dari kenyataan. Saat menghadapi masalah A, kita merasa tidak kuat dan lari dari masalah A. Lalu datanglah masalah B, kita juga tidak kuat. Kita lari dari masalah B. Akibatnya kita menjadi pribadi yang lemah dan tidak bisa menghadapi tantangan dalam hidup. Sedikit sedikit menyerah dan mudah hancur. Saat yang lain sudah berada di level E, kita masih saja skip menghadapi tantangan hidup A, B, C dan D. Kita hanya berputar putar saja. 

Kali ini saya akan menceritakan pengalaman hidup ane sendiri. Pengalaman hidup yang mengajarkan bahwa kita tidak boleh lari dari kenyataan. Lari dari kenyataan hanya akan mengulur waktu, membuang waktu sia sia dan tidak menyelesaikan masalah. Karena pada hakikatnya, setiap kita sudah ada waktu nya sendiri-sendiri. Setiap kita sudah memiliki takdir yang sudah diatur oleh sang kreator, yaitu Tuhan Yang Maha Esa. 

Tiga tahun lalu, aku resign dari sebuah perusahaan besar. Perusahaan dengan omset yang besar, produksi yang cepat. Kerja setiap hari bagai kuda, tidak ada waktu bersantai, dan tidak ada istilah "gaji buta". Semua orang bekerja keras. Gaji yang diterima pun sangat fantastis. Tetapi, aku merasa lelah dan benar benar tidak ada "life balance". Aku pun resign dan masuk kerja di sebuah perusahaan obat.

Awalnya aku sangat bangga dan bahagia karena posisi yang ditawarkan sebagai supervisor. Meskipun gaji yang diterima sebenarnya sama bahkan dibawah gaji di tempat lama. Tetapi karena posisi "Supervisor" itu lah yang ku pikir bisa memperindah curiculum vitae ku. Akupun terima saja tawaran itu. Demi perkembangan karir, demi cv yang indah. Aku pun berniat hanya dua tahun saja di perusahaan kecil itu. Aku ingin kembali ke perusahaan besar tetapi dengan posisi manager. 

Tetapi kenyataannya, saat aku masuk kerja di hari pertama, aku tidak mendapatkan apa yang ku mau. Fasilitas minim, tempat kerja tidak nyaman, dan rekan kerja yang sepertinya memiliki sumber daya yang rendah. Produksi yang minim dan sepertinya tidak ada prospek untuk masa depan. "wah bisa bisa aku stagnant disini", pikirku. Tiga hari saja aku sudah tidak nyaman. Semua karena aku tidak mendapat fasilitas semewah tempat lama. Aku pun tidak berangkat kerja di hari ke empat. Aku ijin dengan alasan sakit. 

Di hari kelima, aku masuk kerja tetapi di panggil HRD. HRD berkata bahwa gajiku dipotong karena aku sakit. Seketika aku marah dan protes akan kebijakan itu. Disitu juga aku memutuskan resign. Mendadak tanpa rencana, dan belum ada kerjaan baru. Aku pun pulang ke rumah dan mencari lowongan kerja. 

Seminggu sesudahnya aku mendapat undangan interview kembali di perusahaan lain. Dan ternyata dalam waktu 3 minggu, aku mulai masuk kerja lagi. Ternyata, sama saja. Aku merasa tidak nyaman. Akhirnya di hari ketiga, aku kabur. Kabur tanpa alasan. Aku benar benar merasa kecewa dan frustasi. Aku kirimkan email bahwa aku tidak bisa melanjutkan kerja. Dan setelah beberapa hari aku mendapat kabar dari teman ku bahwa namaku telah di blacklist di dua perusahaan itu. 

Aku akhirnya menganggur selama 7 bulan. Tes sana sini tetap saja tidak diterima. Akupun menyadari...
Aku terlalu bodoh dan naif. Aku tidak bisa menghadapi perubahan. Aku terlalu nyaman dengan comfort zone ku. Aku ingin naik level tapi aku tidak siap dengan perubahan.
Dan disaat perubahan itu terjadi, aku memilih menghindari kenyataan. Aku lari dari kenyataan. 
Dan akhirnya, aku tidak mendapat apa apa. Waktu terbuang sia sia, uang habis, tabungan nol, dan kembali lagi dari posisi nol. 

Setiap masalah pasti ada hikmahnya. 
Dan dari kasusku ini..
hikmah nya adalah 

Jangan lari dari masalah dan tantangan.


sekian.
Bean. Semarang
tantinial26
a.rizzky
sormin180
sormin180 dan 24 lainnya memberi reputasi
25
10.4K
84
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.5KThread41.6KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.