Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

trifatoyahAvatar border
TS
trifatoyah
Kisah Anak kecil Dibawa Lampor, Pada Malam Jum'at Kliwon


Rumah Dinas Kepala Perhutani

Lampor adalah makhluk halus penculik anak, itu yang sering aku dengar. Kalau misalnya waktu Maghrib anak-anak masih di luar rumah, pastilah orang tua akan bilang,

"Sanding kolo, Maghrib-Maghrib jangan di luar rumah, nanti dibawa lampor."

Makanya dulu aku nggak berani di luar rumah kalau waktu Maghrib, banyak bala katanya dan takut dibawa lampor. Konon kata cerita-cerita turun temurun di desaku itu lampor berwujud tinggi besar, hitam dan sangat menyeramkan.

***




Setiap kali aku melewati rumah dinas Perhutani itu, bulu kudukku selalu meremang, teringat cerita nyata Ibuku dulu. Waktu itu Ibu pulang dari Pasar Doro Pekalongan, karena sudah lepas Maghrib, tidak ada angkot, Ibu bersama Kakak perempuannya, berdua mereka pulang dari pasar yang jaraknya kurang lebih 1,5 km.

Malam itu adalah malam Jum'at Kliwon, Kakak beradik itu sebenarnya takut tapi bagaimana lagi, mereka harus tetap pulang ke rumah, karena anak-anak dan suaminya menunggu di rumah. Waktu itu kata ibuku jalanan sepi belum ramai seperti sekarang. Ibu mendengar kalau ponakan dari Kepala Perhutani, atau biasa dipanggil Bapak Sinder, sedang sakit keras, sudah diobati tapi belum sembuh juga.



Ketika mereka melewati rumah dinas Perhutani terdengar suara banyak orang sedang mengaji, lantunan ayat suci Al-Qur'an surat Yassin terdengar jelas di telinga. Waktu itu netra ibu melihat kain putih keluar dari jendela kamar Bapak Sinder.

"Yu, ada maling baru saja lompat jendela kamar Bapak Sinder," kata Ibuku pada kakaknya.

"Biarin saja, orang kaya seperti Bapak Sinder kemalingan ya nggak apa-apa, uangnya banyak."

"Iya, Yu. Tapi aku kok merinding gini ya ..."

"Sudah cepat jalannya biar cepat sampai rumah."

"Iya, Yu."



Mereka berdua melanjutkan perjalanan, saling ngobrol ngalor ngidul buat menghilangkan sedikit rasa takut. Baru saja sampai di turunan jalan, netra ibuku melihat sesosok bocah kira-kira seusia anak SD memeluk selimut putih, berdiri di pinggir sawah, sambil kebingungan.
Ibu mendekati bocah kecil itu.



"Nak, habis Magrib kok di sini lagi ngapain?"

"Aku mau pulang ke Klaten, aku diusir sama Pamanku," jawabnya sambil tetap memeluk selimutnya.

"Ini sudah malam, ikut Ibu saja ya, Nak."

"Ngak mau, aku nggak mau ikut Ibu."

"Tapi ini sudah malam, Nak."

Kata Ibuku anak kecil itu tetap ngotot tidak mau ikut, dia tetap mau pulang ke rumahnya. Ibuku tetap membujuk karena kasihan. Tiba-tiba dari arah barat berdatangan puluhan orang sambil teriak-teriak memanggil anak kecil itu.

"Ada apa, Pak. Kok ramai sekali."

"Begini Bu, apa ibu melihat anak remaja lewat sini, ponakan dari Pak Sinder dibawa lampor," kata salah seorang dari mereka.

Ibuku heran, mereka tidak melihat anak kecil dihadapannya, padahal jelas-jelas Ibuku melihatnya.

"Aku bertemu ponakan Bapak Sinder di sini, katanya dia diusir oleh Pamannya."

"Itu tidak benar, Bu. Di mana anak itu."

"Anak itu ada depan kita," teriak ibu.

Ibu memegang anak kecil itu. Anak kecil itu menjerit kemudian menangis keras, baru orang-orang itu dapat melihatnya. Ternyata anak kecil itu baru saja dibawa lampor. Ibuku mengira kalau itu maling, ternyata lampor atau makhluk halus.
Ibuku dan Kakaknya dipanggil menghadap Bapak Sinder, berulang kali Bapak Sinder mengucapkan terima kasih, karena sudah membantu menemukan keponakannya. Ketika anak kecil itu ditanya siapa yang membawanya, katanya makhluk tinggi besar.
Waktu itu Ibu dikasih kenang-kenangan kain untuk dibuat baju.
Ibu pun pulang ke rumah dengan kakaknya.



Rumah Dinas itu sekarang kosong tidak ada yang menghuninya. Rumah itu memang terlihat angker, dengan halaman luas, bangunan menjorok ke dalam dan lebih tinggi.
Bahkan belum lama ini, ada seorang laki-laki yang sedang merumput, hilang satu hari satu malam, padahal hujan lebat. Ketika ditemukan sudah berada di belakang bangunan Rumah Dinas Perhutani tersebut, dalam keadaan meninggal dunia. Lengkaplah sudah ketakutan melihat rumah itu. Dan baru nyadar setelah nulis ini selesai, ternyata malam ini adalah malam Jum'at Kliwon!



Quote:








Pekalongan 15 Oktober 2020
Penulis trifatoyah
Sumber gambar dok.pri
Diubah oleh trifatoyah 15-10-2020 14:09
OkkyVanessaM
axxis2sixx
tien212700
tien212700 dan 24 lainnya memberi reputasi
23
5.4K
360
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.6KThread42.5KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.