Marah, kecewa, sedih, dan senang itulah yang TS rasakan ketika membaca berita di atas. Marah dan kecewa karena kelakuan oknum guru ngaji yang tak punya malu berbuat cabul kepada seorang gadis kecil. Marah dan kecewa karena gara-gara oknum tak bertanggung jawab ini citra guru ngaji jadi tecoreng. Malu-maluin aja, gak pantas jadi guru ngaji!

Merasa sedihkarena itu loh si korban seorang gadis kecil, pastinya ada trauma yang tak mudah dilepas-dihilangkan begitu saja. Kasihan sekali dia, belum lagi pandangan lingkungan sekitar kepadanya. Karena tak semua lingkungan masyarakat itu dewasa, korban pun bisa dipandang rendah. TS menyaksikan dengan mata kepala sendiri, ada anak korban pelecehan seksual bukannya diterima dan diberi dukungan, eh tapi malah dikata-katain dieejek oleh temannya. "cewek bekas, cewek bekas, bekas si om itu." TS gak bisa bayangin sakitnya seperti apa dikatain seperti itu.

Lalu TS merasa senang. Iya merasa senang karena pelaku digebuki oleh keluarga korban dan warga setempat. Mungkin TS pun akan kehilangan kontrol diri kalau berada di posisi keluarga korban. Sekalipun ini negara hukum, penting juga memberikan pelajaran secara langsung biar kapok dan jera. Maaf ya kalau ada yang tak suka dengan pernyataan TS ini. Tapi coba bayangkan kalau si korban itu adalah keluargamu, anakmu, adikmu, atau orang yang kamu sayangi. Andai ini di dunia shinobi kepengen banget TS menggunakan jutsu Shinra Tensei di bagian alat vital si pelaku.

 

Lagian tu pelaku sungguh bikin esmosi ya. Alasannya dia melakukan aksi mesum tersebut karena khilaf, karena khilaf, karena khilaf. Apa? Khilaf? Katahuan benar tu bohong besar. Aksi terencana, mengudang pakai SMS, mengajak korban ke rumah sendirian saat situasi sepi, dengan dalih pengen ngajarin pernafasan. Itu namanya perbuatan mesum yang sudah diniatkan!

Entahlah ya, bukan sekali ini TS membaca kasus pelecehan seksual oleh oknum guru ngaji. Padahal maaf ya setahu TS guru ngaji itu dipanggil ustadz, sedari dari kampung dulu sampai sekarang di tempat rantau, sama nyebutnya ustadz. Hei para oknum, gak pantes gitu loh kalau kamu dipanggil oleh orang-orang dengan sebutan ustadz tapi berbuat mesum. Guru ngaji itu ngajarin membaca kitab suci yang berisi firman Tuhan. Yooo apa gak takut dengan Tuhan? Parah!

Sekian dulu ya cuap-cuap dari TS. Semoga ada manfaatnya. Mari kita jaga keluarga kita dari predator seperti oknum guru ngaji seperti di berita yang barusan kita baca. Jangan tertipu dengan penampilan. Penampilan bisa menipu. Baju gebor panjang bisa dibeli. Jenggot tebal menjuntai bisa dirawat dioles minyak kemiri. Tapi isi hati dan otak manusia siapa yang tahu.