Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

nasgorbabiAvatar border
TS
nasgorbabi
Alasan Mengapa Islam Dijuluki Agama Damai
JAKARTA -- Islam dijuluki sebagai agama yang damai. Namun, apa yang membuat Islam lebih pantas menerima gelar tersebut daripada agama lain?

Dalam artikel di About Islam, seperti dilansir Kamis (1/10), Daud Matthews memberikan penjelasan tentang Islam sebagai agama yang damai dan mengapa Islam pantas dijuluki demikian. Matthews merupakan mualaf yang memeluk Islam pada 1970. Pria Inggris kelahiran 1938 itu menikah di Pakistan pada 1973.

Matthews mempelajari fisika dan kemudian meraih gelar Chartered Engineer. Ia juga merupakan anggota dari British Computer Society dan Institute of Management. Awalnya dia bekerja di laboratorium penelitian fisika, kemudian dia pindah ke manajemen komputer pada 1971.

Dia tinggal dan bekerja di Arab Saudi dari 1974 hingga 1997. Pertama, dengan Universitas Perminyakan dan Mineral di Dhahran, dan kemudian dengan Universitas Raja Saud di Riyadh. Ia terlibat dalam dakwah sejak 1986.
Dalam penjelasan yang ia sampaikan, Matthews mengatakan setiap agama terdapat perbedaan dalam praktik para penganutnya, karena perbedaan yang digambarkan secara geografis atau budaya.

Namun, untuk mempelajari agama perlu melihat sumbernya. Dalam Islam, sumber tersebut adalah Alquran, yang merupakan firman Allah, dan Sunnah (ucapan dan praktik kebiasaan Nabi Muhammad SAW).

Menurutnya, kedua sumber tersebut harus dicari secara menyeluruh dengan pikiran terbuka hingga sampai pada pemahaman yang benar tanpa beban budaya. Para ulama Muslim telah mengklasifikasikan hadits-hadits Nabi SAW menjadi asli, kuat, lemah dan palsu. Dikatakannya, hanya hadits yang asli dan kuatlah yang dapat dikutip untuk putusan hukum.

"Jika kita melihat Alquran dengan pikiran terbuka, kita akan menemukan Islam adalah agama yang damai dan pengampunan serta semua nilai moral yang tinggi," kata Matthews.

Ia melanjutkan, pemahaman dasar Islam sebagai agama adalah perdamaian. Menurut terminologi Alquran dan bahasa khususnya, kata 'percaya' (Aaman) memiliki dua arti tergantung pada konteks penggunaannya: Anda dapat percaya (Aamana be…) atau Anda percaya atau mempercayai orang lain (Aamana le...).

Selain itu, karena pemahaman kepercayaan (Barat) yang biasa menyiratkan beberapa elemen keraguan, pemahaman Islam tentang Aaman berkaitan dengan kepastian atau tingkat kepastian. Kebalikannya adalah ketidakpastian daripada keraguan.

Makna pertama (untuk percaya) terkait dengan iman seperti dinyatakan dalam Alquran surah 2:285, yaitu "Rasul telah beriman kepada Alquran yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka mengatakan): "Kami tidak membeda-bedakan antara seseorangpun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya", dan mereka mengatakan: "Kami dengar dan kami taat"".

Dengan demikian, kata 'percaya' berarti memiliki iman yang mengakar dalam hati tentang hubungan antara manusia dan Tuhan. Sedangkan makna kedua dari "percaya atau mempercayai orang lain' mengacu pada hubungan dengan orang. Hubungan ini menyiratkan ketika seseorang aman dan terjamin, maka orang-orang mempercayainya. Alquran menyebut orang-orang seperti itu sebagai orang beriman karena mereka dapat dipercaya oleh masyarakat.

Makna percaya diulangi dalam Alquran terutama tentang para Nabi. Misalnya, tentang Nabi Nuh. "Mereka berkata, "apakah kami akan beriman kepadamu, padahal yang mengikuti kamu ialah orang-orang yang hina?" (QS. 26:111).

Itu bermakna, bagaimana kami akan percaya pada Anda, percaya dan merasa aman dengan Anda, ketika yang paling kejam (terendah) yang mengikutimu? Menurut Matthews, arti dari 'percaya' itu, yakni mempercayai seseorang (atau tidak). Hal demikian juga seperti tersirat dalam Alquran surah 6:82 untuk Nabi Ibrahim, QS 12:17 untuk Yusuf, Nabi Musa (QS 44:21 dan 23:47), dan juga untuk Nabi Muhammad SAW (QS 2:104 dan 9:61).

Dua makna "percaya" ditemukan dalam Alquran surah 9:61, di mana Allah berfirman: "Di antara mereka (orang-orang munafik) ada yang menyakiti Nabi dan mengatakan: "Nabi mempercayai semua apa yang didengarnya". Katakanlah: "Ia mempercayai semua yang baik bagi kamu, ia beriman kepada Allah, mempercayai orang-orang mukmin, dan menjadi rahmat bagi orang-orang yang beriman di antara kamu". Dan orang-orang yang menyakiti Rasulullah itu, bagi mereka azab yang pedih."

Matthews menjelaskan, ini adalah contoh dari percaya (yakin) dan memiliki keyakinan (kepercayaan). Ayat ini menunjukkan percaya pada Tuhan adalah menyembah Dia dan percaya pada orang lain adalah mempercayai mereka.

"Karena ekspresi luar dari iman adalah hubungan dengan orang lain, kita harus hidup dalam kepercayaan, keselamatan, keamanan dan kedamaian dan inilah yang harus menjadi perhatian kita masing-masing," lanjut Matthews.

Sementara itu, ia mengatakan ekspresi batin dari iman adalah apa yang sebenarnya diyakini seseorang. Bagi seorang Muslim, percaya kepada Tuhan berarti mengakui Tuhan adalah satu-satunya Tuhan. Sementara evaluasi atas kebenaran yang diyakini umat Muslim ini akan dipertanggungjawabkan di Hari Kiamat kelak oleh Allah SWT.

Matthews menegaskan, keyakinan pada Islam setara dengan perdamaian di antara manusia. Pada saat yang sama, menjadi orang beriman berarti hamba Allah dan orang yang damai dan dipercaya.

Demikian pula kata 'Islam' dapat ditunjukkan memiliki dimensi batin tentang hubungan dengan Tuhan dan dimensi luar tentang hubungan dengan manusia. Menurutnya, dimensi batin adalah konsekuensi alami dari secara sukarela menyerahkan diri pada perintah Tuhan (QS. 6:161-163).

Dalam Islam, semua Nabi Allah datang dengan pesan yang sama, yakni sembahlah Satu Tuhan dan ikuti teladannya, yang berpuncak pada wahyu terakhir (Alquran) sampai Nabi terakhir (Muhammad SAW). Dalam Alquran surah 3:19) disebutkan, bahwa agama yang diridhai di sisi Allah hanyalah Islam.

Menurut Matthews, Islam dalam konteks ini adalah cara hidup. Sementara dalam Alquran surah 5:3 dinyatakan, "Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu."

Dalam Alquran surah 3 ayat 85 juga dijelaskan, "Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu)daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi."

Ayat ini, kata Matthews, mengacu pada Hari Akhir ketika Allah akan menghakimi seluruh umat manusia. Dalam hubungan dengan orang-orang, Islam secara langsung berkaitan dengan keselamatan dan keamanan yang diekspresikan dan dipraktikkan oleh orang-orang tersebut tanpa memandang keyakinan batin mereka. Misalnya dalam Alquran surah 2:208, "Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu."

Selain makna dari keimanan dalam Islam, Islam juga dilihat sebagai agama damai dari bentuk salam yang diucapkan. Assalamualaikum, yang berarti keselamatan bagimu, adalah bentuk 'damai' dan disini ditunjukkan untuk masuk ke dalam perdamaian tanpa syarat. Menurut Matthews, salam dalam Islam mengungkapkan konfirmasi perdamaian dalam Islam dan menegaskan keimanan juga berarti keselamatan dan keamanan.

Makna keimanan dalam Islam dan pahala di Hari Kiamat berarti bahwa seseorang yang menunjukkan keyakinannya pada kebaikan dalam berurusan dengan orang membuat mereka mempercayainya, dan pada saat yang sama memiliki keyakinan yang kuat kepada Tuhan Sendiri, akan layak mendapat 'keamanan' dan akan diamankan dan dilindungi oleh Tuhan pada Hari Kiamat dan atau di akhirat sebagai hadiah karena telah dipercaya oleh orang banyak.

Demikian pula bagi orang yang mengamalkan Islam dalam berurusan dengan orang lain dan pada saat yang sama menjaga hubungannya dengan Tuhan dengan berserah diri kepada-Nya, dan perilakunya akan pantas mendapatkan 'kedamaian' di akhirat. Dalam Alquran surah 6:82 dinyatakan: "Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman (syirik), mereka itulah yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk."

Lebih lanjut, Matthews mengatakan pahala syurga dianugerahkan Allah atas hasil dari perbuatan mereka (orang-orang beriman). Demikian seperti dijelaskan dalam QS 15:46 dan QS 6:127.

Matthews menambahkan, kedamaian dan keamanan dalam berurusan dengan orang lain ditambah dengan ketundukan untuk percaya pada Tuhan Yang Esa mengarah pada perdamaian dan keamanan di syurga. Sayangnya, kata dia, di sisi lain ada pelanggaran, penindasan dan ketidakadilan yang dilakukan dan ditimpakan pada orang lain yang merupakan jalan menuju Neraka.

Matthews lantas menunjukkan pada orang-orang yang membunuh orang yang tidak bersalah atas nama Tuhan. Menurutnya, tindakan teroris agama berarti membunuh nilai-nilai nyata dari agama yang dia anut.

https://m.republika.co.id/amp/qhjro9366

https://m.republika.co.id/amp/qhjrp4366

https://m.republika.co.id/amp/qhjrqb366

Lebih damai Kristen apa Islam? Ayo vote gan
eyefirst2
nomorelies
motherparker699
motherparker699 dan 5 lainnya memberi reputasi
2
2.7K
42
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
671.5KThread41.3KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.