• Beranda
  • ...
  • Klaten
  • [Coc Reg. Klaten] Wisata Mistis Ke Istana Kerajaan Tuyul Trucuk

indrag057Avatar border
TS
indrag057
[Coc Reg. Klaten] Wisata Mistis Ke Istana Kerajaan Tuyul Trucuk
Spoiler for ilustrasi tuyul:



Agan dan sista pernah mendengar cerita soal tuyul? Atau justru ada diantara agan dan sista yang memelihara tuyul? Ane harap sih nggak ada ya, karena memelihara tuyul itu bukanlah suatu hal yang baik.

Oke, pada kesempatan kali ini, ane akan sedikit membahas soal tuyul gansist. Atau lebih tepatnya berbagi pengalaman ane dengan hal hal yang berbau tuyul ini.

Jadi dulu, beberapa tahun yang lalu, ane sempat pulang kampung, lalu secara tak sengaja bertemu dengan salah seorang teman lama, sebut saja namanya Gudel.

Namanya teman lama yang jarang bertemu, kamipun terlibat obrolan panjang, membahas segala macam hal dari yang berat sampai yang ringan. Dan karena ane masih punya sedikit waktu luang sebelum kembali ke ibukota, teman ane ini mengajak ane untuk sedikit bernostalgia dengan hobby lama yang sudah sangat jarang ane lakukan.

Jadi gansist, ane dan temen ane ini punya hobby yang sama, yaitu menekuni dunia yang berbau bau mistis gitu. Bahkan temen ane ini katanya punya sedikit kelebihan dalam hal hal mistis. Kalau ane sih, cukup sekedar tahu tahu saja, nggak sampai menekuni hal hal yang aneh aneh gitu.

Akhirnya, setelah ngobrol ngalor ngidul, teman ane si Gudel ini mengajak ane ke tempat yang katanya sangat menarik. Anepun setuju, tanpa sempat bertanya tempat apa yang dia maksud itu. Ane pikir, kalau dia bilang menarik pasti juga menarik buat ane.

Ternyata gansist, ane diajak ke sebuah tempat yang katanya adalah istana kerajaan tuyul. Tempatnya lumayan jauh dari kampungku. Tepatnya di wilayah kecamatan Trucuk, Klaten. Dari kampung ane di Wonogiri, hampir memakan waktu 1,5 jam perjalanan menuju ke Klaten.

Awalnya ane mengira kalau tempat yang bakalan kita kunjungi itu adalah sebuah bangunan megah seperti candi atau semacamnya, karena teman ane menyebutnya istana. Namun dugaan ane ternyata meleset. Yang disebut istana itu ternyata tak lebih dari sebuah pohon besar yang dikelilingi tembok warna hijau setinggi kurang lebih tiga meteran, dengan gapura dan pintu masuk berbentuk seperti bangunan pura yang pernah ane lihat di Bali sana. Cukup sederhana untuk disebut sebagai sebuah istana.

Spoiler for :


Teman ane segera mengajak ane untuk menemui juru kunci tempat tersebut. Wow, ternyata ada juru kuncinya juga. Dan untuk masuk ke dalam bagunan tersebut memang harus seizin dari sang juru kunci, nggak bisa sembarangan masuk begitu saja.

Setelah mendapat izin dari sang juru kunci, kamipun masuk ke dalam bangunan sederhana itu. Cukup sejuk berada di bawah pohon sebesar itu. Daunnya yang rimbun cukup bisa menahan teriknya sinar mentari. Apalagi di dekat pohon itu juga dibuat sebuah bangunan beratap sedehana tanpa dinding. Cukup nyaman untuk sekedar berteduh. Lantainya juga sudah dikeramik, jadi cukup nyaman dan bersih. Di bawah pohon nampak gundukan besar bekas pembakaran dupa. Sepertinya bekas dari orang orang yang melakukan ritual di tempat itu.

Spoiler for :


Temen ane yang memang suka melakukan ritual ritual mistis segera duduk tepekur di depan tumpukan bekas dupa itu. Sepertinya dia sedang berdoa atau entahlah, ane nggak begitu paham.

Ane sendiri, lebih memilih untuk kembali keluar dan menemui sang juru kunci. Setelah berbasa basi dan menawarkan sebatang rokok, anepun segera mengajukan beberapa pertanyaan untuk menuntaskan rasa penasaran ane.

Pak PT (sebut saja begitu nama sang juru kunci), dengan senang hati menjawab semua pertanyaan ane. Menurut Pak PT ini, pohon besar itu namanya pohon Ketos, usianya sudah ratusan tahun. Ane percaya sih, melihat ukuran pohon yang sangat besar itu.

Konon, masih menurut cerita Pak PT, pohon itu bukan pohon sembarangan, karena pohon itu sebenarnya adalah penjelmaan dari eyang Bondho, salah satu cucu dari Raja Jayabaya, raja dari kerajaan Kediri yang sangat terkenal itu. Saat eyang Bondho ini wafat, sukmanya menjelma menjadi pohon itu. Karena itulah tempat ini juga dikenal dengan sebutan Pesugihan Tuyul Kyai Bondho.

Karena eyang Bondho ini dikenal sebagai orang yang baik dan dermawan, maka meski telah wafat dan sukmanya menjelma menjadi pohon Ketos itu, orang orang masih sangat menghormatinya. Banyak orang orang yang datang untuk sekedar mendoakan beliau, tapi kebanyakan orang yang datang bertujuan untuk ngalap berkah. Mengingat kedermawanan eyang Bondho ini semasa hidupnya, mereka berharap mendapat berkah dengan melakukan ritual ritual di tempat itu. Lambat laun, entah bagaimana awalnya, tempat itu dipercaya sebagai istana kerajaan tuyul.

Untuk mendapatkan tuyul di tempat ini, lanjut Pak PT lagi, bisa dibilang gampang gampang susah. Ada peraturan peraturan dan syarat syarat yang harus dipenuhi. Seperti menyediakan berbagai macam sesajen, melakukan ritual, dan mematuhi pantangan pantangan yang telah ditetapkan.

Apa saja sesajen dan pantangannya, tidak akan ane jabarkan disini. Jika agan dan sista penasaran, silahkan datang langsung dan bertanya kepada Pak PT. Lokasinya cukup mudah dijangkau kok, berada di dusun Mbero, desa Palar, kecamatan Trucuk, Klaten.

Memang tempatnya agak jauh dari jalan raya, mesti begitu sudah ada akses jalan ke tempat ini yang bisa dilalui kendaraan roda empat. Untuk lebih mudahnya, agan bisa bertanya pada warga setempat. Tak perlu segan, karena warga disini cukup ramah dan familiar. Jangankan sekedar menanyakan arah jalan, agan dan sista minta diantar sampai ke lokasi inipun, warga akan dengan senang hati mengantarkannya.

Satu lagi, jika datang ke tempat ini, jangan pernah sekali kali berniat untuk memetik daun pohon Ketos ini. Itu pantangan besar guys. Jangankan para pengunjung, warga sekitarpun tak ada yang berani untuk memetiknya.

Masih menurut Pak PT, orang orang yang datang ke tempat ini bukan hanya warga Jawa Tengah saja, banyak juga orang dari kota kota lain di Jawa Barat dan Jawa Timur, bahkan orang dari luar pulaupun ada yang pernah datang ke tempat ini. Dan, biasanya jika ritual mereka untuk mendapatkan tuyul berhasil, mereka akan kembali datang untuk mengadakan selamatan atau syukuran.

Tempat ini biasanya ramai dikunjungi pada hari Jumat dan Sabtu. Pantas saja waktu itu sepi, karena saat itu ane datang pas hari Selasa. Coba ane datang pas hari Jumat atau Sabtu, pasti ane bisa melihat cara cara ritual yang mereka lakukan. Itu juga kalau diizinkan untuk melihat.

Puas melihat lihat dan bertanya tanya, ane dan Gudelpun mohon pamit pada Pak PT. Tak lupa kami menyelipkan selembar amplop sekedar untuk membeli rokok. Sebelum pulang, Gudel sempat nyeletuk ke ane, "Wi, kamu mau melihat tuyulnya nggak? Kalau mau, aku bisa bantu biar kamu bisa melihatnya."

Sebuah tawaran yang menggiurkan. Namun dengan tegas ane menggeleng. Cukup tahu kisahnya dari cerita saja, ane tak berniat untuk bisa melihatnya. Bukan apa apa sih, takutnya itu tuyul nanti terpesona dengan ketampanan ane dan kepincut kan repot jadinya.

Demikian sedikit kisah yang bisa ane bagikan, semoga bisa berkenan di hati para reader semua. Mohon maaf jika ada tulisan ane yang kurang berkenan di hati. Disini ane murni hanya berbagi pengalaman, sama sekali tak ada maksud untuk menyinggung pihak pihak manapun.

Akhir kata ane pamit, sampai bertemu di thread ane yang lain. Ingat, sebaik baik rezeki adalah yang kita dapatkan dengan cara yang halal, jadi jangan menghalalkan segala cara untuk mendapatkan rezeki. Lebih baik hidup sederhana tapi bahagia, daripada hidup kaya raya tapi menderita.

Wassalam.



sumber referensi:
https://www.teamtouring.net
opini pribadi

Gambar:
https://www.teamtouring.net
https://www.beritalima.com


Spoiler for :
Diubah oleh indrag057 27-09-2020 19:54
Fulbahrian
bonita71
knoopy
knoopy dan 51 lainnya memberi reputasi
50
11K
254
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Klaten
Klaten KASKUS Official
338Thread174Anggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.