deniswiseAvatar border
TS
deniswise
Korban Penindasan Komunis China Hadiri Nobar Film PKI di Museum NU


Acara nonton bareng (Nobar) Flm G-30S/PKI di Gedung Museum NU, Rabu (30/9/2020) kali ini, terasa spesial. Bukan cuma karena ada doorprize berupa hand phone, hadirnya para praktisi Falun Dafa (Falun Gong) yang telah lama menjadi musuh ‘bebuyutan’ pemerintah China, khusus Partai Komunis Tiongkok (PKT), menjadi magnet tersendiri.

“Saya berterima kasih kepada panitia, terutama Pak Arukat. Kami (Praktisi Falun Dafa) diberi kesempatan menyampaikan satu patah dua patah kata di momen yang tercatat dalam sejarah Indonesia, yaitu G-30S/PKI. Momen bersejarah ini, nada-nadanya terus direduksi, dicoba untuk dihilangkan dalam catatan sejarah Indonesia. Sehingga generasi kini, hari demi hari, tidak menyadari urgensinya,” demikian disampaikan perwakilan Falun Dafa.

Menurut mereka, komunis adalah iblis jahat terakhir yang masih tersisa di dunia. Sejatinya bangsa Indonesia, adalah bangsa yang selalu beruntung ketika menghadapi ujian dari komunis ini. “Tahun 1948 pemberontakan PKI di Madiun berhasil ditumpas. Dan tahun 1965 juga kekuatan komunis di Indonesia juga berhasil ditaklukkan. Namun seberuntung-beruntungnya bangsa Indonesia, gerakan komunis telah menyisakan luka, darah, air mata, dan lubang-lubang pembantaian,” terangnya.

Mereka juga mewanti-wanti, bahwa, gerakan komunis Tiongkok telah berhasil mengkomuniskan Tiongkok pasca revolusi besar kebudayaan 1949 dan memporak-porandakan tradisi ribuan tahun dan puluhan juta orang menjadi tumbal revolusi komunis yang haus darah dan nyawa.

“Kini rezim komunis Tiongkok tetap bertahan bahkan menjadi kekuatan dunia baru yang mengancam tatanan dunia bebas dan menjadikan dunia tumbal revolusi komunis tingkat global yang lebih besar. Hongkong, Tibet, Muslim Uighuir di Xinjiang, Mongolia, dan Falun Gong adalah bukti nyata kebrutalan komunis,” tegasnya.

Harus diakui, saat ini PKT telah membuat dunia berada dalam penjara pikiran yang diciptakan. Bisa dikatakan dunia sedang mengalami sindrome stockholm paling masif . Sejatinya warga Tiongkok dan dunia sedang dibajak Partai Komunis Tiongkok, namun banyak orang yang malah bersimpati dengan sang pembajak.

“Ancaman Komunis Gaya Baru di Indonesai, tidak lain karena dukungan penuh dari PKT dengan lengan panjang Front Persatuan yang mengalir sampai jauh. Dunia dalam ancaman yang sama dari rezim komunis Tiongkok, maka dari itu, kekuatan anti komunis global harus bersinergi. Tak akan mudah mengganyang PKI atau KGB tanpa terlebih dulu mengganyang PKT,” urainya.

Gerakan anti komunis di Indonesia, sarannya, bisa berkontribusi dan bersinergi dengan gerakan pertisi rejectccp.com dan endccp.com. Membiarkan PKT berlenggang kangkung alias tidak bertanggung jawab atas kejahatan kemanusiaan seperti pembantaian Tiannamen, penindasan Falun Gong, Kamp konsentrasi Muslim Uighur, penindasan di Mongolia dalam dan Tibet, serta Kristen bawah Tanah di Tiongkok, itu sama halmnya membiarkan seseorang yang melubangi bahtera kemanusiaan bersama.

“Anda, kita, dan mereka akan ikut tenggelam. Itu karena sikap diam kita. Ketidakadilkan di suatu tempat adalah ancaman bagi keadilan di semua tempat. Barangsiapa membunuh seoarang jiwa, sama halnya membunuh seluruh umat manusia. Komunisme itu anti Tuhan. Bekerja sama dengan rezim anti Tuhan bukankah berarti membatalkan keimanan. Setuju? Walaupun secara materi mereka mempunyai segala sumber daya di dunia. Hanya satu yang mereka tidak punya. Yaitu Tuhan. Pemilik dan pencipta pencipta dunia dan segala isinya,” pungkasnya.

Hadir dalam acara nobar kali ini, Prof Dr H Aminuddin Kasdi, sejarawan dari UNESA Surabaya, Drs Arukat Djaswadi (Ketua Umum GERAK), Sekretaris Jenderal Gerakan Umat Islam Bersatu (GUIB) Jawa Timur, Ustadz H Muhammad Yunus, Drs H Choirul Anam (Dewan Kurator Museum NU) serta puluhan umat Islam dari berbagai daerah.

“Terima kasih kepada semua pihak, acara berjalan lancar. Terima kasih, khususnya kepada para petugas dari kepolisian, Satgas Covid-19 yang turut membantu kelancaran acara. Dan, ini penting bagi seluruh anak bangsa, karena bagaimana pun dan dalam kondisi apa pun, kita tidak boleh melupakan kekejaman komunis di Indonesia. Jangan sampai kita jatuh dua kali dalam lubang yang sama,” demikian pesan Arukat Djaswadi.

https://duta.co/korban-penindasan-komunis-china-hadiri-nobar-film-pki-di-museum-nu-ganyang-pki-ganyang-dulu-pkt

Jauh aja nobarnya
Diubah oleh deniswise 30-09-2020 13:24
samsol...
scorpiolama
areszzjay
areszzjay dan 4 lainnya memberi reputasi
1
1.5K
29
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
670KThread40.3KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.