Malam Sebelum Penculik Tiba.. (Saat-saat Terakhir Para Pahlawan Revolusi)
TS
rukminiirawan
Malam Sebelum Penculik Tiba.. (Saat-saat Terakhir Para Pahlawan Revolusi)
1 Oktober sebentar lagi menjelang, bagi segenap rakyat Indonesia , ada satu peristiwa kelam dan berdarah yang tidak bisa terlupa. Ini tentang mereka yang gugur kecara keji tepat 55 tahun yang lalu, ini tentang kejinya fitnah para komunis dalam ‘dewan jenderalnya’ yang kelak tidak pernah terbukti, ini tentang Indonesia yang harus ehilangan putera-putera terbaiknya demi membela ideologi Pancasila..
Untuk mengenang para pahlawan kebanggaan kita, saya mau ngerangkum memakai sudut pandang orang pertama mengenai saat-saat terakhir para kusuma bangsa tersebut..
Quote:
1. Letnan Jendral Ahmad Yani
Seharian ini aku memang sangat susah dihubungi dan ditemui, dikarenakan beberapa pekerjaan dan menerima kunjungan sejumlah tokoh, seperti tadi misalnya dimana aku kedatangan Mayor Jenderal Basoeki Rachmat.
Brigadir Jendral Sugandhi, orang terdekat bung Karno hari ini terus berusaha mendatangiku, tetapi akunya tidak ada ditempat dimana ia akan menyamperiku. Akhirnya Brigjen Sugandhi bisa menghubungiku via telepon dan menyampaikan bahwa aku ini harus hati-hati terkait PKI dengan dugaan penculikan. Eh dulu juga Mayjend Parman pernah mewanti-wantiku soal adanya kemungkinan gerakan PKI pada tanggal 19-20 Sepeber 1965, tetapi tidak terjadi apa-apa kok. Intinya harus tetap hati-hati, begitu pesanku pada Brigjen Gandhi.
Malam menjelang subuh ini, anakku Eddy membangunkanku sebab ada yang mencari aku katanya.
Bergegas aku temui, rupanya Cakrabirawa yang memintaku datang ke istana. Aku menyanggupinya dan akan mandi dahulu, eh mereka tidak memperbolehkanku, siapa mereka? Aku ini Menpangad dan kalian hanyalah perwira-perwira bawah.
Akunya sedikit emosi karena sikap mereka yang terkesan tidak sopan, kamu harus memakluminya, bagaimana aku dengan posisi Panglima Angkatan Darat, bintang berjejer 3 di pundak sementara mereka seakan tidak melihat itu padaku, kamu mengertikan? Dan paham mengapa sampai aku menamparnya, dan kukira itu normal oleh refleksnya rasa marahku.
Kutampar pipi salah seorang itu, kemudian secara bersamaan dapat kudengar senjata Thompson yang pelurunya rupanya diberondongkan ke arahku.
Uhh sakit sekali,
Dahulu peluru-peluru ini kupakai untuk membela bangsaku, untuk mengusir penjajah, agar bangsaku bisa merdeka dan bebas dari berbagai hal yang tidak mengenakkan dalam perjajahan, tetapi kini peluru-peluru mereka diberondongkan padaku..
Tubuhku terhuyung-huyung jatuh, tatapan terakhirku aku melihat Eddy yang juga menatap bapaknya ini ambruk, sesaat kemudian penglihatanku gelap..
Isteriku kebetulan sedang tidak dirumah, tetapi kusyukuri sebab tidak mesti melihat suaminya ditembak dan diangkut nista ke mobil,
Ke lubang itu..
Quote:
2.Mayor Jendral Soeprapto
Dalam karir militer, ku akui perjuanganku sampai ke titik sekarang ini sangat panjang. Sewaktu kutamatkan sekolahku di Yogya 1941 lalu akunya mantap ingin masuk militer, lalu kudaftrakan diriku masuk ke akademi militer kerajaan Belanda, eh sialnya Jepang masuk dan aku ditawan lalu dipenjarakan, untungnya diriku licin dan berhasil kabur. Akunya pernah bergabung Seinendan, Syuisyitai, sampai bahkan Keibodan.
Pas Indonesia merdeka, akunya ikut perang untuk membersihkan sisa-sisa serdadu Dai Nippon. Kemudian bergabung ke TKR (Cikal bakal TNI), yang paling berkesan bagiku adalah pernah ikut pertempuran Ambarawa dipimpin Jenderal Sudirman dan aku jadi ajudannya, keren kan?
(akunya tepat di samping kiri Pak Dirman)
Sebenarnya perjalanan karir militerku pasca Indonesia merdeka masih panjang, tetapi aku lebih ingin memberitahumu tentang apa yang terjadi di malam ini..
Pada malam menjelang subuh ini, akunya sedang menyelesaikan lukisanku yang kemudian akan kuserahkan ke Museum Perjuangan Jogja.
Tiba-tiba terdengar gerombolan yang lumayan gaduh datang, aku menghampirinya dan ternyata Cakra, mereka terkesan memaksa saat meminta diriku bergegas ke istana sebab di panggil bung Karno.
Mereka tidak mengizinkanku untuk sekedar berganti pakaian. Hormatku pada panglima tertinggi membuatku ikut padanya.
Kamu tau? Aku tidak pernah sampai ke bung Karno..
Aku dibunuh anak-anak bangsaku sendiri,
Tetapi akunya masih ingin kumpul dengan keluargaku,
Masih ingin berguna untuk bangsaku..
Quote:
3.Mayor Jendral S Parman
Menjelang subuh ini aku terbangun oleh banyaknya burung Gereja di ruang tamuku, aku terbangun dan kamu tau? Perasaanku tidak enak. Tetapi isteriku menenangkanku dan menyuruhku kembali tidur.
Akunya yang tidur kembali terbangun oleh banyaknya burung Sriti di kediamanku. Ah perasaanku sudah semakin kacau.
Gaduh terdengar, aku lihat Carkrabirawa datang di subuh begini. Mereka memintaku untuk menemui presiden, aku menyanggupinya dan berganti pakaian dahulu, lalu kudengar isteriku berkata “mana surat perintahnya?”
Ketika aku diboyongnya ke mobil, aku kaget sekali saat Cakra rupanya banyak dan bersenjata pula.
Dan kamu tau? Akunya tidak benar-benar sampai ke presiden..
Seharusnya aku mengenali dua tanda alam tadi..
Quote:
4.Mayor Jendral MT. Haryono
Bahkan jauh sebelum hari ini, aku sudah banyak firasat tidak enak yang semakin menguatkan diriku bahwa aku tidak akan baik-baik saja dikemudian hari.
Firasat tidak enakku membuat perubahan sikapku yang bahkan anakku menyadarinya.
Sebelum subuh ini kami sekeluarga bangun oleh riuhnya para Cakra itu, mereka mendobrak, uhh tidak beradab sekali, tetapi tidak apa-apa sebab jika mereka bilang permisi dan salam, berarti mereka penculik penuh adab kan hehe
Ku himbau keluargaku agar pindah ke kamar yang aman tatkala si om Bongkoes sudah hampir masuk ke kamarku. Aku matikan semua lampu dan berlari ke suatu arah, akunya pakai kaos putih sehingga mereka melihat bayanganku lari dan..
DORRR!
Akhh rasanya sakit sekali,
Untuk sesaat kusadari diriku tertembak..
Tetapi akunya masih ingin kumpul dengan keluargaku..
Masih ingin berguna buat bangsa..
Quote:
5.Brigadir Jendral D.I. Panjaitan
Akunya pernah resign dari perusahaan kayu karena ingin sekali masuk militer, kemudian minta rekomendasi dari bosku. Berbekal ijazah HIS, raport kelas 3 MULO dan kemampuan bahasa Jepang, akunya diterima jadi Gyugun.
Aku ingin sekali jadi pejuang seperti leluhurku yang pernah berperang dipihak Sisingamangaraja XII.
Karir militerku berkembang pesat, hingga sempat ke Jerman untuk jadi atase militer dan oh iya akunya juga sempat bertemu BJ Habibie muda di sana.
Jadi pada malam jahannam ini, para Cakra itu melompati pagar dan menembaki seisi rumah hingga porak-poranda rumahku. 1 keponanku terluka dan seorangnya lagi meningga terkena berondongan peluru. Kalau kamu lihat kondisi rumahku, kamu pasti akan simpati. Kami di lantai 2, dan mereka masih dibawah sembari menyuruhku turun, ku ambil senapanku dengan maksud menembak dari atas, tetapi malah macet.
Sudahlah, aku tidak ingin ada korban jiwa lagi, dan berharap mereka menyudahi tembakannya ketika aku turun. Ku pakai pakaian kehormatanku, dan topi perwiraku lalu turun menemui mereka.
Mereka berseru memberi hormat tetapi ku acuhkan dan lantas memukul kepalaku dengan menembakku dengan keji..
Kamu lihat di film itu? tatkala puteriku mengambil darahku dengan terisak, lalu melumurinya di wajah? Iya itu asli..
Quote:
6.Brigadir Jendral Sutoyo S
Udara dikamar kerjaku semakin panas saja, padahal telah dipasangi AC. Jika kamu ada pada hari ini dikamar kerjaku, kamu akan melihat aku yang keluar masuk kamar tidak jelas akibat panas. '
Ajudanku kebingungan, ia bertanya tetapi ku jawab tak apa-apa. Kurasa ia ingin bertanya lagi tetapi tidak enak padaku, entahlah.
Akunya merasa tidak tenang terhadap semua yang ku kerjakan. Jam dinding terus berputar dalam keadaanku yang serba tidak enak.
Ketika subuh dini hari, para terntara yang bejibun banyaknya masuk ke halaman lalu merengsek ke rumah.
Mereka panggil aku, “Pak Toyo!” sambil nyuruhku keluar. Isteriku kebingungan karena hendak menelpon tetapi kabelnya diputus.
Mereka memintaku untuk ke Presiden tanpa mampu menunjukkan surat perintah.
Akunya masih berpiyama, tetapi mereka menodongku dengan kasar naik ke mobil. Aku tidak ingin melakukan perlawanan karena itu yang terbaik..
Dan kalian taukan setelahnya apa?
Quote:
7.Letnan Satu Pierre A Tendean
Aku benar-benar tidak menyangka bahwa antara aku dengan Rukmini yang begitu yakin akan segera menikah, akhirnya batal oleh oleh diriku yang kemudian mati ditangan mereka yang menyatakan dirinya Cakra dan hendak menjemput pak Nas, sebenarnya.
Akunya masih ingin bertemu dengan Rukmini, kakak adikku serta orang tuaku yang mulai sepuh.
Mungkin tidak akan tragis begini jika saja dahulu kuturuti pinta ayahku agar masuk sekolah kedokteran sama sepertinya.
Tetapi inilah jalanku, takdirku, toh akunya juga sangat bangga bisa masuk militer.
Dan, selamat tinggal Rukminiku sayang, yang harus menanggung beban sedih akibat diriku yang gugur dan baru bisa mengikhlaskan diri dipersunting pria lain 5 tahun kemudian.
Selamat tinggal keluargaku,
Hari perkimpoianku,
Kekasihku,
Rukminiku..
Selepas tragedi kelam ini, sebanyak 71 Jenderal menandatangani petisi yang bertanggal 5 Oktober 1965 yang menyatakan bahwa apabila isu dewan jenderal itu benar adanya, maka mereka siap dihukum sebagai akibat dari tidak setia pada Negara dan bung Karno.
(sumber foto: akunfacebook Denny K Sabirin (putra Jenderal Sabirin Mochtar))
Namun jika dewan jenderal terbukti tidak benar-benar ada, maka mereka meminta agar nama baik, martabat serta kehormatan para korban pahlawan revolusi dipulihkan, dan PKI yang menyebarkan isu dewan jenderal ditindak tegas.
Dan sampai akhirnya kita ketahui bersama bahwa dewan jederal hanyalah isu belaka..
Spoiler for SUMBER:
[font=Arial]Thread by rukminiirawan
gambar para pahlawan : Google
referensi 1,2,3,4,5,
byan1209 dan 39 lainnya memberi reputasi
38
12.8K
Kutip
390
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!