TS
DanyMartadinata
[COC Reg. Tegal] Menikmati Hangatnya Moci Khas Tegal
Hai..Hai..Hai Gaes
“Tegal”, adalah salah satu kota di pesisir utara Jawa Tengah. Ketika kita melintasi Kota Tegal maka akan melihat deretan poci – poci ( teko kecil yang terbuat dari tanah liat ), yang dipajang di depan kios – kios dipinggir jalan raya. Baik di jalan raya Pantura, atau di jalan raya Talang, yang menghubungkan antara Kota Tegal dengan Slawi, ibu kota Kabupaten Tegal.
Ternyata Tegal sangat terkenal sebagai “ Negeri Poci “ itu pernah disampaikan oleh sejumlah penyair seperti F. Rahardi, Kurniawan Junaedhi. Para penyair tersebut sangat terkesan dengan tradisi minum teh poci juga suasana di Kota Tegal, dan membukukan sekumpulan puisi berjudul “Dari Negeri Poci” dan “Dari Negeri Poci 2”, pada pertengahan tahun 1993 – 1994 silam.
Walaupun Kota Tegal berada di dataran rendah yang tidak memiliki perkebunan teh namun kebiasaan minum teh masyarakat Tegal sangat dominan dari pada kota – kota lain di pesisir utara Jawa Tengah. “Jangan mengaku orang asli Tegal, bila tidak suka minum teh”. Ungkapan ini menegaskan begitu melekatnya budaya minum teh masyarakat Tegal.
Di warung – warung, rumah makan – rumah makan, atau rumah penduduk di Kota Tegal, dijumpai menu minuman teh yang khas, yang disebut Teh Poci. Yaitu teh yang diseduh di dalam poci yang terbuat dari tanah liat. Masyarakat Kota Tegal menamakannya “Tradisi Moci” yaitu sebuah tradisi minum teh dari teko kecil yang terbuat dari tanah liat. Teh khas Kota Tegal sendiri dikenal dengan rasanya yang “Wasgitel”, yaitu wangi, panas, sepet, legi, lan ( dan ) kenthel, dengan tercium juga aroma harum yang berasal dari bunga melati.
Ternyata Tegal sangat terkenal sebagai “ Negeri Poci “ itu pernah disampaikan oleh sejumlah penyair seperti F. Rahardi, Kurniawan Junaedhi. Para penyair tersebut sangat terkesan dengan tradisi minum teh poci juga suasana di Kota Tegal, dan membukukan sekumpulan puisi berjudul “Dari Negeri Poci” dan “Dari Negeri Poci 2”, pada pertengahan tahun 1993 – 1994 silam.
Walaupun Kota Tegal berada di dataran rendah yang tidak memiliki perkebunan teh namun kebiasaan minum teh masyarakat Tegal sangat dominan dari pada kota – kota lain di pesisir utara Jawa Tengah. “Jangan mengaku orang asli Tegal, bila tidak suka minum teh”. Ungkapan ini menegaskan begitu melekatnya budaya minum teh masyarakat Tegal.
Di warung – warung, rumah makan – rumah makan, atau rumah penduduk di Kota Tegal, dijumpai menu minuman teh yang khas, yang disebut Teh Poci. Yaitu teh yang diseduh di dalam poci yang terbuat dari tanah liat. Masyarakat Kota Tegal menamakannya “Tradisi Moci” yaitu sebuah tradisi minum teh dari teko kecil yang terbuat dari tanah liat. Teh khas Kota Tegal sendiri dikenal dengan rasanya yang “Wasgitel”, yaitu wangi, panas, sepet, legi, lan ( dan ) kenthel, dengan tercium juga aroma harum yang berasal dari bunga melati.
Menilik sejarahnya, tradisi meminum teh poci di Kota Tegal sudah lama berlangsung sejak ratusan tahun silam dan sampai saat ini tidak pernah hilang. Hanya saja sulit mengetahui sejak kapan dan siapa yang mengenalkan tradisi itu. Masyarakat Kota Tegal sudah memiliki tradisi meminum teh yang berakar dari Cina jauh sebelum tanaman teh datang ke Indonesia sekitar abad 17. Saat itu daerah pantai utara Jawa Tengah, termasuk Tegal, adalah jalur perdagangan yang ramai karena Kota Tegal memiliki pelabuhan yang besar. Jadi sebelum tanaman teh masuk ke Indonesia, masyarakat Tegal mengkonsumsi minuman teh yang didatangkan langsung dari Negeri Cina.
Begitu dekatnya teh poci dengan masyarakat Kota Tegal sehingga teh poci menjadi Icon di Kota Tegal. Salah satu icon itu adalah Taman poci yang terletak di depan stasiun Kota Tegal dibangun oleh pemerintah Kota Tegal yang berkerjasama dengan Kabupaten Tegal.
Tren meminum teh poci atau “ tradisi moci “ pernah mengalami masa puncak pada tahun 1970/1980. Pada masa itu, penggemar teh poci menikmati kegemarannya minum teh merah pekat kehitaman. Persalut gula batu dari kemasan teh berukuran kecil.
Bungkus teh kecil itu di yakini mendorong timbulnya gaya minum baru. Satu bungkus kecil, ukuran yang sangat pas untuk poci tanah liat yang bisa diminum berulang kali. Bekas bungkusnya pun bisa dijadikan penutup mulut poci.
Kehadiran industri teh di Kota Tegal memberikan keuntungan ekonomi bagi masyarakat di Kota Tegal. Teh yang berasal dari Kota Tegal pada tahun 1985 mulai memasuki pasaran luar negeri dengan produksi andalan teh hijau.
Jadi jika GanSis berkunjung atau melewati Kota Tegal jangan lupa mampir untuk menikmati kehangatan sruputan teh “wasgitel” dari Kota Tegal.
Monggo pinarak
:welcome
Begitu dekatnya teh poci dengan masyarakat Kota Tegal sehingga teh poci menjadi Icon di Kota Tegal. Salah satu icon itu adalah Taman poci yang terletak di depan stasiun Kota Tegal dibangun oleh pemerintah Kota Tegal yang berkerjasama dengan Kabupaten Tegal.
Tren meminum teh poci atau “ tradisi moci “ pernah mengalami masa puncak pada tahun 1970/1980. Pada masa itu, penggemar teh poci menikmati kegemarannya minum teh merah pekat kehitaman. Persalut gula batu dari kemasan teh berukuran kecil.
Bungkus teh kecil itu di yakini mendorong timbulnya gaya minum baru. Satu bungkus kecil, ukuran yang sangat pas untuk poci tanah liat yang bisa diminum berulang kali. Bekas bungkusnya pun bisa dijadikan penutup mulut poci.
Kehadiran industri teh di Kota Tegal memberikan keuntungan ekonomi bagi masyarakat di Kota Tegal. Teh yang berasal dari Kota Tegal pada tahun 1985 mulai memasuki pasaran luar negeri dengan produksi andalan teh hijau.
Jadi jika GanSis berkunjung atau melewati Kota Tegal jangan lupa mampir untuk menikmati kehangatan sruputan teh “wasgitel” dari Kota Tegal.
Monggo pinarak
:welcome
Written by : @DanyMartadinata
Referensi : link
montego. dan 5 lainnya memberi reputasi
6
2.1K
86
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Tegal
242Thread•282Anggota
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru