Yogyakarta - Acara konser dangdut yang digelar Wakil Ketua DPRD Kota Tegal Wasmad Edi Susilo di saat pandemi virus Corona atau COVID-19 jadi sorotan. Wasmad berdalih sudah mengantongi izin meski akhirnya izin itu dicabut saat acara berlangsung.
"Dari mulai RT, RW, Kelurahan sampai pada Polsek Tegal Selatan dan Koramil, semua membolehkan (izin keramaian)," kata Wasmad kepada wartawan di rumahnya, Jumat (25/9/2020).

Pentas dangdutan itu sendiri digelar untuk memeriahkan khitanan dan pernikahan keluarga Wasmad. Acara pentas dangdut ini digelar di Lapangan Desa Tegal Selatan, pada Rabu (23/9) mulai pukul 09.00 WIB-15.00 WIB lalu dilanjutkan pentas dangdut pada pukul 20.00-01.00 WIB dini hari.

Wasmad menyebut dia menyebar seribu undangan untuk hajatan tersebut. Pada hari yang ditentukan, hajatan pun digelar dengan menerapkan protokol kesehatan COVID-19.

"Jadi mulai dari undangan kami sudah tulis di undangan bahwa tamu undangan wajib melaksanakan protokol kesehatan. Kemudian undangan yang masuk dari awal itu sudah mulai disterilisasi, cuci tangan, kita siapkan juga hand sanitizer, dan cek suhu di pintu masuk," bebernya.

Dia menjelaskan pencabutan izin turun saat acara sedang berlangsung. Sementara dia sebagai sohibul hajat, tidak mungkin membatalkan acara karena undangan sudah disebar dan tamu juga mulai berdatangan.

"Kalau pencabutan izin itu datangnya pas lagi acara sedang berlangsung, hingga tidak mungkin hajatan yang sedang berjalan ditutup, karena undangan sudah terlanjur disebar dan tamu sudah pada berdatangan," lanjut Wasmad.

"Daripada menimbulkan pertanyaan, kami melanjutkan karena hanya beberapa jam saja kok. Saya yakin kegiatan hajatan saya, mudah-mudahan semuanya aman tidak kena dampak," sambung Wasmad.
Konser dangdut itu pun mengundang banyak warga yang menonton. Banyak yang mengabaikan protokol kesehatan COVID-19 karena berdesak-desakan dan banyak yang tidak memakai masker.

Akibatnya Wasmad sebagai penyelenggara hajatan pun diperiksa polisi. Dia mengaku sudah dimintai keterangan soal kronologis acara sekaligus Wasmad juga meminta maaf jika hajatannya itu pun menuai polemik.

"Sekaligus saya menyampaikan permohonan maaf sebesar-besarnya kepada seluruh warga masyarakat Kota Tegal, khususnya segenap pemerintahan dan unsur aparat penegak hukum karena sudah kami laksanakan Insyaallah semuanya aman," tuturnya.

Dedy mengaku sempat hadir di acara tersebut. Namun, dia sendiri mengaku tidak tahu soal panggung besar yang ada di Lapangan Desa Tegal Selatan itu untuk konser dangdut. Sepengetahuannya hanya organ tunggal untuk para tamu undangan.

"Kita hadir, cuma waktu hadir saya lebih awal dari jam 11.00 WIB, belum ramai, tahunya siang saja dan juga hanya untuk tamu dan tidak untuk umum," ujar Dedy di Semarang, Jumat (25/9) malam.

Dedy juga mengaku tidak mendapat laporan dari perangkat desa atau camat terkait terselenggaranya dangdutan tersebut karena selain tidak berizin, dirinya juga langsung ke Kota Semarang usai menghadiri hajatan jam 11.00 WIB.

"Itu tidak ada izin hanya hajatan saja sifatnya pemberitahuan. Untuk izin hiburan besar tidak ada. Tidak ada (laporan saat itu), kebetulan saya di Semarang," sebut Dedy.

"Kita barusan evaluasi agar hajatan tanpa hiburan apapun," imbuhnya.

Dedy juga menyampaikan permintaan maaf atas terselenggaranya konser dangdut di saat pandemi itu. Sementara, Ganjar meminta agar Pemkot Tegal segera melakukan tes swab massal kepada para tamu atau warga yang hadir di acara tersebut.

"Tracing, kejar atau di-random dulu. Di pihak keluarga sudah dites hasilnya negatif, mudah-mudah semua negatif," ujar Ganjar.

https://news.detik.com/berita-jawa-t...saat-pandemi/2

Masyarakat tanpa masker ada yg kena denda,ada yg disuruh nyanyi,ada yg disuruh masuk peti mati,ada yang di suruh bersih2 bahkan seorang nakes yg lupa pake masker sepulang kerja pun di suruh sapu jalanan.

Lalu nih orang yg jelas melanggar dan bisa menimbulkan potensi kluster baru ....hukumannya apa....masa minta maap selesai.