Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

perojolan13Avatar border
TS
perojolan13
Pembiayaan Utang Naik, Sri Mulyani: Beban APBN Kita Berat


REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat, realisasi pembiayaan utang sampai dengan akhir Agustus sudah mencapai Rp 693,6 triliun. Nilai ini baru 56,8 persen dari target pembiayaan utang yang tercantum dalam postur APBN 2020 terbaru, yaitu Rp 1.220,5 triliun.

Menteri Keuangan Sri Mulyani, apabila dibandingkan tahun lalu, realisasi pembiayaan utang naik signifikan, yakni hingga 143 persen. Pada periode 1 Januari hingga 31 Agustus 2019, pembiayaan utang pemerintah hanya Rp 285 triliun.

"Beban APBN kita luar biasa berat, dan ini terlihat dari sisi pembiayaan," tuturnya, dalam konferensi pers Kinerja APBN secara virtual, Selasa (22/9).

Dari total Rp 693,6 triliun, sebanyak Rp 671,6 triliun di antaranya merupakan hasil dari penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) neto. Nilai ini tumbuh 131 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu.

Di sisi lain, Sri menambahkan, pembiayaan investasi pemerintah sampai dengan akhir Agustus sudah terealisasi Rp 27,2 triliun. Di antaranya ditujukan untuk investasi ke BUMN yang baru dicairkan sebesar Rp 11,3 triliun, 35,7 persen dari target dalam postur APBN 2020 terbaru, Rp 31,5 triliun.

Sri menjelaskan, penyaluran Penyertaan Modal Negara (PMN) sendiri sudah berjalan on-track atau 11 persen dari target. "Progress penyelesaian sebagian besar dokumen regulasi untuk PMN akan segera dipercepat," katanya.

Sementara itu, postur Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sampai dengan akhir Agustus mengalami defisit Rp 500,5 triliun atau setara dengan 3,05 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Realisasi ini 48,2 persen dari target yang tertuang dalam APBN 2020, yakni Rp 1.039 triliun atau sekitar 6,34 persen terhadap PDB.

Sri mengatakan, realisasi defisit tersebut sangat besar dibandingkan tahun lalu yang hanya Rp 197,9 triliun. Peningkatan belanja untuk penanganan Covid-19 yang diiringi dengan tekanan terhadap penerimaan perpajakan menjadi faktor utama pertumbuhan defisit yang mencapai 152 persen pada tahun ini.

Sri memastikan, pemerintah tetap akan menjaga kondisi APBN di tengah tekanan pandami Covid-19. "Kita tetap harus hati-hati," tutur mantan direktur pelaksana Bank Dunia tersebut.

link


Di sisi lain, Sri menambahkan, pembiayaan investasi pemerintah sampai dengan akhir Agustus sudah terealisasi Rp 27,2 triliun. Di antaranya ditujukan untuk investasi ke BUMN yang baru dicairkan sebesar Rp 11,3 triliun, 35,7 persen dari target dalam postur APBN 2020 terbaru, Rp 31,5 triliun.
anuku20cm
scorpiolama
nomorelies
nomorelies dan 2 lainnya memberi reputasi
3
1.9K
38
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
671.5KThread41.3KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.