Jadi ceritanya gini, satu hari sebelum hari raya idul adha pak RT (yang juga jadi panitia kurban) memposting list nama-nama warga yang berkurban kambing dan sapi di grup whatsapp perumahan. Lengkap dengan jumlah hewan kurban yang diserahkan ke masjid. Ada belasan orang.

Grup awalnya tenang-tenang saja, normal-normal saja sampai muncullah salah seorang bapak yang berkurban bilang kayak gini. "Wah pak RT salah, aku ngasih 2 kambing loh pak, size A malah." Tulisnya disertai emoticon senyum lebar. Pak RT pun buru-buru mengetik menyampaikan permohonan maaf.

Kemudian ada tetangga samping rumah yang menanggapi dengan candaan, "Wah Pak RT salah, aku ngasih 10 onta size Sultan Punya, aku japri ae yo, Gak enak disampaikan di grup." Tulisnya dengan banyak emoticon senyum.

=-=-=
Dari cuplikan kejadian tersebut kita bisa melihat ya, mungkin hal semacam ini juga terjadi di tempat-tempat lain atau mungkin diri kita sendiri. Mampu berkurban saat idul adha, tapi tidak sadar dengan hal yang paling penting yakni berkurban semata mengharap ridho Tuhan Yang Maha Esa, bukan mengharap penghargaan atau pengakuan dari manusia.

Kita juga sering lalai bahwa makna dari 'kurban' adalah bukan sekadar menyembelih hewan dan dipersembahkan kepada orang-orang sekitar, makna sejati dari berkurban adalah menyembelih 'rasa kepemilikan'. 

Coba deh kita tanyakan ke diri masing-masing, kadang emang ya kita itu terlalu cinta pada harta benda serta keluarga kita. Memegang harta terlalu erat, mencintai manusia terlalu tinggi bahkan mengalahkan rasa cinta kepada Sang Pencipta Cinta. Rasa sepeti inilah yang sejatinya harus kita sembelih dalam artian menyadari bahwa segala bentuk nikmat yang melekat dan bersama kita saat ini adalah titipan dari Yang Maha Berpunya. Kita manusia mah cuma ngaku-ngaku saja. Kalo Tuhan berkehendak maka hal mudah untuk mengambil nikmat-nikmat itu.

Nah dari itu lah bro sis semua, TS di thread ini bukan sok suci atau sok alim ya, tapi hal sepenting ini harus sering disampaikan dan sering kita sadari. Biar gak terlena dengan rasa terlalu cinta. Sebab bisa menjelma jadi rasa 'ini aku yang punya'. Oh itu sungguh berbahaya.

Setelah memahami hal ini, semoga kita semua jadi lebih bijak dan tak perlu sakit berlebihan ketika apa yang kita cintai diambil oleh yang Maha Berpunya. Sebab kita tahu pada hakikatnya semua itu adalah titipan. Untuk apa kita berlarut sedih terhadap sesuatu yang sejatinya bukan milik kita.

Sekian ulasan dari TS tentang makna kurban. Semoga bermanfaat. Silahkan dikoreksi barangkali diri ini ada salah. Terima kasih banyak. Salam waras