Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

ptfmAvatar border
TS
ptfm
SEDETIK (Cerita Pendek)


Sebelumnya, buat yang gak sempet baca, bisa denger di video dibawah. emoticon-Wink


Spoiler for Buat yang gak sempet baca.:



***


SEDETIK


Jarum jam membentuk sudut 35 derajat, dengan bagian pendek sedikit bergeser melewati angka 5. Di dalam ruangan sepi berkubikel, seorang pemuda duduk di atas kursi serba hitam. Di dada kirinya, tertempel name tag kecil bertuliskan Adi Suprapto. Dia adalah seorang pemuda rantau, seorang yang bertandang ke ibu kota. CV nya cukup mentereng dengan gelar S1, lulusan salah satu perguruan tinggi terbaik dan IPK lebih dari tiga koma lima.




Quote:


Adi mengetik kata kunci di kolom pencarian. Dua kaca bening tebal menempel di depan wajahnya. Di balik kaca tersebut, dua bola mata tampak serius memandang layar komputer. Dengan teliti, dia menelusuri, halaman demi halaman hasil pencarian. Dia membuka satu - persatu tautan dengan judul meyakinkan.

Keringat meleleh dari dahinya, seiring menghangatnya udara sejak AC dimatikan. Matanya mulai lelah, dan sesekali dia mengelap kacamatanya. Sayang, usaha tersebut berakhir kecewa. Tidak ada satupun yang bisa menjawab pertanyaannya.

Quote:


Adi beralih ke layar kecil smartphone dan membuka aplikasi obrolan. Di bagian atas aplikasi tertulis nama Indira, dengan emoticon hati berwarna merah muda dan panah menembus. Indi, nama milik seorang gadis pujaannya semenjak SMA.

Quote:


Tentu saja pesan tersebut sangat aneh, bahkan bagi Adi. Dengan segera dia menghapus pesan tersebut. Adi kembali lagi ke layar komputer. Dia mengganti kata kunci pada kolom pencarian. Kali ini dia menggunakan kata yang sesuai dengan tujuan awalnya.

Quote:


Kali ini Adi lebih serius lagi memperhatikan satu persatu hasil pencarian. Salah satu tautan akhirnya menarik perhatiannya. Setelah membaca dengan seksama, kali ini dia mendapatkan hasil yang menurutnya masuk akal.


Quote:


Dengan cepat, Adi mengambil smartphone dari meja.


Quote:


Belum sempat pesan dikirim, Adi teringat poin nomor tiga. Dia harus memulai dengan basa - basi yang tidak berlebihan. Adi menghapus kata - kata yang sudah tertulis dan menggantinya.

Quote:


Dengan segenap keberanian, Adi mengirimkan pesan tersebut. Sedetik, tiga puluh detik, semenit, dua menit, hingga lima menit, dua tanda centang masih berwarna abu - abu. Adi meletakkan smartphonenya di atas meja. Adi bersandar ke kursi, pandangannya kosong ke atas, dengan kedua telapak tangan menyatu. Dia menerka - nerka apa yang sedang terjadi.

Adi mulai ragu, apakah ada yang salah ? Bagaimana kalau dia ilfeel ? bagaimana kalau pesan itu dikira pesan dari penipu ? bagaimana kalau dia malah ini dan itu ? Dia memikirkan seribu satu kemungkinan yang mungkin terjadi.

Quote:


Jalan menuju pantry masih seperti biasanya. Hanya saja pikirannya yang sangat  berbeda. Mengaduk teh, kegiatan sederhana, menjadi kegiatan yang begitu kompleks seiring pikirannya melayang. Seperti dalam sebuah teater, Adi melihat layar bioskop menyajikan adegan demi adegan imajiner yang dibuatnya. Otaknya mulai menjalankan skenario demi skenario, menembus batas waktu pergi jauh ke masa depan.



Quote:


Begitulah salah satu babak yang tertulis dalam skenario khayalan Adi. Tanpa tersadar, Adi tersenyum sendiri dalam lamunan, sampai dia mendengar suara.

Quote:


Sahut seorang OB terdengar dan seketika mengakhiri petualangan imajiner Adi. Adi mulai tersadar dan kembali lagi ke ruangan tempat dia mengais rupiah.

Segelas teh hangat diletakkan sedemikian rupa di atas meja. Posisinya sempurna, tidak mengganggu tapi mudah digapai. Adi membuka layar smartphone, berharap setidaknya dua tanda centang sudah berwarna biru, tapi semuanya tetap sama.

Satu teguk teh membasahi tenggorokan Adi. Adi meletakkan smartphone di atas meja dan kembali bersandar ke kursi. Adi melanjutkan lagi pertunjukan bioskop imajinernya.


Quote:


Skenario demi skenario indah dirangkai dalam angan. Lembut dan empuknya awan khayalan, membuai Adi dalam kesemuan. Angin sepoi imajinasi membawa Adi terbang tinggi, jauh dari realita.



Sejenak Adi terlena, sampai bunyi notifikasi menghancurkan dunia fantasi. Secepat itu juga, Adi bergegas meraih smartphone dia.

Quote:


Adi menggerutu dalam diam. Mengandai - andai kalau dia ketemu orang KOMINFO. Dia akan mempertanyakan apa gunanya registrasi nomor seluler dengan KTP dan KK kalau masih banyak SMS seperti ini. Dan tentu itu hanya andai - andai saja.

Adi beralih dari layar aplikasi SMS menuju ke aplikasi obrolan. Matanya melebar ketika dua centang yang tadinya berwarna abu - abu, sekarang berganti menjadi biru.

Adi tidak sempat kaget berlama - lama. Sekarang perasaan Adi bercampur aduk. Kaget yang tersisa, ditambah dengan senang, takut, bingung, diiringi dengan irama detak jantung yang meninggi, bersatu seperti adonan roti yang sembilan puluh sembilan persen, pasti gagal.

Informasi lawan obrolannya sedang mengetik terpampang jelas. Tidak lama setelahnya, pesan balasan sudah diterima.

Quote:


Sekarang Adi bingung akan memberikan balasan apa yang pas. Balasan apa yang kira - kira bisa melanjutkan obrolan dan tetap mengarah ke tujuan.


Quote:


Adi berpikir, setidaknya sebuah pertanyaan akan berakhir dengan jawaban. Kali ini Adi benar. Tidak lama setelah pesan terkirim, ada balasan baru untuk dia.
Quote:


Hati Adi menjadi berbunga - bunga. Adi merasa kalau semesta berpihak kepadanya. Rencananya untuk pulang kampung hari ini, dan menemui Indi besok sepertinya akan berhasil.

Quote:


Bidang pesan baru sudah terisi, tetapi belum juga dikirim. Adi menjadi bimbang tepat sedetik sebelum mengirim pesan tersebut. Dia menimbang, apakah dia mengirim pesan yang terlalu frontal. Apakah basa - basi yang dia lakukan sudah cukup. Apakah Indi tidak salah mengartikan pesan dia.

Cukup lama, sekitar 20 menit dia memandangi pesan tersebut dengan segala benang kusut di kepalanya.


Quote:


Jarum jam, tepat membentuk sudut 45 derajat dengan jarum pendek tepat di angka sembilan. Dengan satu hentakan nafas, Adi mengetuk tombol kirim. Dia meletakkan smartphone di saku celana, mengemasi barang - barangnya dan meninggalkan gedung yang cat nya tampak pudar. Dengan sedikit berlari, Adi menyusuri trotoar ramai pedagang tanpa menghiraukan.

Adi mencegat taksi, memberi arahan ke supir dengan mantap untuk menuju terminal bus. Adi membuka smartphone, memastikan pesannya sudah terkirim. Dua centang berwarna biru terlihat, dan tempat duduk yang nyaman, sekarang terasa panas.



Setengah jalan sudah terlewati, tetapi pesan belum juga terbalas. Adi, membuka aplikasi sosial media. Dia ingin melihat wajah, seorang yang sudah lama dia damba. Dia melihat postingan baru dari Indi, tertulis 35 menit yang lalu. Sejenak dia mencerna makna postingan tersebut. Kemudian, dia memberitahu supir taksi untuk merubah arah, menuju tempat kostnya.

TAMAT


Diubah oleh ptfm 14-09-2020 11:40
bukhorigan
carrpirates
carrpirates dan bukhorigan memberi reputasi
2
734
7
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.6KThread42.4KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.