Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

dispenserrAvatar border
TS
dispenserr
Heboh,Gereja Islandia Tampilkan Gambar Yesus Berpayudara di Bawah Pelangi
Heboh,Gereja Islandia Tampilkan Gambar Yesus Berpayudara di Bawah Pelangi

Sebuah iklan dari Gereja Nasional Islandia untuk menyambut anak-anak ke Sekolah Minggu telah menimbulkan kontroversi. Musababnya, iklan itu menampilkan gambar Yesus Kristus berpayudara besar, memakai riasan dan menari di bawah pelangi.

Direktur komunikasi Gereja Pétur Georg Markan menjelaskan bahwa ini adalah cara merayakan keberagaman. Dia mengatakan gereja percaya itu "positif dan alami" bagi Yesus untuk menarik orang-orang dalam segala bentuk yang mungkin. Dia menekankan bahwa gereja berusaha merangkul masyarakat sebagaimana adanya. (Baca: Dewan Kristen Swedia Kecam Pembakaran Al-Qur'an)

“Kami memiliki semua jenis orang dan kami perlu melatih diri kami untuk berbicara tentang Yesus sebagai 'segala macam' dalam konteks ini. Terutama karena sangat penting bahwa setiap orang melihat diri mereka sendiri di dalam Yesus dan bahwa kita tidak terlalu buntu. Itu pesan yang penting," kata Mark kepada surat kabar online Vísiryang dilansir Rabu (16/9/2020).

“Setiap orang memiliki cara mereka sendiri untuk menafsirkan gambar ini,” kata Guðrún Karls-og Helgudóttir, pendeta gereja Grafarvogskirkja, kepada surat kabar Morgunblaðið.

"Beberapa orang menafsirkannya sebagai trans-Yesus, yang lain menafsirkannya sebagai wanita. Beberapa orang melihat Maria dengan janggut, dan yang lain melihat orang yang genderqueer. Pandangan di dalam gereja sama beragamnya dengan di tempat lain," kata dia menyimpulkan keberagaraman. (Baca: Paus Fransiskus: Bergosib Adalah Wabah yang Lebih Buruk daripada Covid-19)

Gambar tersebut muncul di halaman Facebook Gereja Nasional dan memicu reaksi polarisasi, mulai dari "luar biasa", "hambar" hingga "sangat bodoh". Sementara beberapa orang memujinya sebagai langkah penting menuju inklusi, di mana banyak dari mereka menyatakan itu adalah penghinaan terhadap Yesus dan mengakui perilaku seperti itu adalah alasan mereka meninggalkan Gereja Nasional untuk bergabung dengan jemaat Kristen lainnya.

Meski iklan itu telah dihapus, namun gambar Yesus yang berpayudara itu akan menghiasi bus di Ibu Kota Islandia, Reykjavik, setidaknya selama dua minggu lagi.

Majelis tahunan Gereja Nasional menyesal bahwa gambar Yesus dalam iklan Sekolah Minggu telah menyakiti orang-orang. "Tujuannya adalah untuk menekankan perbedaan, bukan untuk menyakiti orang atau mengejutkan mereka," katanya.

Markan, bagaimanapun, menekankan bahwa majelis tidak meminta maaf dan berpegang pada komitmennya terhadap keragaman. Dia menjelaskan bahwa lebih banyak gambar Yesus oleh artis yang sama akan digunakan dalam kampanye iklan.

“Sebentar lagi, kami akan memperkenalkan lebih banyak personifikasi di mana, misalnya, Anda akan melihat Yesus memberikan kontribusi pada masalah lingkungan," ujarnya.

Biaya kampanye iklan sejauh ini sebesar ISK2 juta (USD15.000), kontribusi utama datang dari kantor uskup dan paroki di wilayah ibu kota.

Gereja Nasional dipimpin oleh Agnes Sigurðardóttir, sosok Ibu Negara yang terpilih sebagai Uskup Islandia pada tahun 2012.

Seperti sesama gereja Lutheran Eropa Utara di Swedia, Denmark dan Norwegia, Gereja Islandia dikenal liberal dalam masalah sosial, dengan mengizinkan penahbisan wanita dan memberkati pernikahan sesama jenis.

https://international.sindonews.com/...ngi-1600272556

memang agama samawi hasil rip-off mitologi pagan timur tengah jauh ini cukup dipandang sebagai penyampai pesan moral yahudi zaman dulu yg sdh ketinggalan zaman,ga sesuai dengan dinamisme peradaban manusia itu sendiriemoticon-Big Grin


Quote:


Quote:


Quote:


ini VALID,dari sekolah jurusan teologi yale university

pembicaranya jg VALID,salah satu profesor yg terbaik dibidangnya old testament/tanakh,namanya christine hayes

christine hayes education :

Hayes attended Harvard University and received her B.A. summa cum laude in the Study of Religion in 1984
. She continued her education at the University of California, Berkeley, (including an exchange year at the Hebrew University in Jerusalem) earning first an M.A. in 1988, and her PhD in 1993.[5] Her PhD dissertation, "Between the Babylonian and Palestinian Talmuds: Accounting for Halakhic difference in selected Sugyot from tractate Avodah Zarah" sought to compare and account for halakhic differences between the two Talmuds.

Scholarship

Hayes' scholarship addresses a wide range of historical, literary, legal, and philosophical topics in biblical and rabbinic literature. Her second book, Gentile Impurities and Jewish Identities: Intermarriage and Conversion from the Bible to the Talmud, is a work of cultural history. It examines the diverse ways in which biblical, Second Temple, and rabbinic sources employ purity language to construct Jewish identity and to inscribe and police community boundaries with varying degrees of porousness. Her most recent book, What's Divine about Divine Law? Early Perspectives, traces two radically distinct conceptions of divine law – Greco-Roman natural law grounded in reason and biblical law grounded in divine being's will -- that emerged in antiquity and confronted one another in the Hellenistic period. According to Hayes, their confrontation created a cognitive dissonance for those who felt compelled to negotiate the claims of both traditions. In a series of interconnected close readings, Hayes charts the creative and conflicting responses to this cognitive dissonance. Second Temple and Hellenistic Jewish authors sought to minimize the distance between classical and biblical understandings of divine law by attributing to the Torah the qualities deemed definitive of the divine natural law by the Stoic tradition: truth, rationality, universality, and immutability. By contrast, Paul sought to widen the gap, representing the Torah of Moses as possessing none of the traits of the Hellenistic divine/natural law and all of the traits of conventional positive law. Hayes argues that a third path was taken by the talmudic rabbis, whose unique and surprising construction of divine law resisted the Hellenistic and Pauline conceptions that would come to dominate the Christianized west.

In 2006, Hayes' Introduction to Hebrew Bible course was selected by Yale as a pilot for the university's Open Courses online platform allowing anyone around the world to access course materials and recordings of the lectures.

In addition to publishing numerous books and publications, Hayes has also dedicated time to institutions supporting Jewish Studies research and scholarship. From 2012 to 2016, Hayes served as the co-editor of the Association of Jewish Studies Review. In 2017, she was elected president of the Association for Jewish Studies.


buku yg ia terbitkan :

What's Divine about Divine Law?. Princeton University Press. 2015. ISBN 978-1400866410. OCLC 1034233639.[note 2]

Gentile impurities and Jewish identities : intermarriage and conversion from the Bible to the Talmud. Oxford University Press. 2004. ISBN 0195151208. OCLC 57502065.

Between the Babylonian and Palestinian Talmuds : accounting for Halakhic difference in selected Sugyot from tractate Avodah Zarah. Oxford University Press. 1997. ISBN 0195098846. OCLC 470282018.[note 3]

Winner of the:

2015 National Jewish Book Award in the category of Scholarship
2016 Jordan Schnitzer Award from the Association for Jewish Studies
2016 PROSE award in the category of Theology and Religious Studies, given by the Professional and Scholarly Publishing (PSP) Division of the Association of American Publishers (AAP)
Winner of the:
2015 National Jewish Book Award in the category of Scholarship
2016 Jordan Schnitzer Award from the Association for Jewish Studies
2016 PROSE award in the category of Theology and Religious Studies, given by the Professional and Scholarly Publishing (PSP) Division of the Association of American Publishers (AAP)
Awarded the 1999 Salo Baron Prize for a first book in Jewish Thought and Literature by the American Academy for Jewish Research.





kangzul
gembaladomba666
indifans28
indifans28 dan 3 lainnya memberi reputasi
-2
3K
76
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita Luar Negeri
Berita Luar NegeriKASKUS Official
79.3KThread11.3KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.