- Beranda
- Berita dan Politik
Mayat Diduga Dikubur Dalam Rumah, Pengelola Pernah Terlibat Kasus Cabul
...
TS
jeduk.duar
Mayat Diduga Dikubur Dalam Rumah, Pengelola Pernah Terlibat Kasus Cabul
Quote:
MEDAN – Warga di kawasan Lingkungan VI, Jalan Pasar 1, Gang Kancil, Kelurahan Tanjung Sari, Medan Selayang, meminta polisi segera membongkar salah satu lantai kamar di rumah eks pesantren yang diduga menjadi lokasi penguburan mayat. Sejumlah warga mengaku curiga adanya dugaan pembunuhan karena pengelola pesantren sebelumnya terlibat kasus fedofilia (pencabulan anak). “Sebelumnya kami sudah masuk ke dalam rumah itu bang, bau kali. Memang aku belum pernah mencium bau mayat manusia, tapi ini memang baunya macam bangkai gitulah bang,” sebut seorang wanita yang mengaku tinggal tak jauh dari lokasi tersebut.
Mereka meminta polisi segera melakukan penyelidikan terkait kasus tersebut untuk memberikan kepastian kepada warga. “Kalau sudah dibongkar kan kami puas bang. Kalau memang gak ada syukurlah, tapi kalau memang ada pembunuhan di situ, kami kan khawatir juga. Apalagi, pengelola pesantren itu sudah pernah kasus pencabulan, disodominya santri. Sekarang kabarnya sudah bebas pula itu,” beber wanita itu, diamini warga lainnya yang juga mengaku sudah masuk ke rumah tersebut sebelumnya.
Meski begitu, wanita itu mengaku tak ingat persis kapan masuk ke dalam rumah tersebut. “Pokoknya rame waktu itu kami ke dalam, tapi gak ingat persis kapan itu. Bau… kali!” katanya sembari kembali menegaskan aroma tak sedap yang sempat tercium. Warga juga mengaku siap membayar ganti rugi kerusakan yang diakibatkan pembongkaran, jika dugaan mereka ternyata tidak benar.
“Udah kami bilang sama Kepling, kalau memang nanti gak ada mayat di bawah lantai itu, kami semua mau mengganti keramik yang rusak. Sama polisi pun sudah kami bilang. Biar pasti aja semua bang,” katanya lagi. Sementara itu, wanita paruh baya yang sebelumnya sempat dibawa beberapa pria menaiki mobil, saat diwawancarai Metro24jam.com mengatakan, saat itu dia dibawa ke tempat salah satu korban pencabulan pengelola pesantren.
“Ooo..! Tadi itu aku dibawa untuk mencari anak yang jadi korban cabul itu. Tapi dia mengaku cuma dicabuli, gak pernah tau soal kamar itu. Katanya, itu kamar rahasia, gak ada santri yang pernah masuk situ,” ungkapnya. Pantauan di lokasi sekira pukul 00.15 Wib, sejumlah personel kepolisian tanpa seragam menginterogasi seorang wanita lain yang sebelumnya mengaku pertama kali mencium aroma tak sedap tersebut. Dalam keterangannya kepada polisi, wanita tersebut kembali menegaskan bahwa setelah mencium aroma tak sedap tersebut, seorang wanita yang juga warga setempat sempat terlihat seperti kesurupan dan meminta agar 4 ubin berbeda di dalam salah satu kamar agar dibongkar.
“Nggak tau kalau ibu itu kesurupan atau tidak, tapi waktu ngomong gitu (meminta lantai dibongkar-red), matanya entah ke mana-mana,” kata perempuan berperawakan gemuk tersebut kepada polisi yang disebut dari Polda Sumatera Utara.
Usai meminta keterangan wanita tersebut, polisi kemudian masuk ke dalam rumah didampingi Kepala Lingkungan (Kepling) setempat.
Salah seorang petugas mengatakan, mereka masuk untuk memeriksa kondisi ubin kamar yang disebut telah diganti.
“Kita mau memeriksa aja dulu,” katanya sembari menutup gerbang pagar. Saat petugas masuk, warga kembali berteriak agar polisi segera membongkar lokasi dimaksud.
“Bongkar…! Bongkar…!” Teriak warga dari luar pagar, namun masih dalam suasana terkendali dan tenang. Sekira 15 menit di dalam rumah, petugas kemudian keluar dan tak lama kemudian langsung meninggalkan lokasi. “Besok (Senin, 14/9/2020) pagi katanya dibongkar,” sebut salah seorang warga. (asp)
Mereka meminta polisi segera melakukan penyelidikan terkait kasus tersebut untuk memberikan kepastian kepada warga. “Kalau sudah dibongkar kan kami puas bang. Kalau memang gak ada syukurlah, tapi kalau memang ada pembunuhan di situ, kami kan khawatir juga. Apalagi, pengelola pesantren itu sudah pernah kasus pencabulan, disodominya santri. Sekarang kabarnya sudah bebas pula itu,” beber wanita itu, diamini warga lainnya yang juga mengaku sudah masuk ke rumah tersebut sebelumnya.
Meski begitu, wanita itu mengaku tak ingat persis kapan masuk ke dalam rumah tersebut. “Pokoknya rame waktu itu kami ke dalam, tapi gak ingat persis kapan itu. Bau… kali!” katanya sembari kembali menegaskan aroma tak sedap yang sempat tercium. Warga juga mengaku siap membayar ganti rugi kerusakan yang diakibatkan pembongkaran, jika dugaan mereka ternyata tidak benar.
“Udah kami bilang sama Kepling, kalau memang nanti gak ada mayat di bawah lantai itu, kami semua mau mengganti keramik yang rusak. Sama polisi pun sudah kami bilang. Biar pasti aja semua bang,” katanya lagi. Sementara itu, wanita paruh baya yang sebelumnya sempat dibawa beberapa pria menaiki mobil, saat diwawancarai Metro24jam.com mengatakan, saat itu dia dibawa ke tempat salah satu korban pencabulan pengelola pesantren.
“Ooo..! Tadi itu aku dibawa untuk mencari anak yang jadi korban cabul itu. Tapi dia mengaku cuma dicabuli, gak pernah tau soal kamar itu. Katanya, itu kamar rahasia, gak ada santri yang pernah masuk situ,” ungkapnya. Pantauan di lokasi sekira pukul 00.15 Wib, sejumlah personel kepolisian tanpa seragam menginterogasi seorang wanita lain yang sebelumnya mengaku pertama kali mencium aroma tak sedap tersebut. Dalam keterangannya kepada polisi, wanita tersebut kembali menegaskan bahwa setelah mencium aroma tak sedap tersebut, seorang wanita yang juga warga setempat sempat terlihat seperti kesurupan dan meminta agar 4 ubin berbeda di dalam salah satu kamar agar dibongkar.
“Nggak tau kalau ibu itu kesurupan atau tidak, tapi waktu ngomong gitu (meminta lantai dibongkar-red), matanya entah ke mana-mana,” kata perempuan berperawakan gemuk tersebut kepada polisi yang disebut dari Polda Sumatera Utara.
Usai meminta keterangan wanita tersebut, polisi kemudian masuk ke dalam rumah didampingi Kepala Lingkungan (Kepling) setempat.
Salah seorang petugas mengatakan, mereka masuk untuk memeriksa kondisi ubin kamar yang disebut telah diganti.
“Kita mau memeriksa aja dulu,” katanya sembari menutup gerbang pagar. Saat petugas masuk, warga kembali berteriak agar polisi segera membongkar lokasi dimaksud.
“Bongkar…! Bongkar…!” Teriak warga dari luar pagar, namun masih dalam suasana terkendali dan tenang. Sekira 15 menit di dalam rumah, petugas kemudian keluar dan tak lama kemudian langsung meninggalkan lokasi. “Besok (Senin, 14/9/2020) pagi katanya dibongkar,” sebut salah seorang warga. (asp)
a s t a j i m
habis ngasah, batu asahnya dikubur
Spoiler for judul kepanjangan:
Mayat Diduga Dikubur Dalam Rumah, Pengelola Pesantren Disebut Pernah Terlibat Kasus Cabul
nomorelies memberi reputasi
1
697
Kutip
11
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
671.2KThread•41KAnggota
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru