Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

saokudaAvatar border
TS
saokuda
Saat Ini, Makan Di Luar Lebih Berbahaya Daripada Naik Angkutan Umum
Saat Ini, Makan Di Luar Lebih Berbahaya Daripada Naik Angkutan Umum

JAKARTA- Makan di luar rumah saat ini kemungkinan memiliki risiko lebih tinggi tertular covid-19 daripada menaiki transportasi umum atau potong rambut di salon. Dalam sebuah studinya, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit di Amerika Serikat (CDC), menyoroti risiko aktivitas, saat orang tidak selalu bisa memakai masker dan mempraktikkan jarak sosial, seperti makan dan minum saat di restoran.

Untuk keperluan studi, para peneliti menganalisis informasi dari 314 orang dewasa yang dites covid-19 di salah satu dari 11 fasilitas perawatan kesehatan di seluruh Amerika Serikat. Semua peserta mengaku mengalami beberapa gejala yang membuat mereka diuji. Sekitar setengah dari peserta ternyata positif covid-19, sedangkan setengah lainnya negatif.

Mereka diwawancarai tentang aktivitas yang mereka lakukan selama 14 hari sebelum gejala muncul. Termasuk pergi ke toko, gym, kantor, salon, bar atau kedai kopi; menghadiri acara keagamaan, menggunakan transportasi umum atau makan di restoran.

Secara keseluruhan, orang yang dites positif covid-19 melaporkan dua kali lebih sering makan di restoran dalam 14 hari sebelum jatuh sakit, daripada orang yang dites negatif.

Begitu para peneliti mengecualikan orang yang memiliki kontak dengan pasien covid-19, mereka menemukan, partisipan yang positif hampir tiga kali lebih sering makan di restoran. Juga hampir empat kali lebih sering pergi ke bar atau kopi dibandingkan mereka yang dites negatif.

Tidak ada aktivitas lain dari survei yang dikaitkan dengan peningkatan risiko covid-19. Para penulis mencatat, salah satu batasan dari penelitian mereka tidak membedakan antara makan di dalam dan di luar ruangan.

"Paparan dan aktivitas saat penggunaan masker dan jarak sosial sulit dipertahankan, termasuk pergi ke lokasi yang menawarkan makan dan minum di tempat, mungkin menjadi faktor risiko penting untuk infeksi SARS-CoV-2," ujar peneliti seperti dilansir Livescience, dikutip Sabtu (12/9)

Para pakar kesehatan pun merekomendasikan kiat untuk mengurangi risiko tertular covid-19 saat makan di restoran. Termasuk mengenakan masker saat tidak makan dan menjaga jarak 1,8 meter dari orang yang tidak tinggal bersama Anda. Kemudian, duduk di luar jika memungkinkan, dan menelepon terlebih dahulu untuk menanyakan apakah semua staf di restoran mengenakan masker saat bekerja.

Bawa Pulang
Di Jakarta sendiri, Pemprov memutuskan untuk menutup sementara seluruh tempat hiburan termasuk yang dikelola oleh Pemprov DKI, selama pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Total mulai pada 14 September 2020. Untuk kegiatan usaha makanan, rumah makan, restoran, atau kafe, diperbolehkan untuk tetap beroperasi di Jakarta.

Akan tetapi mereka tidak diizinkan untuk menerima pengunjung yang makan di lokasi. "Jadi, pesanan diambil, dan diantar, tapi tidak makan di lokasi, karena kita menemukan di tempat-tempat inilah terjadi Interaksi yang mengantarkan pada penularan," ucap Gubernur DKI Jkarta Anies Baswedan.

Buat pengusaha kuliner, keputusan ini pun harus dijalankan. Padahal, dalam masa transisi, mereka sudah mulai berdaptasi dengan menjalankan protokol kesehatan buat pengunjung yang makan di restoran.

"Kaget sih. Untuk gue yang usaha kuliner, ada dua sumber pemasukan, delivery dan dine in. Otomatis PSBB cut dine in, kita lipat bangku, meja enggak bisa dipakai," kata Achmad Pratama alias Toma, bassist band Mocca, seperti dilansir Antara.

Toma yang mendirikan Kedai Gelojoh, menyajikan olahan daging kambing dan nasi goreng rempah. Kini, ia memusatkan perhatian untuk menyiapkan layanan pesan antar yang jadi andalan selama masa PSBB.

Natasha, Co- Owner Kupi+Ruti & For Good Juicery dan Ilham Dwi, Pemilik Qala Coffee & Herbs juga tak kalah terkejut dengan keputusan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang "menarik rem darurat", mencabut kebijakan PSBB Transisi dan kembali memberlakukan PSBB Total.

"Sebagai pelaku F&B, cukup shock," ungkap Natasha. "Karena jujur harusnya ada pembukaan cabang lagi dalam waktu dekat, tetapi ada berita baru ini cukup langsung membuat kami bingung, apa langkah yang harus diambil selanjutnya."

Ilham menyadari keputusan ini memang diambil untuk kepentingan bersama. Namun dia tetap menghadapi kenyataan mengatur keuangan yang terancam menurun.

"Sudah pusing mengatur cashflow di toko, belum balik 100%, sudah drop lagi," tutur Ilham.

Para karyawan yang sudah mulai bersemangat dan terbiasa bekerja di masa adaptasi kebiasaan baru, lanjutnya, akan kembali was-was memikirkan kelangsungan nasib mereka. Apalagi jika pemasukan toko berkurang selama PSBB Jakarta Jilid II.

"Saya sih sebisa mungkin memenuhi semua hak mereka. Tapi sampai kapan kita sanggup bertahan?" serunya.

Tiana Talatas yang memiliki kedai crepes dan waffle di food court Kantin Tuju Tuju, Bangka, Jakarta juga mengaku hanya bisa berpasrah diri.

"Sudah pasrah sih, soalnya dari pemerintah juga enggak ada kejelasan," ucapnya.

Setelah masa adaptasi kebiasaan baru, ia mengatakan, penjualannya belum kembali normal. Ini karena pembelinya sebagian besar anak sekolah yang saat ini masih belajar dari rumah.

"Ditambah ada patroli Satpol PP, jadi kalau ada konsumen yang makan di tempat, sering kena tegur," keluh dia.

Pesan Antar dan Inovasi
Kendati demikian, setidaknya para pebisnis kuliner tidak benar-benar buta dalam menghadapi tantangan ini. Berkaca dari pengalaman saat menjalani PSBB Total sebelumnya, mereka sudah menyiapkan strategi agar bisa bertahan di tengah pandemi. Tiana berniat melebarkan jangkauan penjualan lewat layanan pesan antar.

"Paling mau gencar promosi di model seperti Gofood atau Grabfood karena pasti area sekitar bakal sepi pengunjung."

Penjualan secara daring dan take away juga menjadi fokus dari Kupi+Ruti yang akan menambah varian produk demi beradaptasi dengan keadaan.

"Karena kami basisnya Roti dan Kopi, tentunya berbagai menu kami masih bisa dinikmati konsumen. Hanya saja ke depannya akan ada penambahan rasa juga bentuk yang berbeda agar tidak bosan," ujar Natasha.

Sedangkan Toma "Mocca" akan menghadirkan gimmick yang menarik konsumen untuk menikmati hidangan di kedainya. Selain melayani pesan antar dan take away, ia juga berencana membuat promosi paket makanan dengan harga istimewa, memperbarui menu hingga memberi bonus masker untuk pembelian dengan harga tertentu.

Meski konsumen tidak bisa makan di dalam restoran, pengalaman serupa bisa dirasakan dengan melayani konsumen yang datang mengendarai mobil.

"Yang mau datang tapi makan di mobil, kita layani. Makan di mobil itu saya rasa bagus buat masa PSBB," kata Toma

Sementara itu, Gerai Burger Bros mengaku cukup percaya diri setelah berhasil mendapatkan kepercayaan pelanggan di masa PSBB pertama.

“Berbekal menerapkan protokol kesehatan, penjualan Burger Bros perlahan kembali normal dan stabil,” kata Lisbeth, Co-founder Burger Bros.

Satu hal yang ia pelajari dari PSBB lalu adalah memastikan konsumen merasa aman dalam memesan makanan, adalah kunci yang bakal dipertahankan di masa yang menantang ini.

"Dan yang harus diingat juga, untuk masa sekarang, delivery order adalah metode yang bisa dibilang ‘lebih aman’ karena mengurangi peluang kontak fisik jika dibandingkan dengan dine-in maupun take away," kata Lisbeth.

Lain halnya dengan Kedai kopi Kisaku yang sejak Maret 2020 berinovasi membuat produk yang membuat pelanggan bisa menikmati kopi dari rumah. Selain merilis kopi literan, mereka membuat paket Do It Yourself Kit agar pelanggan bisa meracik sendiri kopi favorit di rumah.

Catherine Halim, Co-founder & Managing Partner KISAKU, akan menjalani PSBB dengan terus menguatkan penjualan secara daring dan berinteraksi dengan pelanggan lewat media sosial dengan konten menarik, seperti tips meracik kopi tanpa harus keluar rumah.

"Kami yakin, meski pemasukan dari penjualan offline berkurang, tapi penjualan online akan tetap stabil sehingga bisnis dapat terus berjalan dengan lancar," ujar Catherine optimistis.

https://www.validnews.id/Saat-Ini--M...kutan-Umum-Gfr

Ngeri gan.. mau coba makan di luar silahkan
Diubah oleh saokuda 13-09-2020 06:08
Crotaftermeting
nomorelies
anon009
anon009 dan 2 lainnya memberi reputasi
3
861
12
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
672KThread41.7KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.