Ingin rasanya aku menceritakan kenapa aku suka video game. Pertama kali melihat video game itu ketika aku masih TK. Itu ketika diajak bertamu ke rumah tetangga, ada pria dan wanita dewasa yang sedang bermain video game bersama-sama.

Pertama kali bermain video game ketika aku berusia 7 tahun. Sejaj usua 5 tahun sempat menonton acara tv yang menayangkan cuplikan video game. Konsol yang banyak dimainkan di masa itu adalah NES, SNES, dan Genesis. Di masa itu juga ada serial kartun Mario Bros.


Ketika libur sekolah, di rumah sepupuku ada NES. Paman dan bibi mengajakku menginap di rumahnya selama beberapa hari. Di sana ada 2 sepupu perempuan yang usianya lebih tua dariku. Dan sepupu laki-laki yang usianya 1 tahun lebih tua dariku. Sebelumnya memang sudsh pernah melihatnya bermain NES, dan itu membuatku tertarik untuk ikut main. Selama liburan itu kami berempat bermain scara bergantian.


Di musim liburan berikutnya, tahun 1996 di runah itu ada komputer. Ketika itu aku berkenalan dengan game PC. Di tahun itu juga papaku memberiku NES. Di ujung tahun 1996 pertama kali melihat PlayStation ketika mamaku sedang mencari toko film. Ketika itu, ada toko film nyambi jualan CD game untuk PS, Saturn, dan 3DO. Toko game juga ada yang jual, tapi masih banyak menyediakan cartridge.


Masa bermain itu pun berlalu. Kemudian acara menginap ketika liburan sekolah pindah ke rumah nenek (adiknya kakek). Di sana keluarga besar berkumpul. Ada paman lain yang memperkenalkan Sega Genesis atau Mega Drive. Papaku pernah beli karena ingin beli


Singkat cerita, ujung-ujungnya aku punya PlayStation sendiri. Meskipun sebelumnya aku pernah main 3DO waktu kelas 4 SD. Itu karena ada Uwa (kakaknya mama) yang bilang punya PlayStation, ternyata salah beli. Sebenarnya punya 3DO.

PlayStation memang termasuk mewah pada masa itu. Teman sekelasku yang baik sering mengajakku untuk bermain di rumahnya, dia juga sering meminjamkan CD PS. Dia tahu aku jarang beli CD PS karena harganya mahal. Ingat dulu berusaha mengumpulkan uang jajan sampai kurus demi memiliki PlayStation. Ikut undian dan ikut kuis di koran juga pernah dicoba. Uang hadiahnya disimpan tanpa pernah dipakai untuk jajan.

Video game memang sangat menyenangkan ketika memainkannya di usia belia. Selama memilih permainan yang pas, kami bisa tertawa bersama, bekerjasama, dan berusaha bersama. Rasa itulah yang dirindukan oleh gamer masa kini.



Ada banyak pengetahuan yang kita dapatkan dari video game. Bayangkan saja, dalam satu keping CD game, sudah memuat banyak cerita. Banyak gambar dan bacaan yang bisa dibuka. Bayangkan ketika sudah memakai BD game. Dahulu cerita RPG terpanjang dimuat dalam 4 CD, kini dalam 1 BD.

Sebenarnya ada banyak keuntungan ketika kita memperlakukan video game dengan benar. Hanya saja ada salah kaprah yang mengatakan bahwa video game membuat pemainnya jadi bodoh. Apakah ada yang masih percaya itu ?


Sejak mengenal PlayStation, ada perasaan ingin menjadi tokoh-tokoh video game. Ketika beranjak dewasa, aku pun tahu acara cosplay. Disitulah tempat untuk berdandan seperti tokoh-tokoh di anime dan video game. Di usia kanak-kanak hanya biss membayangkan saja. Pasti banyak yang pernah merasakan itu. Meski demikian, impian mass itu menjadi kenyataan ketika sudah dewasa. Bedanya, ada selera yang berubah dalam memilih tokoh yang akan dibawakan di acara cosplay.

Ceritaku sampai disini dulu...
Kalau pembahasan ini ramai, aku akan melanjutkannya...

Rinka