• Beranda
  • ...
  • Education
  • Masalah Biaya PJJ September Ini, Cahaya Baru Akan Datang Menyinari!

riwidyAvatar border
TS
riwidy
Masalah Biaya PJJ September Ini, Cahaya Baru Akan Datang Menyinari!



Internet untuk PJJ Bikin Mumet Orangtua soal biayanya? Alhamdulillah Ada Jawaban manis dari doa-doa kita.



Pandemi Covid-19 di seluruh dunia memang memberikan dampak luar biasa dahsyat kalau tidak bisa dikatakan menyeramkan. Bencana kemanusiaan ini melumpuhkan hampir semua sendi kehidupan. Salah satunya yang terpenting adalah dalam bidang pendidikan.

Oleh karena itu sistem tatap muka langsung alias sistem KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) digantikan dengan PJJ. Indonesia sendiri menerapkan PJJ atau kepanjangannya Pembelajaran Jarak Jauh, mulai dari bulan Maret 2020. Lebih tepatnya pada tanggal 9 Maret 2020 setelah menteri pendidikan dan kebudayaan mengeluarkan surat edaran nomor 2 tahun 2020 dan nomor 3 tahun 2020 tentang pembelajaran secara daring (PJJ);dan bekerja dari rumah (WFH )dalam rangka pencegahan penyebaran Corona Virus Disease (COVID-19).

Apa kendala dari penerapan PJJ dan perbedaan apa before dan after pandemi, adaptasi yang perlu kita lakukan, dampaknya serta good news hari kemarin, kulik lagi kuy!



Kendalanya menurut ane ada beberapa antara lain :

1. Internal
Yaitu hal-hal yang mempengaruhi belajar siswa dari dalam dirinya. Misalnya kedisiplinan diri, kemauan belajar tanpa pengawasan guru, godaan main internet karena gabut tidak boleh main keluar rumah, kesadaran untuk bersikap serius dan fokus mengerjakan tugas dari guru dan sebagainya.

2. Eksternal
Faktor eksternal diantaranya adalah kendala keterbatasan waktu, adanya tekanan keluarga antara kebutuhan keluarga dan kebutuhan belajar, kurangnya dukungan di lingkungan sekitar dan masalah keuangan keluarga itu sendiri.

Sebagai contoh, keuangan keluarga. Seperti kita tahu PJJ membutuhkan data internet alias kuota untuk bisa terkoneksi, dan itu membutuhkan biaya/uang pembeli kuota. Padahal pada saat yang sama uang juga terbatas karena adanya keterbatasan ekonomi karena pandemi.

3. Kontekstual
Faktor ini lebih ke masalah alat penunjang PJJ misalnya aplikasi yang ribet. Untuk contoh saja aplikasi zoom yang digunakan live pembelajaran daring tapi belum semua bisa memahami operasionalnya termasuk TS. Atau aplikasi WhatsApp yang sering kehabisan memori karena banyaknya tugas berupa video dan dokumen dalam grup WA kelas. Apalagi jika orangtua atau siswa sendiri gaptek, maka tambah ribet. Misalnya seting WA download semua tanpa tahu bisa diuncheck agar file tidak masuk otomatis.

Hal lainnya jaringan internet yang belum stabil bahkan tidak ada signal sama sekali di daerah tertentu. Apakah misalnya anak di daerah pegunungan atau pelosok tidak berhak belajar?

Makin runyam kalau dalam keluarga keterbatasan ekonomi membuat anak tidak diberi fasilitas ponsel sendiri, melainkan pinjam orang tua, saat orang tua juga membutuhkan untuk WFH atau mencari nafkah menulis, jualan online dan sebagainya. Ponsel yang terpakai terus bisa cepat rusak. Itu menambah masalah lagi.

Nah setelah penjelasan diatas, apa perbedaannya dengan sebelum pandemi ?



1. Sebelum pandemi, siswa bisa dibatasi menggunakan ponsel, hanya sabtu-minggu, atau hari libur. Keponakan ane masih MI bisa disiplin seperti itu. Ketika masa PJJ berlangsung, seharusnya pagi saja memegang ponsel orang tua untuk belajar daring, kenyataannya sampai siang, bahkan malam tetap mau memegang ponsel dengan alasan mengerjakan tugas sekolah. Seringkali diantara waktu tersebut dia tergoda untuk membuka youtube, tiktok, google dan sebagainya. Ini contoh faktor Internal --> kedisiplinan diri

2. Penggunaan internet yang sebelum pandemi hanya waktu weekend saja berubah menjadi setiap hari pagi sampai malam, tentu pembelian kuota internet menjadi boros. Sebelum pandemi katakanlah 35ribu pulsa smart bisa dapat 10 gb cukup untuk sebulan, saat setelah pandemi sudah habis dalam dua minggu saja. Ini contoh faktor Eksternal --> biaya/ekonomi keluarga

3. Signal internet yang sebelumnya kuat dan berlimpah, setelah pandemi kemungkinan traffic data lebih sibuk dan menjadj lemot. Ini contoh faktor Kontekstual --> keterbatasan signal internet.

Lalu langkah adaptasi apa yang bisa kita lakukan, GanSist? Ane uraikan sebagai berikut :
- Peran orang tua sangat penting untuk mendisiplinkan putra-putrinya agar fokus ke pelajaran. Orang tua kalau diperlukan bahkan mesti ikut belajar dan membatasi penggunaan ponsel oleh anak. Cek dan ricek agar tidak kebanyakan main dan melakukan hal tidak penting. Kita berperan jadi guru yang tegas dan disiplin.
- Sediakan anggaran kuota internet yang cukup demi kemajuan belajar di sistem PJJ ini, meski agak mengurangi uang belanja, tak apa semua demi kemajuan pelajaran si buah hati.
- Sesekali biarkan anak atau kalau belum ada sarankan ke sekolah agar seminggu dua kali mengadakan home visiting ke rumah murid secara bergantian dan pembelajaran langsung dengan beberapa murid dengan protokol kesehatan ketat.
- Mau gak mau kita sebagai orang tua harus belajar melek teknologi dan mempelajarinya dengan masif. Sehingga tidak 'dibodohi' murid dadakan kita sendiri.



Dampaknya menurut ane adalah :
- Di sisi internal sistem PJJ akan mengajarkan kemandirian yang tentu sangat bermanfaat di masa mendatang.
- Di sisi ekternal sistem PJJ akan membuat sekat diantara lingkungan, teman-teman anak dan sebagainya, jiwa egois dapat terpelihara subur, tapi dalam kondisi darurat semacam ini, memang mau tidak mau harus begitu. Sisi baiknya hubungan antar anggota keluarga lebih dekat.
- Belajar bisa dimana saja dan kapan saja, dengan teknologi internet dan pengolahan informasi yang makin maju. Asalkan anak-anak mengetahui minat dan bakatnya dengan baik dan diarahkan. Contohnya keponakan ane hobi memasak dan makan, di masa pandemi ini, di sela waktu belajar, mengelola instagram khusus kuliner. Jadi setiap membuat resep makanan baru atau beli makanan enak, dipresentasikan secara rutin di Ig nya.

Nah lalu terakhir apa good news yang ane mau kabarkan? Alhamdulillah keresahan masyarakat dan hasil tirakat kita semua membuahkan hasil. Kemarin siang 28 Agustus 2020 ada berita, semoga asli bukan hoax bahwa mulai bulan depan, 1 September 2020 kata Mendikbud Nadiem Makarim bahwa setiap Siswa Dapat bantuan Internet Gratis 35 GB dan Guru 42 GB Per Bulan. Sedangkan mahasiswa dan dosen mendapatkan kuota gratis 50 GB per bulan. Alhamdulillah.



Rencananya bantuan tersebut akan dibagikan selama masa PJJ, yang berlangsung mulai bulan September hingga Desember 2020.

Simak bantuan selanjutnya:

Quote:


Nah bagaimana GanSist, semoga berita quota grtis ini dapat sedikit meringankan beban orang tua. Semoga ada bantuan lain misalnya paket ponsel murah dan pembangunan tower provider internet di daerah pelosok dan sebagainya. Aamiin.


Stay save di new normal dan selalu sehat dan bahagia. Sampai jumpa lagi di event berikutnya ya?




💻💻💻







Ngawi, 29 Agustus 2020





Sumber :
Opri by @riwidy

Referensi :
klik, klik2

Sumber gambar :
Dokpri
Pinterest : ilustrasi
Spoiler for pins:
Diubah oleh riwidy 28-08-2020 21:47
lianasari993
abahekhubytsany
nana81280
nana81280 dan 6 lainnya memberi reputasi
7
553
10
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Education
EducationKASKUS Official
22.5KThread13.5KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.