Merdeka.com- Puluhan pria di bawa ke kantor polisi dari 1 ruangan apartemen di sekitar daerah kawasan Kuningan, Ke Mapolda Jaya. Semua di ciduk setelah kedapatan membuat pesta seks sesama Jenis ketika masih terjadinya Pandemi Covid - 19.

Semua yang terjarin sekitar 56 Pria Dewasa di bawa kekantor polisi. Hasil dari awal pemeriksaan ini menetapkan sekitar 47 orang menjadi Saksi. Sementara dari 9 orang ini akan ditetapkan menjadi tersangka atas pesta Gay. 

Untuk para tersangka ini memiliki tugas masing masing seperti penyedia tempat, penyelenggara, hingga konsumen nya. 9 Dari tersangka itu terdiri dari TRF, BA, NA, KG, SP, NN, RP, A, HW. Mereka semua dijerat dengan  Pasal 296 KUHP dan atau dengan Pasal 33 Jo Pasal 7 Undang - undang Nomor 44 Tahun 2008 tentang Pornogrofi. Pasal pasal itu  adalah tentang memfasilitas atau mendanai perbuatan cabul. Sanksi nya bisa penjara 15 tahun dan atau denda Rp 7.5 Miliar.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Yunus mengatakan, Komunitas Gay ini berdiri pada Febuari 2018 lalu. Di mana yang menjadi pentolan nya adalah TRF, mereka membuat komunitas dalam medsos," sambungnya.

TRF membuat acara nya lebih kurang sebulan sebelum acara pesta gay digelar. Dimana undangan itu tertulis koempol koempol pemoeda merayakan kemerdekaan. Dalam undangan juga para peserta wajib mengikuti syarat nya.

" Diharuskan setiap perserta menggunakan dress code yang di minta dari panitia dan juga harus memakai masker merah putih. Kemudian dialam komunitas mereka ada yang sebagai siapa yang menjadi perempuan dan siapa yang menjadi laki laki. Untuk sebutan laki laki Top, sedangkan untuk perempuan disebut Bottom atau bisa masuk kedalam kategori kedua nya. Karena ketika pesta dimulai harus di pisahkan agar seperti permainan,".

Dalam undangan itu ada 4 normor yang dapat dihubungi yakni R, B, G dan A. Dimana setiap yang hadir harus membayarkan sejumlah uang nya. " Ini peran nya TRF, penyelenggara, penyewa kamar Hotel, dan menerima 150 uang sendiri, 350 bertiga, menyiapkan snack juga."

Yusri mengatakan, TRF mengaku mendapatkan ide ini dari Pesta yang di lihat dia dari Thailand dan yang dipelajarinya.

"Hasil keterangan yang dari bersangkutan pernah belajar dari Thailand," Kata Yusri.

Berawal mula dari situlah TRF terinspirasi untuk menggelar pesta Gay. sebagai dalang dari pesta ini, TRF juga memiliki banyak peran dalam kesusksesan acara.

Satu di antara sembilan tersangka yang ditangkap ternyata ada yang terkena HIV setelah polisi melakukan serangkaian pemeriksaan termasuk rapid dan swab test.

" Protokol kesehatan tetap diutamakan. Kita lakukan rapid dan semuanya negatif. Di antara sembilan penyelenggara ini, ada satu yang terkena HIV tapi saya tidak bisa sebutkan disini," kata Yusri.

Yusri menambahkan, aktivitas pesta gay yang mereka lakukan hanya mencari kesenangan semata. Usia mereka 20 hingga 40 tahun ke atas, dengan status beragam bahkan ada yang sudah menikah.

Setelah itu kemudian polisi menggelar reka ulang di gedung Ditreskrimum Polda Metro Jaya. Reka ulang ini diperagakan sembilan tersangka. Total ada 26 adegan dilakukan oleh 9 tersangka sesuai peran masing masing. Sejumlah fakta baru terungkap dalam rekonstruksi ini.

Wakil Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, AKBP Jean Calvijn Simajuntak mengatakan, dalam reka ulang ini ada tiga bagian. Pada bagian pertama adalah perencanaan  dari pesta gay di Hotel The Kuningan Suites, Jakarta selatan oleh Tersangka. Pada bagian ini juga dijelaskan bagaimana TRF membayar dan membuat undangan pesta dibantu 8 tersangka yang lain.

" Terakhir pada pelaksanan, mulai pukul 21.00 sampai jam  03.00 Wib, tidak ada satu peserta pun yang boleh kembali sampai jam 03.00 keesokannya," pungkasnya.

Sumber : Merdeka