tutorialhidupAvatar border
TS
tutorialhidup
Aku Di Pelet Suami Ku Di Santet


Peristiwa ini terjadi awal bulan April kemarin. Semuanya bermula saat suamiku, Dedi (nama disamarkan) meminta persetujuanku untuk pasang sticker di kendaraannya. Aku mengiyakan walaupun berat rasanya, karena menurutku itu pemborosan dan sudah terlalu sering ia melakukan perombakan pada kendaraannya.

Mas Dedi menggunakan jasa temannya yang ia kenal mulai SMP. Sebut saja David (disamarkan). Mas Dedi dan David sebetulnya sudah hilang kontak sejak lulus sekolah.

David datang ke rumah kami dengan maksud melihat bahan wrappingnya. Waktu itu juga pertama kali aku mengenalnya. David bercerita kalau dia menduda selama 4 tahun. Sudah yatim piatu. Punya anak satu dan tidak tinggal dengannya. Bahkan istrinya memilih meninggalkannya untuk hidup bersama bos di tempat istrinya bekerja (yang kisah soal istrinya ini belum dikroscek kebenarannya.

Jadi bisa fakta atau karangan saja). Secara tak langsung kisah yang dikatakannya tersebut membuat aku dan mas Dedi iba.

Proses wrapping pun selesai dalam waktu seminggu. Aku ikut mas Dedi mengambil mobil ke rumah David. Itu adalah kali kedua aku bertemu David. Duda itu sering bicara padaku dan mas Dedi untuk minta dicarikan gadis atau janda untuk dinikahinya.

Dua minggu setelah pengambilan mobil, aku merasakan ada keanehan. Aku menaruh perasaan pada David. Hal itu diperparah dengan rasa ilfeelku pada mas Dedi karena suamiku itu sangat tempramen dan suka mengintimidasi (meski tak sampai KDRT).

Rasa yang menurutku tak wajar ini akhirnya mendorongku untuk membicarakannya pada suamiku. Aku terima konsekuensi kalau nanti akan diomeli habis-habisan. Sebab dengan mendiskusikan mungkin aku bisa dijauhkan dari kenekatan yang menjerumuskan.

Setelah aku mengatakan semuanya, kondisi Kesehatan mas Dedi semakin menurun dari hari ke hari. Tiap beberapa jam mengeluh dadanya sakit sampai muntah. Awalnya dikira masuk angin, sudah minum obat sampai ke klinik pun tak kunjung sembuh.

Ingin ke rumah sakit tapi urung karena takut covid. Sempat aku menduga karena ia terlalu shock atas pengakuanku waktu itu. Tak menyangka jika aku bisa setega itu. Sedangkan aku didera rasa rindu yang teramat sangat pada David. Hingga terbawa mimpi.

Aku tak ingat saudara, orang tua, sahabat, bahkan anak dan suami. Seolah pikiranku tertuju padanya saja. Tidak bisa fokus pada hal lain. Sakit punggung sepanjang hari sampai muncul benjolan kemerahan dan dapat berpindah-pindah seiring dimana letak nyerinya. Nyeri kepala yang hebat juga ku alami hingga berhari-hari. Akibatnya pekerjaan rumah sering terabaikan karena itu.

Perasaan yang terlalu besar ini membuatku curiga kalau aku kena guna-guna. Iseng ku buka google.

Semua jawaban atas dugaan tersebut terjawab sudah. Kemudian aku mendatangi dua teman indigo untuk memastikan analisaku. Dua orang itu bilang aku positif kena pelet, namun mereka tak bisa menyembuhkan karena kemampuan mereka hanya sebatas menerawang. Lalu aku bicarakan hasil penerawangan itu ke mas Dedi.

Selanjutnya ia menelepon seorang uztad yang merupakan saudara dari temannya. Alhamdulillah uztad tersebut dengan sepenuh hati dan ikhlas mau membantu, walaupun lokasinya dari kota yang sangat jauh. Pengobatan dilakukan lewat video call. Bukan hanya aku, tapi beliau juga mengobati suamiku.

Dikiriminya do’a-do’a itu meski tak terdengar lewat speaker gawai. Namun reaksinya luar biasa. Mulai kesemutan di kaki, nyeri di punggung, perut, naik ke dada yang membuat mual dan ingin muntah. Lalu berdenging di telinga dan terasa pusing di kepala. Tak lama kemudian hilang lah semua reaksi dari tubuh. Mas Dedi muntah, sedangkan aku tidak.

Aku pikir ritual tersebut sudah selesai, tapi ternyata sang uztad masih melanjutkan pengobatannya pada suamiku. Aneh buatku, karena aku yang kena guna-guna tapi sang uztad seperti lebih fokus meruqyah suamiku.

Seusai proses pengobatan, kami bertanya pada uztad apa yang terjadi. Sayangnya beliau memberi jawaban yang masih samar-samar. Hanya saja ia berpesan dengan tegas untuk meminta kami mengikhlaskan apa yang telah diperbuat oleh si pelaku serta tak melewatkan sholat lima waktu.

Alhamdulillah hati dan pikiranku sudah tenang. Perasaan bucin yang menjijikkan dan bikin bodoh itu hilang seketika. Sakit di sekujur tubuhku berangsur lenyap. Begitu pun dengan Dedi.

Beberapa hari setelah ruqyah, saat malam sekitar jam 1 mas Dedi belum tidur karena dia habis sholat tahajud. Terdengar suara ledakan keras entah darimana sumbernya.

*******

Pada bulan Juni, aku membawa Dedi ke tukang pijat yang sudah aku kenal lama, untuk menyembuhkan sakit dan bengkak di tangannya, karena sudah seminggu tak menyusut bengkaknya. Tangan Dedi begitu karena ia habis menonjok dinding rumah. Iya, tembok yang dipukul. Tak ada pemicu, tiba-tiba saja ia merasa marah yang teramat sangat sampai dilampiaskan dengan cara begitu. Tahu apa yang tukang pijat itu bilang pada kami?

“Ini dibikin sama orang nak! Udah lama ini. Untung kamu kuat, kalau tidak sebenarnya kamu udah meninggal. Ya Allah...”

Lalu wanita itu ke luar rumah dan terdengar memuntahkan sesuatu dengan keras. Aku dan Dedi terkejutnya minta ampun. Niat hanya mau memperbaiki urat di tangan, malah diberitahu kenyataan tersebut.

“Saya gak pernah mijet sampai muntah kayak gini, parah kamu nak.” Kata ibu itu lagi sambil memberitahu siapa pelakunya. Perempuan itu tak melanjutkan pijatannya sampai tuntas lantaran merasa tak sanggup.

********

Bulan Juli

Perasaan dan sakit di badan yang aku pikir sudah hilang ternyata hanya bertahan beberapa minggu saja. Terutama mas Dedi yang paling memprihatinkan, bengkak di tangan belum kunjung sembuh, muntah hampir setiap jam, jadi dia tak bisa bekerja atau melakukan hal berat yang lainnya. Psikisnya terganggu ditambah oleh sifat tempramennya.

Hampir setiap hari dia berusaha bunuh diri. Dengan pisau atau cara yang lain. Belum berhenti di situ, Sampai suatu ketika mas Dedi kecelakaan tunggal. Untungnya ia hanya luka ringan di lutut saja. Waktu itu ia membawa seikat bunga yang habis dia beli untuk diberikan padaku. Kertas dan plastik penghias bunga itu hangus terbakar. Luka di lututnya yang sepele itu tak mengering juga, malah melebar dan infeksi. Obat dari klinik, obat luka tradisional, dan yang beli di apotek semuanya tak ada yang manjur.

*********

Aku dan Dedi akhirnya berobat untuk yang kedua kali, pada seseorang yang kami temukan secara tak sengaja. Takdir bertemu dengan orang ini membuat kami seperti mendapat harapan hidup lagi. Sebut saja namanya mbak Indah. Mbak Indah dan tim ‘spesial’nya yang berjumlah puluhan itu mendiagnosa bahwa mas Dedi terkena santet.
Santet kodam.

Dan pelet yang ada padaku bukan bulu perindu, tapi yang jauh lebih ganas lagi. Apabila tidak sembuh bisa beresiko gangguan jiwa. Mbak Indah dan timnya sangat geram dengan pelakunya, karena sudah merusak ‘pagar ayu’ dan mendahului Tuhan dengan membunuh suamiku secara perlahan.

Tim sakti itu segera ambil tindakan dengan ‘memagari rumah’ kami dan memberi terapi khusus. Setelah diterapi, mbak Indah bilang ada tujuh jin yang mendiami tubuh mas Dedi. Jin-jin itu ada yang ditugaskan sebagai ‘CCTV’, melumpuhkan organ tubuh, membuat luka dan lebam jadi tak sembuh-sembuh, mengubah sifat jadi pemarah, jiwa jadi terguncang, putus asa, dan ada yang paling kurang ajar (maaf tak bisa saya sebutkan apa yang dilakukan).

Alhamdulillah tak perlu menunggu lama, Mas Dedi kini sudah sehat badan dan jiwanya seperti sedia kala. Mbak Indah menjamin serangan magic itu tak akan datang lagi, karena ia dan timnya ‘mengembalikan’ semuanya kepada ‘para pelakunya’. Iya, ‘sesuatu’ itu sampai harus ‘dikembalikan’ pada pelaku dan praktisinya.

~Tamat~

Terimakasih sudah rela membaca. Semoga bisa jadi pelajaran untuk semuanya. Semoga kita selalu dalam lindunganNya.
g3nk_24
arip1992
tien212700
tien212700 dan 15 lainnya memberi reputasi
16
3.5K
14
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.5KThread42.1KAnggota
Terlama
Thread Digembok
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.