Nampaknya cerahnya matahari membuat masyarakat di Indonesia saat ini lebih sering berjemur, bayangkan dirumah ada ac, di kendaraan ber ac, di kantor juga pakai ac. Kapan ketemu mataharinya?

Inilah yang menjadikan efek berbahaya bagi tubuh bila ada yang terpapar. Tidak ada asupan dari sang surya juga membahayakan bagi tubuh.

Setiap harinya pasien covid terus bertambah, peti matipun semakin banyak. Jam malam pun diberlakukan, agar aktivitas manusia tidak terlalu padat.



Bayangkan dokter dan perawat yang terpapar covid ada juga yang meninggal, ini menambah barisan pahlawan di garda terdepan untuk memberantas covid.

Untuk daerah zona merah pun kini bertambah berikut kutipannya,



Wacana lockdown kedua pun menjadi santer terdengar, lantas apa tanggapan masyarakat?



Jelas beragam, bagi yang masih ada gaji, masih ada pekerjaan, masih ada uang lockdown menjadi pilihan utama agar penyebaran covid dapat ditekan. Melihat Cina yang melakukan 2x Lockdown terbukti sukses, kini tinggal menikmati hasil.

Sedangkan bagi mereka yang tak punya pekerjaan tetap, bahkan sudah terkena imbas PHK, apalagi dirumahkan tanpa bayaran jelas mereka akan memilih lebih baik mati di jalan daripada mati di kasur alias dirumah. Herd immunity, yang akan mereka lakukan.

Lantas apa yang harus dilakukan pemerintah saat ini? Bagai buah simalakama, menggenjot ekonomi korban covid semakin banyak. Memperhatikan kesehatan, resesi ekonomi di depan mata.



Asal semua tahu bagi mereka buruh kasar, pedagang musiman, dan sejenisnya, dimana harus bayar sewa ruko, kontrakan rumah, hingga bayaran anak sekolah tentu semakin menjerit dan terjepit kalau saja lockdown kembali dilakukan. Terbukti tidak meratanya bansos menjadi kendala, sepertinya lockdown bukan solusi yang tepat untuk saat ini.

Tapi, sosialisasikan untuk hidup sehat, jangan abai pada protokol kesehatan itu yang diperlukan. Gaya hidup yang baru harus benar-benar diberlakukan dengan ketat, terlebih ketika diharuskan bekerja agar ekonomi Indonesia tidak merosot tajam.

Sangsi tegas memang harus dilakukan pada masyarakat yang bandel, bila angka terus menanjak naik dan mencapai 60- 80% suatu wilayah sudah terpapar dan sembuh berkat imun yang bagus. Maka herd immunity sudah sukses dijalankan, lantas bagaimana dengan yang meninggal?



Do'kan sebagai pahlawan tanpa tanda jasa, kenanglah ia sebagai sosok yang baik. Karena yang dapat hidup masih sangat banyak, anggap saja seperti korban perang.

Namun bila pemerintah mau ambil kebijakan yang memang bijak, dan seluruh kekayaan alam dikerahkan untuk menanggung beban rakyat dimasa pandemi lockdown adalah solusi yang sangat jitu. Kita tunggu saja aksi dari pemimpin negara ini gan.

Tapi saya pesimis lockdown dilakukan sebab kapal sudah oleng kapten. Saya, c4punk see u next thread.








"Nikmati Membaca Dengan Santuy"
--------------------------------------
Tulisan : c4punk@2020
referensi : klik, klik
Pic : google