Kemunculan Play Station 3 memberikan perubahan besar pada desain grafis dalam dunia game konsol. Bila kita memandang ke belakang dan mengingat game-game yang hadir di PS 2, sekarang game-game konsol paling laris itu telah mendapat gelar game legendaris dan beberapa yang tidak terkenang dalam memori kebanyakan gamer, mendapat gelar game klasik. Kemunculan PS 4 memberikan penyempurnaan dari beberapa bagian detail grafis yang kurang dari PS 3. Sementara saat ini yang paling dinanti-nantikan para gamer seluruh dunia adalah sesuatu yang akan ditawarkan PS 5. Bagaimana nantinya PS 5 akan memberikan grafis setara film.



Game yang setiap perilisannya membawakan grafis terbaik melebihi game-game di masanya adalah GTA series. Bagaimana setiap kali perilisannya franchise ini selalu menggemparkan dunia game dengan grafis yang diberikan, jauh melampaui game-game di zamannya. Adapun beberapa trailer entah resmi atau fan made, menunjukan bahwa GTA 6 akan memiliki grafis setara film. Dan bila dibanding dengan beberapa game PS 5 yang menyertainya, GTA 6 kemungkinan akan merajai lagi. 



Tidak hanya style grafis realistis saja yang berkembang, tetapi beberapa developer justru menargetkan grafis game mereka supaya bisa serupa dengan film animasi disney. Style grafis seperti ini mengandalkan desain objek dan karakter yang unik, serta lingkungan yang indah seperti pada imajinasi anak-anak. Salah satunya adalah Kena: Bridge of Spirit yang akan keluar di PS 5 nanti. Tidak realistis, tapi memberikan suatu pengalaman fantasi bagi para pemainnya.



Beberapa game seperti Horizon Forbiden West, Watch Dog Legion, Assasin's Creed Valhalla, tampaknya tidak terlalu mementingkan style grafis yang mereka gunakan. Mereka menggunakan style masing-masing. AC Valhalla yang membawa style The Witcher, WD Legion yang masih berdiri dengan style kakak-kakaknya, Horizon Forbiden Quest yang masih ingin memberikan playernya betapa indahnya dunia karya Guerrilla Games. Mereka semua tidak mementingkan seberapa realistis grafik mereka, yang kalau dilihat dari jauh sama saja seperti grafis kakak-kakak mereka. Mereka lebih mementingkan konten dan open world dengan memanfaatkan kesempatan yang PS 5 berikan terkait no loading screen- nya. 







Membelok kepada multiplayer game, perbandingan dapat kita tujukan kepada empat game, Valorant dan CSGO untuk multiplayer FPS; PUBG dan Fortnite untuk battle royale. Kita tahu jika CSGO lebih dahulu dari pada Valorant, PUBG lebih dahulu dari pada Fortnite. Namun terasa seperti penurunan kualitas grafis, seolah-olah multiplayer game itu menurun grafisnya. Tentu saja tidak. Developer hanya ingin membuat sesuatu yang baru. Sesuatu yang tidak dimiliki oleh game-game pendahulu supaya tidak terkena copyright . Style yang disesuaikan dengan inovatif yang game tersebut berikan. Fortnite dengan style demikian, cocok dengan inovatif bangun-membangun dalam battle royale. Tentunya tidak terbayangkan jika PUBG menggunakan fitur tersebut. Demikian pula Valorant, dengan style demikian cocok dengan multiplayer FPS dengan skill-skill fantasi yang menjadi harga jualnya. Game fantasi gunakan style fantasi, game realistis gunakan style realistis.





Tidak semua game memiliki grafis realistis. Semua disesuaikan baik untuk menyertai fitur, mempertahankan kesuksesan game pendahulunya, atau mempertahankan identitas franchise yang telah dikenal oleh para fans. Realistis bukanlah menjadi suatu point penting penentu game bagus atau tidak. Banyak yang harus diperhatikan. Bahkan jika menggunakan grafis realistis, developer setidaknya harus memikirkan apa alasan gamenya dibeli dan dinikmati. Mengharapkan suatu grafis menurut ane bukanlah suatu mindset seorang gamer, tetapi mencari sesuatu yang lain, itulah cara seorang gamer dalam memilih game. Game baru, pengalaman baru. Inovatif lebih penting dari pada suatu grafis yang realistis.