Gedung yang berada di pusat kota Jakarta, dimana banyak perkara besar untuk kasus-kasus yang cukup menyita perhatian kini terbakar, hari sabtu membawa kabar cerita bahwa gedung Kejaksaan Agung terbakar dan api merambat hingga ke tiap lantai.

Banyak pihak bertanya dimana sistem gedung ketika terjadi kebakaran? Masa tidak ada fire sprinkler? Setidaknya dengan gedung besar dan megah seperti Kejaksaan Agung, pasti akan dibuat system fire sprinkler yang sangat canggih.



System hydrant gedung yang cukup penting juga harusnya dipersiapkan di gedung penting pemerintah, jangan sampai api membesar dan menghanguskan berkas penting di dalamnya.

Melihat gedung Kejaksaan Agung yang sukses dilalap si jago merah bertepatan dengan liburnya para karyawan dan non aktif kegiatan di dalamnya menimbulkan tanda tanya tersendiri?

Hingga ICW yaitu Indonesia Corruption Watch mempunyai pandangan yang mempertanyakan hal itu, apa terbakar secara alami atau disengaja untuk dibakar?



Kasus yang melibatkan banyak perkara besar memang tak bisa di lupakan, dimana ada kasus dugaan tindakan pidana suap yang dilakukan Jaksa Pinangki Sirna Malasari. Wah, sangat menarik ketika teori ini dikeluarkan oleh pihak ICW.

Saya tak mau membahas terlalu dalam masalah tersebut, karena tak ada bukti, tak ada saksi, hanya sebuah tuduhan lepas tanpa adanya penyidik bisa saja salah dan menjadi pencemaran nama baik. Hukum saat ini tak berpihak pada orang kecil yang mengkritik, lebih baik diam, duduk aman dan membela yang bayar hidup wartawan dan para pewarta serta penulis berita akan lebih damai.



Hanya saja ketika gedung Kejaksaan Agung Terbakar, banyak masyarakat yang share iklan Jin yang 8 tahun lalu sempat beredar.

Sebuah iklan yang menarik dengan kontes para Jin dari berbagai negara, semua jin berlomba menjadi yang terhebat.

Sosok Jin dari Indonesia di nilai lebih unggul karena bisa menghilangkan kasus korupsi lebih cepat menjadi sorotan tersendiri, sebuah joke politik yang menjadi rahasia umum. Terlebih bagi penggiat ibadah ngopi di warkop, sungguh obrolan hangat politik, hukum, sampai masalah sosial pun dibahas.



Walau mereka tahu hanya omong kosong, dan tak ada solusi dari para pemeran di Istana, tapi obrolan santai tersebut sering kali dibungkam. Tak jarang dari sebuah wacana, timbul gerakan senyap yang mengakibatkan revolusi. Siapa yang jadi korban ketika revolusi hadir? "Orang Kaya" kenapa?

Banyak kesenjangan sosial terjadi yang akhirnya menyulut mereka yang tidak bisa korupsi jadi maling secara kasar, kerusuhan yang terjadi banyak di akhiri dengan penjarahan. Jadi yang kaya korupsi, si miskin pun maling.



Yang mau lihat si jin ini videonya

Lengkap sudah dunia ini dipenuhi para maling, inilah realitanya. Sebuah kehidupan hewan yang mengandalkan naluri dari alam secara alami dimana siapa yang kuat dia yang bertahan, siapa yang lemah dia dimakan. Saya, c4punk see u next thread.




"Nikmati Membaca Dengan Santuy"
--------------------------------------
Tulisan : c4punk@2020
referensi : klik, klik
Pic : google